Mahabbah Pada Guru, Ustadz Solihin Fokus Merehabilitasi ODGJ Dan Orang Ketergantungan Narkotika

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Jumat, 12 Agustus 2022 | 14 Muharram 1444 H | Oleh : Ustadz Casmita

Klikbmi, Tangerang – Sungguh, cinta adalah perkara yang sangat agung lagi mulia. Cinta memiliki kedudukan tersendiri dalam diri tiap manusia. Cinta dapat menjadi santapan lezat bagi hati. Cinta juga merupakan makanan bagi jiwa. Cinta pun akan sedap bila dipandang oleh mata (Qurratul ‘ain). Jika cinta telah mati, orang akan hidup seperti dalam kematian. Cinta merupakan cahaya, jika ia redup atau mati maka cahaya pun mati dari hati seseorang.

Cinta merupakan nikmat. Orang yang tidak mendapatkan cinta, hidupnya akan dipenuhi dengan kegelisahan dan penderitaan. Ibnu Taimiyah rahimahullah katakan,“Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan kewajiban yang paling mulia dan merupakan pondasi bagi keimanan yang kuat, juga merupakan pondasi bagi setiap perbuatan yang berhubungan dengan aqidah syariat Dienul Islam.”

Cinta yang dikenal dalam bahasa Arab Mahabbah berasal dari kata ahabbah-yuhibbu-mahabbatan, yang secara bahasa berarti mencintai secara mendalam, kecintaan, atau cinta yang mendalam. Al- Mahabbah dapat pula berarti al-wadud, yakni yang sangat pengasih atau penyayang. Selain itu, al-mahabbah dapat pula berarti kecenderungan kepada sesuatu yang sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual.

Seperti cintanya orang yang kasmaran pada yang dicintainya, orang tua pada anaknya, guru kepada muridnya atau murid kepada gurunya, seseorang pada sahabatnya, seorang murid kepada ilmunya, suatu bangsa terhadap tanah airnya, atau seorang pekerja pada pekerjaannya. Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat pula berarti suatu usaha sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat ruhaniah tertinggi dengan tercapainya gambaran yang mutlak, yaitu cinta kepada Allah SWT.

Begitulah yang dialami Ustadz Ahmad Solihin, ia pernah mengalami kelainan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Ia juga santri yang taat kepada gurunya. Karena cintanya pada guru, ia selalu gelisah saat ia belum mampu melaksanakan pesan gurunya. Pesan guru padanya setelah sembuh dari ODGJ ia harus membantu ODGJ lain. Gurunya dengan jelas berpesan untuk  membantu, merawat dan memberikan perhatian ODGJ agar sembuh. Saat itu Ustadz Ahmad Solihin sedang sukses-suksesnya menjadi konsultan peternakan ayam boiler.

Singkat cerita, Ahmad Solihin yang seorang santri tiba-tiba mengalami guncangan berat dalam jiwanya sehingga harus direhabilitasi di Yayasan Darul Iman daerah Jakarta. Beberapa bulan dalam perawatan Ustadz sembuh dan diminta mengabdi di yayasan ini untuk merawat ODGJ lainnya sambil belajar ilmu-ilmu tentang kejiwaan. Karena ketekunannya gurunya sangat mencintainya begitu juga dengan beliau sangat mencintai gurunya. Sebagaimana pepatah arab mengatakan “ Ridho seorang guru jauh lebih mahal daripada Ilmunya”

Ahmad Solihin yakin akan keberkahan ilmu dari gurunya dan berharap agar dapat berkumpul di syurga-Nya sebagaimana hadist Riwayat Bukhori dan Muslim “Seseorang akan dikumpulkan bersama yang ia cintai”.

Setelah selesai mengabdi dan belajar di Yayasan Darul Iman Ahmad Solihin Ppulang dan mendapatkan pesan dari gurunya agar bisa membantu ODGJ dimanapun berada. Tapi pesan itu beberapa tahun tidak dihiraukannya, karena ia masih lebih fokus bekerja menjadi sorang konsultan ayam boiler di beberapa perusahaan dan hidupnya berubah menjadi bos yang tinggal di tempat yang lebih baik dengan beberapa mobil terparkir di rumahnya.

Di atas kesusksesannya Ahmad Solihin  merasa risau, ia selalu ingat pesan gurunya  untuk mengurus ODGJ. Ahmad Solihin memutuskan sambil bekerja sebagai konsultan ayam boiler juga sambil membantu ODGJ dengan cara mendatangi langsung ke rumah orang yang mengalami OGDJ. Dengan cara ini ternyata  hasilnya tidak maksimal.  Kurangnya perawatan dan perhatian dari keluarga ODGJ menjadi alasannya, seperti harusnya diberikan obat sehabis makan malah tidak diberikan oleh keluarganya dengan alasan takut ngamuk.

Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Berkunjung Ke Lokasi Perawatan ODGJ Bersama Casmita (Manajer ZISWAF Kopsyah BMI) Disambut Oleh Ustadz Ahmad Solihin

Akhirnya karena mahabbahnya kepada gurunya sosok yang dipanggil Ustadz ini memutuskan untuk berhenti berkerja dan fokus merehabilitasi ODGJ di rumahnya sendiri. Dalam perjalanan karena ia tidak memiliki pendapatan untuk membiayai ODGJ di rumahnya, semua hasil kerjanya habis terjual untuk membantu ODGJ yang direhabilitasi bahkan sampai listrik rumahnya yang dijadikan tempat rehabilitasi terancam dicabut karena tidak sanggup bayar beberapa bulan.

Anak-anaknya yang di pesantren tidak tinggal di pesantren lagi karena ketiadaan biaya. Beruntung Kopsyah BMI bertemu dengan Ahmad Solihin dan mensuport agar Ahmad Solihin fokus merehabilitasi ODGJ sesuai pesan gurunya. Dengan izin Allah ODGJ sudah banyak yang sembuh dan kembali normal. Kopsyah BMI bertemu dan Ahmad Solihin sepakat untuk membuat lembaga sendiri yaitu Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Panti Rehabulitasi ODGJ dan Ketergantungan Narkotika tepatnya beralamat di Kp. Kawaron Girang Desa Wanakarta Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang.

Penyerahan Santunan Oleh Casmita (Manajer ZISWAF Kopsyah BMI) Kepada Ustadz Ahmad Solihin Pengelola Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Panti Rehabulitasi ODGJ dan Ketergantungan Narkotika

Semoga kebersamaan Kopsyah BMI dan Ustadz Ahmad Solihin dalam membantu memberikan kesembuhan pada ODGJ ini mendapatkan pahala berlimpah baik untuk Ustadz Ahmad Solihin maupun untuk segenap anggota, karyawan, pengawas dan pengurus Kopsyah BMI. Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/KLIK BMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *