Koperasi BMI Besar Karena Diisi Orang-orang Setia

BMI Corner

Tangerang, Klikbmi.com –  Loyalitas dan kesetiaan anggota Koperasi BMI ditunjukkan dari keaktifan anggota dalam memupuk permodalan koperasinya. Bukan hanya permodalan, kesetiaan juga ditunjukkan dengan sikap tanggung jawab dan kesadaran anggota dalam menjalankan amanah pembiayaanya. Untuk membangun kesetiaan, dibutuhkan komunikasi yang efektif antara anggota dan pengelola.

Bentuk kesetiaan itu dipaparkan secara lugas oleh tiga pengurus Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) di hari kedua Diklat Staf lapang angkatan pertama di Istana Nelayan Hotel Kota Tangerang , Sabtu 2 September 2023.

Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus : Koperasi BMI besar karena diisi orang-orang yang setia, setia merawat dan membesarkan BMI.

Ada tiga materi dengan tiga narasumber di hari kedua ini. Diantaranya ; materi simpanan, pinjaman dan pembiayaan oleh Direktur Keuangan Makhrus. Dilanjutkan mitigasi risiko oleh Direktur Kepatuhan dan Risiko Sondari dan terakhir materi komunikasi rembug pusat oleh Direktur SDM Agus Suherman.

”Kopsyah BMI besar seperti sekarang karena diisi oleh orang-orang setia. Orang-orang yang senantiasa merawat dan membangun BMI. Yang siang malam berfikir bagaimana membesarkan BMI,” kalimat terucap dari Makhrus saat membuka presentasinya.

Makhrus mengawali materinya dengan pengertian modal koperasi. Modal koperasi dibagi menjadi dua modal sendiri dan modal pinjaman dalam Pasal 41 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sementara modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, Bank dan lembaga keuangan lainnya (baik dalam dan luar negeri), penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lain yang sah.

Makhrus berinteraski dengan peserta Diklat Staf Lapang Kopsyah BMI.

Makhrus juga menyampaikan produk simpanan Kopsyah BMI. Yaitu modal sendiri meliputi simpanan pokok dan simpanan wajib. Kemudian modal kerja diantaranya simpanan sukarela,, berjangka, umroh, haji, qurban,pendidikan, sanitasi dan air, hari tua, Idul Fitri, Tamasya dan Simpanan Saham. Termasuk segala keuntungan dan manfaat dari simpanan-simpanan tersebut.

”Semakin besar simpanan, semakin baik simpanan di BMI, maka Koperasi BMI mandiri. Karena dengan begitu kita tidak mengandalkan pihak ketiga (bank dll) dan hanya mengandalkan anggota,” paparnya.

Makhrus menuturkan, pengetahuan staf lapang terhadap produk adalah hal yang penting dalam menginformasikan keunggulan produk simpanan dan pembiayaan BMI kepada anggota.

”Promosi akan berjalan baik jika kita para staf lapang bisa menyampaikan keunggulan dari produk kita. Semakin baik promosinya maka semakin banyak anggota yang menyimpan di BMI dengan begitu semakin dekat kita terhadap kemandirian koperasi,” jelas Makhrus.

Direktur Kepatuhan dan Risiko Kopsyah BMI Sondari : Kawan-kawan staf lapang wajib merawat rembug pusat untuk menghindari risiko pembiayaan.

Materi berikutnya disampaikan oleh Direktur Kepatuhan dan Risiko Kopsyah BMI Sondari. Pria dengan pengalaman 20 tahun di Kopsyah BMI menjelaskan dengan detil mitigasi risiko pembiayaan anggota dan Non Performing Financing (NPF).

Pada prinsipnya yang harus diperhatikan dalam penanganan NPF adalah keterbukaan petugas, tanggung jawab bersama, kualitas rembug pusat, solidaritas anggota, pembinaan yang berkelanjutan kepada anggota dengan merawat rembug pusat.

”Untuk itu, anggota yang sudah mendapatkan penyaluran, harus kita bimbing agar uang tersebut digunakan tepat sasaran dan diajarin bahwa keuntungan dari usahanya ditabung, kita ajarin agar ekonominya terangkat. Jika anggotanya bingung dan bimbang dengan usaha, arahkan ke usaha yang lebih menguntungkan,” paparnya.

Kawan-kawan staf lapang tolong ingatkan kepada anggota, bahwa uang pembiayaan yang diterima adalah amanah 230 ribu anggota Kopsyah BMI, amanah itu harus dipertanggung jawabkan. Karena kita anggota koperasi, karena koperasi itu gotong royong dan tolong menolong.

”Staf lapang juga harus tegas bahwa pembiayaan yang diterima digunakan untuk usaha, bukan konsumtif. Maka saat akad pembiayaan, sampaikan pesan bahwa uang yang diterima milik seluruh anggota koperasi maka harus amanah. Kemudian, petugas staf lapang harus peka dan sensitif terhadap kemajuan usaha anggota. Lihat progres kemajuan usahanya, kalau menguntungkan ajak anggota untuk menyimpan di BMI,” jelasnya.

Di akhir materinya, Sondari menekankan kepada staf lapang untuk mengingatkan kepada anggota bahwa anggota adalah pemilik Koperasi sehingga mereka akan memberikan yang terbaik untuk organisasinya. ”Staf lapang harus menjiwai pekerjaanya, kalian harus merawat rembug pusat semakin berkualitas, kawan kawan terus aktif mengajak anggota disiplin mengikuti rembug pusat dan menambah simpanannya,” terang Sondari.

Dalam materi komunikasi rembug pusat, Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman menekankan para staf lapang memiliki kapabilitas dan etika berkomunikasi. Sehingga informasi bisa disampaikan dengan baik.    

Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman : Jadilah staf lapang yang dipercaya, beretika baik dan berkomunikasi baik untuk merawat rembug pusat semakin baik.

“Jadi saat rembug pusat kawan-kawan bisa meyakini anggota bahwa saya adalah petugas lapang, dipercaya, disiplin, promotor, beretika baik, punya kompetensi dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik,” jelasnya.

Secara teori, tambah Agus, komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan mengunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua belah pihak. Dijelaskannya, sesuatu interaksi yang disebut komunikasi karena beberapa komponen yakni ide dan gagasan, pemberi pesan, media atau platform, dan penerima pesan tersebut.

”Lahirkan dahulu apa ide dan gagasan saat mau menyampaikan kepada anggota. Dibutuhkan pembendaharaan kata yang banyak dan dimengerti oleh anggota saat berinteraksi dan sampaikan pesan itu secara sopan dan terarah, baik secara verbal dan non verbal,” jelas Agus.

Dengan komunikasi yang baik, rembug pusat semakin berkualitas.

Dalam pemaparannya, Alumni Magister Fakultas Manajemen Ibnu Khaldun Bogor itu juga mengajarkan selling skil dan penanganan komplain. Dengan komunikasi yang baik, anggota bisa memahami produk pembiayaan dan simpanan sesuai kebutuhannya. Tapi perlu diingat, anggota juga punya persepsi yang sama dengan kebutuhannya.

”Kita yang berada di sini adalah pelayan anggota, catat apa yang menjadi komplain anggota, simak komplainnya, dikonfirmasi ulang dan selesaikan dengan bertanggung jawab. Buktikan komitmen kita melayani anggota secara solutif,” jelasnya.

“Kalian adalah staf lapang Kopsyah BMI. Dan tuntutlah diri kalian untuk berkomitmen menunjukkan sesuatu terbaik bagi Kopsyah BMI,” tandasnya. (togar/humas)


Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *