Klikbmi, Tangerang – Muhammad Yusuf, Direktur Kerjasama Pendanaan dan Pembiayaan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menjadi salah satu pembicara utama dalam acara pembekalan top manajemen Kopmen BMI yan berlangsung di Episode Hotel Gading Serpong.
Pembekalan top manajemen Kopmen BMI ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja Kopmen BMI melalui membaiknya tata kelola koperasi yang baik atau Good Cooperative Governance (GCG).
Yusuf dalam materinya menyampaikan bahwa fungsi PIP sebagai pendorong sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga pemerintah. Ia menyampaikan bahwa PIP adalah badan layanan umum di bawah Kemenkeu yang bertugas menyalurkan pembiayaan UMi.
Baca juga : https://klikbmi.com/tingkatkan-tata-kelola-menuju-gcg-kopmen-bmi-gelar-pembekalan-top-manajemen/
“Yang kita sasar adalah masyarakat yang unbankable” tegas Yusuf.
Yusuf menjelaskan bahwa tujuan PIP adalah menyediakan pembiayaan yang murah dan cepat bagi pelaku usaha ultra mikro dan menambah jumlah wirausahawan yang mendapat fasilitas pemerintah.
Ia menegaskan bahwa penyaluran dilakukan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adapun pladfon maksimal saat ini adalah Rp 20 juta/debitur.
Ia juga menambahkan bahwa pelaku usaha mikro memiliki NIK dan tidak sedang menerima Kerdit Usaha Rakyat (KUR).
“Penerima manfaat program ini saat ini 8,2 juta orang dengan total penyaluran Rp 29,7 T melalui 72 penyalur dengan menjangkau 509 kabupaten/kota” tegasnya.
Yusuf menekankan GCG didorong melalui lengkapnya legalitas Lembaga. Ia juga mendorong tata kelola bisnis menjadi semakin baik. “Adanya peraturan atau kebijakan, pelaksanaan RAT, SOP aspek pembiayaan, bagaimana manajemen risiko, bagaimanan pendampingan, teknologi informasi, edukasi dan literasi keuangan bagi anggota dan digitalisasi sistem pembayaran” ujar Yusuf.
Ia juga menekankan adanya laporan keuangan yang akuntabel, laporan keuangan yang diaudit.
PIP ia katakan juga melakukan pelatihan untuk pengurus, manajer ataupun AO sehingga kompetensi pengelola akan meningkat. Dalam hal penyediaan modal pembiayaan PIP mendorong usaha produktif dan tarif yang rendah. PIP juga mendorong kinerja dan kesehatan koperasi.
Tamaruddin sebagai pembicara menekankan pada tata kelola unit kerja, ia berbagi pengalaman tentang bagaimana ia menjalankan tata kelola yang baik di BSI cabang BCD ITC. “Selaku pimpinan dan tim di BSI tidak bisa memilih anggota tim siapa saja. Di sinilah tantangan sebuah unit kerja” ujar Tamaruddin.
“Oleh karena itu yang diperlukan adalah kesiapan kita untuk beradaptasi. Tantangan terberat adalah ego kita sendiri. Tantangan berikutnya adalah kadang ego kita tumbuh, tetapi kita harus senantiasa mengajak sekaligus memberikan teladan. Kita harus punya visi yang sama” tegasnya lagi.
“AKHLAK di BSI yang juga merupakan inti dari filosofi BUMN saat ini kita jadikan pegangan. Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif menjadi ruh dasar pekerjaan kita” ujar Tamaruddin.
“Masing-masing dari kita, kita tetapkan PIC dan target yang harus dicapai. Masing-masing PIC kita arahkan agar mereka berhasil dalam pekerjaannya” ujarnya lagi.
Menutup materinya Tamaruddin katakan sebagai pimpinan ia tegaskan yang paling penting adalah memberikan contoh pada tim kerja. (Sularto/Klikbmi)