Klikbmi.com, Tangerang – Setiap Pertemuan Umum (PU) dilaksanakan oleh Koperasi BMI di satu wilayah kerja, tak ketinggalan santunan anak yatim pun dilakukan. Hari ini (Selasa,27/10) Koperasi BMI kembali melaksanakan PU di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Bertempat di Balai Desa Babakan, Jl Manunggal XIX RT 01 RW 03, hingar bingar acara ini terasa sejak pagi. Redaksi Klikbmi sejak pagi hadir untuk meliput acara ini. Hadir dari Koperasi BMI, Yayat Hidayatullah (Direktur Operasional), Asep Hendra (Manajer Area 10) dan Misjaya (Manajer Cabang Tenjo). PU kali ini adalah yang ketiga di cabang Tenjo setelah Desa Tenjo dan Desa Cilaku. Hadir dari Kecamatan Tenjo mewakili camat, Wawan (Kasie Ekbang), Khaerudin (Ketua BPD Desa Babakan), dan dari pihak desa diwakili Aziz (Sekdes).
Yayat dalam sambutannya mengatakan bahwa PU adalah media silaturahmi perdana.”Inilah momentum kita berkenalan dengan calon anggota di wilayah Babakan ini. “Alhamdulilah saat ini di Kabupaten Bogor kita sudah membuka 7 dari 65 cabang yang kita punya, 7 ini ada di Kabupaten Bogor. Kita hadir untuk memberikan layanan dan memberikan kesejahteraan melalui model koperasi yang berbeda dengan koperasi lain. BMI bukan koperasi simpan pinjam biasa. BMI hadir melalui 5 instrumen dan 5 pilar. Inilah pembeda koperasi kita dengan koperasi lain. Melalui 5 instrumen pemberdayaan masyarakat yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi melalui pengembangan budaya menabung dan pemberdayaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) menuju pada kemandirian yang berkarakter dan bermartabat. Kita punya 5 pilar yang harus berdaya yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual yang sesuai dengan prinsip syariah. Inilah Model BMI Syariah yang saat ini sedang menjadi percontohan secara nasional” ujar Yayat menjelaskan.
Asep Hendra yang memberikan paparan tentang Koperasi BMI menyampaikan urgensi berkoperasi.” Anggota koperasi di BMI ditempatkan sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. “Saya sampaikan di sini, sebagai anggota, kami mencatat setidaknya ada 8 keuntungan jika seseorang menjadi anggota BMI. Pertama, anggota adalah pemilik karena memiliki simpanan pokok dan wajib. Kedua, sebagai pengguna, anggota dapat mengakses pinjaman dan pembiayaan. Ketiga, memiliki kesempatan pemasaran produk baik offline maupun online. Keempat, menerima keuntungan berupa 40% dari laba bersih tahun berjalan, Kelima, peluang beasiswa bagi anak anggota yang berprestasi. Keenam, dapat mengikuti pelatihan dan pengembangan usaha yang diadakan BMI. Ketujuh, mengikuti pendidikan perkoperasian. Kedelapan, dapat memanfaatkan fasilitas dari koperasi berupa santunan, ambulans dan berbagai fasilitas lain. Sebetulnya masih banyak manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi kita. Untuk lebih detail Bapak Ibu bisa membuka www. Klikbmi.com yang merupakan berita online kita dan buka channel youtube KLIK BMI NEWS” papar Asep Hendra.
Wawan yang mewakili Camat Tenjo mengatakan sangat mendukung program Koperasi BMI. “ Saya melihat sisi sosial BMI luar biasa banyak. Hanya satu kata, saya mendukung” ujar Wawan memberikan pernyataan singkat. Hal yang sama dikemukakan oleh Khaerudin yang mengatakan bawa koperasi sebagai usaha bersama dan gotong royong, oleh karenanya keuntungan akan menjadi milik bersama sesuai dengan partisipasi. “ Dengan begitu banyak program sosial kami mendukung Koperasi BMI beroperasi di desa kita” ujar Khaerudin dalam sambutannya.
Dalam sesi tanya jawab, Jarwo Jaya dan Nuradi memberikan pertanyaan yang dijawab oleh Yayat mewakili pengurus dan manajemen Koperasi BMI. Jarwo bertanya bagaimana jika usaha anggota bangkrut atau mengalami kesulitan, dan apakah ada bantuan marketing produk dari BMI untuk membantu usaha anggota. Nuradi menyampaikan pertanyaan berapa tingkat bunga BMI dalam layanan ke anggota.”Kami hadir untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Tentu kita punya resep jika anggota sedang kesulitan. Kesulitan usaha anggota yang datang bukan karena itikad buruk akan kita carikan solusinya. Kita punya 3 mekanisme, yang pertama penjadwalan ulang, jadi kalo usaha anggota sedang mengalami masalah bisa kita jadwalkan ulang itu yang disebut rescheduling, lalu kedua restrukturisasi. Maknanya adalah tambahan modal, jika anggota kedapatan macetnya usaha karena kurang modal justru bisa kita tambah pembiayaan. Tentu ini perlu kajian. Lalu jika terdapat musibah kita bisa putihkan. Ini yang terjadi di Lebak, 68 anggota dengan pinjaman lebih dari Rp 300 juta kita putihkan” ujar Yayat menjelaskan.
“Terimakasih pertanyaan Pak Nuradi, kita sistem syariah tidak mengenal bunga. Jadi akad kita sesuai dengan DSN MUI. Kita mengenal beberapa akad. Namun kita mengenal margin. Untuk margin, besaran margin tergantung pada jenis pembiayaan. Namun secara umum kita setara 1 % sampai dengan 2 persen setiap bulan. Pada kesempatan ini kami juga memberikan santunan sebagai wujud tanggung jawab kami kepada masyarakat. Semoga kita bisa sama-sama memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat Tenjo khususnya Babakan ini. Yang perlu dicatat adalah bahwa uang simpanan anggota yang ada di Tenjo pasti akan dipakai untuk membangun kesejahteraan masyarakat Tenjo, itulah bedanya Koperasi BMI dengan bank yang ada di Tenjo. Jadi jangan ragu jadi anggota BMI’ pungkas Yayat mengakhiri pernyataannya. (Sularto/Klikbmi).