Asep Ridrid Beri Tips Sukses Menjadi Pemimpin Yang Amanah Di Diklat Mancab Kopsyah BMI

BMI Corner

Tangerang, Klikbmi.com – Hari terakhir Diklat Manajer Cabang Kopsyah BMI ditutup dengan kegiatan Capacity Building di Ballroom Istana Nelayan Hotel, Jatiuwung Kota Tangerang, 8 November 2022. Agenda Capacity Building yang diinisiasi Divisi Diklat dan Divisi EO Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) dibuat makin seru dan kompak. Dalam acara ini, Asep Ridrid Karana, seorang motivator level nasional didatangkan untuk membawakan motivasi dan semangat para manajer menyongsong tahun yang baru.

Memulai materi leadership Asep menerangkan, setidaknya ada tiga tipe manusia dalam kaitannya dengan aktivitas, yaitu pekerja, pejuang, dan penjahat. Sebelum menjelaskan, pengertian tiga tipe itu, Asep kemudian menanyakan motivasi para peserta bekerja di Kopsyah BMI.

”Saya ingin mencari nafkah di BMI,”

”Ibadah,pak,”

”Mencari uang untuk menghidupi anak istri,”

Demikian jawaban beberapa manajer Cabang kepada Asep Ridrik. Semua ditampungnya. Kemudian, Ridrik menjelaskan, tipikal pekerja adalah orang yang hanya melakukan sesuatu karena mengharapkan imbalan dan keuntungan. Ia akan berhenti beraktivitas apabila tidak ada imbalan yang bisa didapat.

Sementara tipe pejuang adalah orang yang ingin berjuang, bekerja, dan beraktivitas untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik sepenuh hati. Pekerja hanya sesuai dengan imbalan yang diterimanya. Penjahat adalah mengorbankan orang lain dan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri.

Motivator nasional Asep Ridrik Karana di depan para mancab Kopsyah BMI.

”Dari sekian tipe, kita bisa membedakan bedanya orang besar dan orang kecil. Orang besar berpikiran besar, sementara orang kecil hanya memikirkan dirinya sendiri. Kalau kalian mikirin diri anda sendiri dan mengharap gaji setiap bulan, bagaimana dengan Pak Kamaruddin Batubara, pengurus dan pengawas lain yang harus mikirin kesejahteraan 1.200 lebih karyawan dan ratusan ribu anggotanya. Kalian juga harus memikirkan bagimana bawahan anda, anggota Kopsyah BMI juga harus sejahtera,” terangnya.

Asep mengatakan, bekerja di BMI harus dilakukan dengan passion. Tipe pekerja model pejuang selalu mendedikasikan hidupnya untuk bekerja. Mereka berbuat bukan untuk mendapatkan materi, tapi mereka berbuat untuk memberi dan menghasilkan sebanyak-banyaknya kebaikan. Ketika mencari harta, seorang yang berdedikasi akan berlaku jujur dan selalu menjaga nama baik.

”Kenapa anda harus ragu, kita bekerja di Kopsyah BMI adalah menebar kebaikan. Membela Agama Allah. Jangan pernah ragu, kita yakin jika kita bekerja sekuat tenaga, pikiran dan hati, semoga Allah SWT akan cukupkan rezeki kalian, istri, anak dan keluarga kita,” ujar Asep.

Asep berinteraksi dengan para mancab mengenai perbedaan pimpinan dan pemimpin.

Asep kemudian mengajukan pertanyaan kembali apa perbedaan pimpinan dan pemimpin? Jawaban pun beragam dari para mancab. Asep menjelaskan bedanya, pimpinan ada karena jabatan, dia butuh eksistensi, SK, pelantikan. Kalau pemimpin, dia ada karena ada kepercayaan orang kepadanya. Pemimpin itu adalah sosok yang mampu menggerakkan fisik dan hati orang tersebut.

”Tugas anda sebagai pemimpin yakni membangun produktivitas, mencapai target. Anda dibayar karena tanggung jawab anda lebih besar karena orientasinya pada hasil. Dalam membangun hasil terbaik harus ada dua syarat. Sistem terbaik dan orang terbaik. Orang terbaik harus memiliki hard skills dan soft skills. Hard skills adalah kemampuan teknis dalam bekerja  sementara soft skill itu rajin, kerja keras, jujur, dan mampu berkomunikasi dengan baik” papar Asep.

Untuk menjadi pemimpin, sambung Asep, dia mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi yang tepat. Ada kalanya tegas, demokratis hingga tangan besi. Selain itu, jadilah pemimpin yang bijaksana.

”Pemimpin yang bijak adalah yang memahami persoalan dari sudut pandang orang lain atau reposisi. Pemimpin juga harus memiliki skill komunikasi yang efektif. Seorang komunikator yang hebat adalah orang yang mampu menyampaikan pesan secara persuasif dan dapat meyakinkan orang lain dengan cara yang tidak disadari,” terangnya.

Pemimpin yang baik dan bijak tentu hatinya dipenuhi kasih sayang.

Asep menerangkan, pemimpin itu harus memiliki tujuan dan target yang jelas. Setiap langkah-langkahnya harus memiliki tujuan yang pas. Mulai dari mengidentifikasi tujuan akhir, mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan, mengevaluasi seluruh resiko dan konsekuensi. Kemudian mengambil keputusan dan melaksanakan evaluasi keputusan setelah pelaksanaan. ”Pemimpin yang cakap adalah mereka yang mengambil keputusan dengan tepat dan analisa yang cermat,” paparnya.

Pemimpin harus juga seorang pelatih. Bagaimana seorang pemimpin bisa memperkuat timnya dan melatih bawahan. Setelah menjadi pelatih yang baik, ia bisa mendelegasikan pekerjaan teknisnya kepada bawahan. ”Dan terakhir, pemimpin itu tidak iri terhadap kelebihan orang lain,” tandas Asep.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *