وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS Al-An’am : 17)
Klikbmi, Tangerang – Hari ulang tahunnya ke-15 menjadi momen yang selalu dikenang oleh Rahman Dwi Nugroho (19 tahun). Ketika semua orang bersuka ria dengan perayaan ulang tahun, dia justru merasakan perubahan pada tubuhnya. Muka dan kakinya membengkak, terasa pusing dari leher sampai kepala, otot matanya seperti ditarik.
”Kejadiannya waktu sepulang sekolah, kepala saya pusing. Kok sepatu yang saya pakai tiba-tiba sempit, ternyata kaki saya membengkak, wajah juga mengembang kayak digigit tawon,” terang remaja yang kini sudah menginjak usia 19 tahun itu mengenang peristiwa yang menyesakkan batin tersebut.
Perubahan itu terjadi pada Maret 2017. Saat Rahman duduk di bangku 2 SMP, ia sudah didiagnosis oleh dokter mengidap Ginjal Kronik. Salah satu organ penyaring racun dalam tubuhnya mengecil dan tidak berfungsi. Rahman merupakan anak kedua dari pasangan Beny dan Supardillah. Supardillah merupakan anggota Kopsyah BMI Rembug Pusat Kroket Cabang Cisauk.
Sekama tahun 2017 hingga 2020, Rahman harus pulang pergi ke rumah sakit hingga tak melanjutkan pendidikannya. Tiga tahun lamanya juga, Supardillah dengan sabar menemani putranya menjalani perawatan di rumah sakit dan di rumah.

Kepada Klikbmi, Supardillah mengatakan, harus merogoh kocek Rp500 ribu sekali jalan. Dalam seminggu, Rahman harus menjalani tiga kali rawat jalan, total keluarga ini harus memiliki Rp1,5 juta dalam seminggu. Bukan hal yang mudah bagi Supardillah. Ia juga bahu membahu membantu sang suami mencari nafkah. Mulai dari ojek siswa sampai jualan kue keliling.
”Suami saya hanya seorang penjaga toko optic. Dengan gajinya yang ala kadarnya, nggak mampu menutupi kebutuhan obat-obatan Rahman. Motor dan sofa sudah kami jual semua,nggak ada yang tersisa,” jelasnya
Hingga akhirnya Supardillah mendapatkan info bahwa BMI baru saja merilis ambulans gratis, akhir 2017 silam. Ia pun menemui Rantika Maulidah (Manajer Cabang Cisauk saat itu). Tiga kali dalam seminggu selama tiga tahun, Rahman mendapatkan pelayanan ambulans gratis dari Kopsyah BMI. Bensin, e-toll hingga sopir semua disediakan BMI, gratis!

”Alhamdulillah, dari ambulans BMI kami bisa membawa Rahman ke rumah sakit. PP tiga kali seminggu. Ibu Ranti sigap menanyakan kapan kami akan besuk ke RS. Meski subuh sekalipun, ambulans BMI sudah sampai di depan rumah, dan pulangnya magrib. Sampai ada sopir yang menginap di Kantor Cabang Cisauk biar bisa mengantar kami subuh-subuh pak, terima kasih banyak,” katanya.
Rahman pun mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Di sana, Rahman menjalani operasi sebanyak tiga kali.Rahman menjalani proses CAPD. Metode CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) dilakukan dengan memasang selang pada rongga perut pengidap gagal ginjal. Awalnya, dokter bedah akan membuat lubang kecil pada area perut di sekitar pusar. Lubang inilah yang nantinya menjadi jalan masuknya selang ke dalam rongga perut.
”Awal operasinya di paha, namun saat itu terjadi pendarahan. Kemudian dipindahkan ke perut. Selama penyembuhan, bobot tubuh Rahman menyusut sampai 29 Kg. Sekarang setelah sembuh, beratnya sudah normal jadi 55 Kg,” jelasnya.
Selama masa penyembuhan, Supardillah mengaku hanya fokus merawat Rahman agar tetap sehat dan berkarya. Rahman pun melakukan apapun yang diinginkan yang memberinya semangat dan punya alasan untuk hidup. Rahman menggunakan smartphone untuk mengaplod karya-karya Youtubenya.

Hingga pada Desember 2019, Mujizat Allah SWT datang. Dokter menyatakan bahwa ginjal Rahman yang mengecil sudah kembali ke bentuk normal. Kendati demikian, Rahman harus menjalani pemulihan. Penyembuhan total akhirnya selesai pada Maret 2020. Di usianya yang ke 19, Rahman akan menjalani ujian Paket B, dan sebentar lagi akan masuk Paket C.”Terima Kasih Kopsyah BMI, ambulans BMI begitu berarti bagi hidup keluarga kami. Sekali lagi, kami ucapkan banyak terima kasih,” jelasnya.
Kehadiran ambulan gratis memberikan asa baru bagi mereka, untuk tetap berjuang melawan penyakit. Biaya pengobatan sudah terpangkas dengan tidak lagi mengeluarkan dana transportasi ke rumah sakit.
Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara berharap Rahman yang sudah sembuh selalu semangat belajar. “Kami bersyukur ambulan BMI memberikan sumbangan untuk kesembuhan ananda Rahman. Semoga ananda selalu sehat dan semangat belajar ,” ujarnya.
Dikatakannya, ambulan gratis yang berasal dari Ziswaf BMI akan memberikan pelayanan pengantaran pasien dari rumah sakit ke rumah atau sebaliknya. Diketahui, BMI telah memiliki 8 mobil ambulan gratis yang siap melayani anggota dan warga yang membutuhkan di wilayah layanan BMI.
”Bensin dan sopir, BMI yang tanggung. Kita bergotong royong membantu saudara kita yang terkena musibah dan mengalami kesulitan. Insha Allah, ZISWAF yang disalurkan lewat Kopsyah BMI akan menyentuh langsung kepentingan dan kebutuhan anggota dan masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Kamaruddin mengatakan, ambulan gratis BMI selalu berusaha dan membantu meringankan beban anggota dan masyarakat yang mengalami kesulitan dan musibah. Lulusan Terbaik Fakultas Pasca Sarjana Ekonomi Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor itu mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat baik anggota maupun non anggota , dan juga para dermawan agar meningkatkan praktek ber ziswaf untuk memberi kemanfaatan lebih untuk dapat membantu sesama.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klik BMI)