Jakarta, klikbmi.com – Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi narasumber dalam Simposium Nasional Milad Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke 57 di KAHMI Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 6 September 2023. Simposium ini membawa tema Menguatkan Peran Koperasi Menuju Indonesia Emas 2045.
Sambutan Deputi Perkoperasian Kemenkop UKM RI Ahmad Zabadi dan Sekretaris Majelis Nasional KAHMI Syamsul Komar menjadi pembuka simposium ini.Selain Kamaruddin Batubara, panitia simposium juga membawa dua narasumber lainnya yakni Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Prof Euis Amalia dan Ketua Induk Koperasi (Inkop) Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Muhammad Nasir.
Deputi Perkoperasian Kemenkop UKM RI Ahmad Zabadi memperkenalkan Koperasi BMI telah membangun 426 rumah hibah untuk anggota dan warga dhuafa. BMI menjadi bukti bahwa koperasi adalah solusi dari berbagai kesulitan masyarakat keluar dari kemiskinan menuju kesejahteraan bersama. Tidak hanya lewat produk bisnis simpan pinjam dan pembiayaannya, namun juga lewat kegiatan Zakat, Infak, sedakah dan wakaf (ZISWAF).
”Sengaja kita undang Pak Kambara (Kamaruddin Batubara)karena Koperasi BMI telah mewujudkan mimpi orang- orang yang susah membangun rumah. Dan 90 persen anggotanya merupakan masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp2 juta pebulan,” jelasnya disambut tepuk tangan para peserta simposium.
”Kopsyah BMI pun berhasil dengan mengakselarasi bisnisnya hingga asetnya sekarang Rp1,1 triliun. Jadi Pak Kambara, bisa 2-3 tahun ini anggotanya sampai 1 juta? ,” tanya dia.
”Tidak mudah pak,” jawab Kambara.
”Kalau 500 ribu?” tanya Ahmad Zabadi lagi.
”Insya Allah bisa,” jelasnya.
”Mengapa saya dorong? karena akselarasi bisnis koperasi BMI patut dicontoh. Bagaimana di tahun 2013, asset Kopsyah BMI baru puluhan miliar sekarang sudah hampir Rp1,5 triliun dengan jumlah anggota sampai 230 ribu orang. Dan paling membanggakan, membangun holding koperasi yang bernama Koperasi BMI Grup,” lanjutnya.
Ahmad Zabadi mendorong para intelektual KAHMI punya peran penting menguatkan koperasi. Akan salah arah jika KAHMI bicara ekonomi nasional, tapi tidak membawa isu koperasi saat ini.
”Kita ingin KAHMI berperan menguatkan Pasal 33 UUD 1945 sebagai pedoman ekonomi nasional kita. Meski ada perubahan amendemen, Pasal 33 masih autentik tidak menghilangkan maknanya. Kita dari KAHMI akan sesat pikir jika ingin mendegradasi koperasi dengan badan hukum lainnnya. Karena koperasi adalah pondasi ekonomi kita,” jelasnya.
Di ekonomi global, sambung Zabadi, bahwa untuk menghadapi dinamika ekonomi dunia adalah dengan berkoperasi. Karena koperasi adalah usaha untuk kolaborasi dan bersinergi. Seperti Bank Swiss, sebuah bank koperasi yang tetap bertahan di tengah pandemic dan kini masuk sebagai bank terbesar ketiga di Swiss. ”Karena koperasi bisa bergerak di seluruh sektor bisnis,” paparnya.
Zabadi mengatakan, Kemenkop mendorong lahirnya Konglomerasi Koperasi seperti yang dibangun Koperasi BMI. Karena konglomerasi yang kita kenal adalah monopoli oleh perusahaan segelintir orang. Mindset itu kita ubah dengan melahirkan konglomerasi koperasi yang dimiliki rakyat kebanyakan.
”Bahwa dengan berkoperasi adalah mewujudkan kesejahteraan bersama. Tanpa koperasi maka Gini Ratio di Indonesia tetap menjadi timpang. Bagaimana ekonomi Indonesia masih dikontrol beberapa orang. Koperasi menjadi pondasi ekonomi Indonesia. Dan memberikan kesempatan seluas-luasnya koperasi harus masuk ke segala lini dan tidak boleh ada lagi larangan-larangan parsial koperasi ke bisnis-bisnis yang lain,” jelasnya.
Dalam materinya, Kamaruddin Batubara menerangkan Koperasi BMI Grup adalah konglomerasi koperasi yang dijiwai oleh sosiopreneur, dengan orientasi pada lima pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Koperasi menghadirkan sumbangsih yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.
”Dalil Koperasi adalah Al Maidah ayat 2 saling tolong menolong dalam kebaikan. Karena tujuan berkoperasi adalah memberikan benefit, manfaatnya untuk anggota, baru kedua adalah keuntungan,” terangnya.
Kontribusi sosial koperasi diwujudkan melalui beragam program salah satunya adalah pembangunan rumah gratis untuk anggota dan non anggota melalui program hibah rumah siap huni (HRSH). Satu program luar biasa yang menjadi benchmark koperasi di Indonesia. ”Kekuatan inti koperasi adalah anggota, sejahterakan dulu anggotanya, koperasi akan kuat,” paparnya.
Kambara mengatakan bahwa saat ini ia tengah gencar mensosialisasikan wacana peradaban baru koperasi Indonesia. ”Perabadan baru koperasi Indonesia adalah 5 poin penting tentang koperasi Indonesia masa depan. Koperasi harus besar, koperasi harus dikelola professional, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus punya ruh pemberdayaan, dan koperasi harus peduli sesame,” jelasnya.
Alumni IPB University itu menyampaikan model pengembangan Koperasi BMI Grup sebagai konglomerasi koperasi. Seperti amanah pasal 43 ayat 3 UU 25 Tahun 1992 bahwa koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat. Ia jelaskan bahwa Koperasi BMI Grup terdiri dari Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) sebagai holding.
Lalu terdapat 3 koperasi primer yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang bergerak di sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah di 100 cabang. Kemudian Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI). Total anggota 296 ribu dan semua badan hukumnya koperasi bukan perseroan terbatas (PT).
”Di Kopmen BMI, kita memiliki 185 gerai BMI Point yang tersebar di pasar-pasar di 9 Provinsi. Kopmen BMI juga menggerakkan bisnis otomotif lewat penjualan sepeda listrik, sepeda roda dua dan kendaraan roda empat. Kemudian usaha toko bangunan, saat ini kita sudah punya 4 unit untuk memenuhi kebutuhan produk rumah tanpa DP, rumah komersil dan program hibah rumah siap huni lalu ada divisi elektronik yang menyuplai kebutuhan handphone/gadget untuk anggota. Saat waktu Covid kita mampu membawa omzet Rp4 miliar sebulan karena sekolah diliburkan,” jelasnya.
Sementara di Kopjas BMI, sambung Kambara, BMI memiliki usaha percetakan, konstruksi, Mekanial dan Elektrikal (bengkel) serta tour travel (umroh, haji dan wisata) yang kesemuanya untuk kebutuhan anggota. ”Semua ini kita lakukan untuk menggerakkan motor sirkuit ekonomi koperasi untuk memenuhi kebutuhan anggota menuju kesejahteraan bersama,” jelasnya.
Sementara di koperasi BMI tengah merampungkan destinasi wisata Bukit Mustika Indonesia di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Kemudian, Koperasi Sekunder BMI juga mengelola platform pendidikan pelatihan dan pemberdayaan digital bernama BMI Institut. Di BMI Institut, Koperasi BMI juga memiliki incubator bisnis koperasi guna mendorong peningkatan kewirausahaan anggota hingga berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.
Sekretaris Majelis Nasional KAHMI Syamsul Komar mengatakan, simposium ini merupakan upaya yang sungguh-sungguh menguatkan koperasi di Indonesia. ”Kita menghadirkan para pakar-pakar koperasi untuk mengaktualisasikan dan mengimplementasikan pikiran-pikiran kita agar koperasi menjadi soko guru ekonomi Indonesia,” paparnya.
“”Harapan kita agar banyak kader-kader HMI untuk mengembangkan koperasi di Indonesia. Ke depan, KAHMI akan membuat agenda KAHMI Summit yang berisi para pakar dan intelektual KAHMI,” paparnya.
”Dalam KAHMI Summit, kita akan mengundang tiga calon presiden untuk membicarakan tiga hal penting dala Rekonstruksi Paradigma Pembangunan Nasional di bidang hukum dan pemberantasan korupsi, Ekonomi dan SDM dan politik & demokrasi, kami ingin koperasi menjadi bagian penting dalam rekonstruksi Indonesia,” tandasnya. (togar/humas)
Maju terus Kopsyaj BMI