Klikbmi, Tangerang – Kamis,21/4 hari ini, Koperasi BMI kembali melakukan aksi bagi rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH). Hibah rumah ini merupakan rumah gratis yang dibagikan Koperasi BMI kepada warga Kp Lukut RT 004 RW 009 Desa Parakan Muncang Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor.
10 fakta yang dirangkum tim redaksi klikbmi.com, nomor 10 selalu diingat. Ini dia fakta-faktanya:
Pertama, Rumah gratis ini merupakan Hibah Rumah Siap Huni ke-359
Koperasi BMI telah membagikan rumah gratis melalui program HRSH sebanyak 358 rumah sampai kemarin. Rumah gratis yang dibagikan oleh Koperasi BMI tersebar 2 propinsi yakni Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Untuk Provinsi Banten antara lain di Kabupaten Tangerang sebanyak 216 unit, Kabupaten Serang sebanyak 60 unit, Kota Serang sebanyak 2 unit, Kabupaten Lebak sebanyak 33 unit, Kabupaten Pandeglang sebanyak 33 unit dan Kota Cilegon sebanyak 1 unit. Untuk Provinsi Jawa Barat, rumah gratis telah dibangun di Kabupaten Bogor sebanyak 11 unit dan Kota Bogor sebanyak 1 unit. Rumah gratis hari ini merupakan rumah ke-359 yang dibangun dari nol dan diserahkan kepada Ibu Emut.
Kedua, rumah gratis ke-12 yang diserahkan di Kabupaten Bogor.
Sebelumnya di Kabupaten Bogor telah dibagikan 11 rumah gratis, hari ini dibagikan 1 rumah gratis lagi. Sehingga total rumah gratis khusus untuk Kabupaten Bogor sebanyak 12 unit.
Ketiga, ini rumah sebelum dibangun dan setelah dibangun Koperasi BMI.
Rumah Ibu Emut merupakan rumah bilik panggung yang sudah pernah roboh di beberapa bagian dindingnya. Agar tidak roboh rumah Ibu Emut ditunjang beberapa kayu. Rumah ini tanpa ada sarana sanitasi yang layak.


Rumah Ibu Emut sebelum dibangun jauh dari kata layak. Sering dijumai banyak tikus di rumahnya yang menjadikan rumahnya jauh dari kata kata sehat.

Keempat, dibagikan kepada kelurga Ibu Emut
Rumah gratis ke -359 ini dibagikan kepada Ibu Emut warga Kp Lukut RT 004 RW 009 Desa Parakan Muncang Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Ibu Emut adalah adalah seorang ibu dari 4 anak, yaitu Hanafi (37) ,Ika (33), Rani(30) dan Latif (27).
Kelima, Ibu Emut adalah anggota baru Kopsyah BMI
Awal bulan Februari 2022 Kopsyah BMI Cabang Nanggung datang ke Pak RT Saepulloh untuk membuka Rembug Pusat, dengan memperhatikan keadaan sekitar akhirnya bertemu dengan Bu Emut.
Bu Emut pun menjadi anggota Kopsyah BMI Cabang Nanggung sebagai anggota penyimpan. Ia belum memanfaatkan pembiyaan di Kopsyah BMI. Ibu Emut merupakan anggota yang termasuk rajin dalam menyimpan. Berjalan 3 bulan menjadi anggota Ibu Emut mendapat anugerah Allah SWT berupa rumah gratis dari Koperasi BMI.
Keenam, total biaya pembangunan rumah Ibu Emut Rp 55 juta.
Total biaya pembangunan rumah Ibu Emut Rp 55 juta. Biaya pembangunan rumah berasal dari Kopsyah BMI Rp 54,4 juta dan sisanya Rp 600 ribu dari infak keluarga Ibu Emut.
Ketujuh, rumah gratis melalui program hibah rumah siap huni dibagikan baik bagi anggota Koperasi BMI maupun masyarakat biasa (non anggota Koperasi BMI).
Koperasi BMI membagikan rumah gratis baik bagi anggota maupun non anggota. Ini berdasarkan pada nilai koperasi yang dianut oleh Koperasi BMI bahwa koperasi harus memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat.
Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI di berbagai acara menjelaskan bahwa kegiatan pembagian rumah gratis melalui program HRSH diberikan kepada anggota Kopsyah BMI dan kepada masyarakat biasa yang belum menjadi anggota Kopsyah BMI. Untuk pembangunan rumah hibah bagi anggota diambilkan dari dana kebajikan. Untuk pembangunan hibah rumah bagi non angota dialokasikan dari dana infak. Dana kebajikan ada persentasi 1 persen dari proses penyaluran pembiayaan kepada anggota yang di dalam lembaga keuangan lain biasa disebut provisi.
Kedelapan, inilah kehidupan Ibu Emut.
Ibu Emut yang memiliki 4 orang anak merupakan Ibu yang gigih dalam memperjuangkan keempat anaknya. Ia juga adalah motivator bagi anak-anaknya. Hanafi (anaknya) berdagang ss cincau untuk membantu kehidupan keluarganya. Ika bekerja sebagai kuli cuci gosok dan Rani bekerja di kandang ayam.
Ketiga anak Ibu Emut tersebut sudah menikah namun berpenghasilan minim atau bisa dibilang pas-pasan.
Anak keempatnya, Latif merupakan satu-satunya anak Ibu Emut yang belum menikah. Hanafi saat ini santri di Kobong atau Pesantren.
Sebetulnya Ibu Emut tidak jarang dibantu anak-anaknya namun dengan bantuan seadanya dan sebisa mungkin.
Ibu Emut bekerja sebagai buruh tani. Dalam sehari jika sedang bekerja Ibu Emut dibayar Rp 30 ribu – Rp 40 ribu. Namun tidak setiap hari ia bisa bekerja tergantung ada tidaknya permintaan.
Ibu Emut sebetulnya telah menikah lagi dengan Pak Somad (68), tetapi nasib baik belum berpihak kepada Ibu Emut, Pak Somad jarang pulang, jarang memberi nafkah, ada dan tiadanya Pak Somad tidak membawa perubahan kehidupan pada keluarga Ibu Emut. Kadang Pak Somad dating setiap 3 bulan sekali dan memberikan nafkah walaupun memang tidak tentu.
Kesembilan, merupakan kelanjutan program yang mendapatkan rekor MURI
Program hibah rumah dari Kopsyah BMI telah mendapatkan 2 rekor MURI. Rekor ini diberikan kepada Kopsyah BMI dan kepada Bapak Kamaruddin Batubara. Rekor MURI pertama diberikan kepada Kopsyah BMI sebagai koperasi pelopor program hibah rumah siap huni. Rekor MURI kedua diberikan kepada Kamaruddin Batubara, sebagai penggagas program hibah rumah siap huni melalui koperasi.
Rekor MURI diserahkan pada tanggal 29 April 2021 saat penyerahan rumah ke -300 untuk Ibu Kusnah dari Kp Pematang, RT 02 RW 01 Desa Bandulu, Kecamatan di Anyer, Kabupaten Serang.
Kesepuluh, dicetuskan oleh Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI
Program hibah rumah ini pertama kali dicetuskan oleh Kamaruddin Batubara, penggagas Model BMI Syariah. Ia membuat satu konsep pengembangan koperasi dengan 5 instrumen dan 5 pilar. Lima instrumen ini antara lain : sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Lima pilar yang dibangun antara lain : ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Pembangunan rumah gratis menjadi pintu masuk dari masuknya sedekah, dan memberikan motivasi bagi koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi dan kesejahteraan anggotanya.
Kepemilikan rumah akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, memotivasi meningkatnya tingkat pendidikan, menaikkan derajat kesehatan, meningkatkan harkat sosial dan memotivasi untuk terus bersyukur serta meningkatkan nilai spiritual.
Ide membangun rumah gratis seperti yang seriang disampaikan oleh Kamaruddin Batubara, salah satunya adalah pengalaman masa kecil. Ia sering bercerita bahwa rumahnya dulu juga diperbaiki oleh orang yang ia tidak kenal, sejak saat itu ia bercita-cita, suatu saat nanti ia akan melakukan hal yang sama setelah diberikan jalan.
Melalui Koperasi BMI, Kambara sapaan akrab penulis Buku Model BMI Syariah ini mewujudkan mimpinya membangun rumah-rumah yang tidak layak huni, alhamdulilah sampai hari ini sebanyak 359 rumah gratis dibagikan kepada yang berhak menerima. (Sularto/Klikbmi)