Bogor, Klikbmi.com: Lahirnya Koperasi Konsumen pertama di dunia ada di Rockdale sebuah desa antara liverpool dan Manchester Inggris sebagai bentuk implementasi pemikiran kaum sosialis yang melihat buruh dihimpit kehidupannya oleh Kaum Kapitalis Tahun 1844. Dari sana terumus 5 prinsip Koperasi diinisiasi oleh Charles Howard dan diperjuangkan oleh Robert Owen. Setelah itu berkembang ke Jerman diinisiasi oleh Raifessen dan walikota yang mendirikan Koperasi Kredit karena adanya himpitan kaum feodalis ke petani gurem di jerman. Sementara itu, Dewan Koperasi Indondesia (Dekopin) lahir di Tasikmalaya Tahun 1947 dengan nama awal Sokri (sentra organisasi Koperasi Republik Indonesia).
Dalam rangkaian memperingati Hari Koperasi Nasioanl (Harkopnas) ke 77, Dekopinda Kota Bogor Jawa Barat menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Temu Bisnis Koperasi yang bertajuk “Peran Pemerintah Bersama Koperasi Sebagai Penggerak Ekonomi Daerah Menuju Indonesia Emas. Perhelatan tersebut digelar pada tanggal 18 Juli 2024 di Gedung Display Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Perkebunan – Bogor Barat, Kota Bogor Jawa Barat ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta, melebihi target awal 100 perwakilan koperasi, dan dibuka oleh Perwakilan PJ Walikota, Sekretaris Daerah Kota Bogor syarifah Sofiah Dwikrowati.
FGD ini menghadirkan Presiden Direktur Koperasi BMI Grup sekaligus Direktur Utama Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Kamaruddin Batubara yang membahas mengenai Pilar Ekonomi Syariah Pendorong Ekonomi Daerah. Pada pemaparannya, Pria yang akrab disapa Kambara tersebut menyampaikan Ekonomi Syariah dilandasi oleh ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, sunnah hadist dan ijtima yang diterapkan melalui model BMI Syariah. Model BMI Syariah dibangun melalui 5 instrumen pemberdayaan yakni sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Model BMI Syariah memahami kesejahteraan bukan hanya dari soal ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual yang disebut sebagai 5 pilar. Pemenuhan kesejahteraan tersebut tidak lepas dari pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf).
“Ekonomi Syariah itu artinya tidak boleh serakah, kita harus kelola Koperasi dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong. Kami laksanakan dengan 7 ajaran syariah yang dikembangkan oleh Koperasi BMI yaitu Keuntungan dunia akhirat, Tidak zhalim, Jujur dan Amanah, Bertanggungjawab, Peduli orang lain, Bersyukur, Qana’ah dan Keuntungan dunia akhirat” Pungkasnya.
Selanjutnya, Kambara menyampaikan ekonomi syariah memiliki 3 prinsip utama yaitu Ketauhidan, Keadlian dan Kemaslahatan. “Jika Koperasi kita bangun dengan 7 ajaran ekonomi syariah dilengkapi 3 prinsip utama, Masyarakat kita akan Sejahtera” tegas pria penerima penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia tersebut.
Perlu diketahui, 3 koperasi primer di BMI Grup yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) pada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Ketiga Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang bergerak pada sektor jasa.
Ketua Dekopin Daerah Kota Bogor Ade Sarip hidayat menyampaikan harapannya terhadap gelaran tersebut. “FGD ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang bisa mewarnai kebijakan atau regulasi pemerintah pusat untuk memanfaatkan koperasi sebagai mitranya yang bisa meningkatkan perekonomian,”
FGD tersebut turut menghadirkan 4 pemateri lainnya, yaitu Firdaus Putra selaku peneliti perkoeprasian dengan materi Transformasi Koperasi Indonesia Konteks, Arah, Strategi dan Momentum; Akhmad Junaedi selaku Peneliti Koperasi BRIN dengan tema Fatamorgana Perkoperasian Nasional menuju Indonesia Emas; Agung Sudjatmoko selaku Wakil Ketua Umum Dekopin dengan tema Strategi Kolaboratif Dekopin dalam Mengakselerasi Peran Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Lokal dan Ade Sarip Hidayat selaku Ketua Dekopinda Kota Bogor dengan tema Peran dan Strategi Gerakan Koperasi dalam mendorong Ekonomi Daerah. Rangkuman dan Pembahasan materi FGD disampaikan oleh Irsal Las selaku Wakil Ketua GKPRI Provinsi Jawa Barat dan Endang Hidayatullah selaku Komut Asuransi Tri Pakarta.
Melalui FGD dan Temu Bisnis Koperasi dan UMKM ini diharapkan koperasi di Kota Bogor pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dapat meningkatkan peranan untuk menggerakkan ekonomi daerah melalui tata kelola koperasi yang baik. Penguatan kelembagaan ini diharapkan dapat membuat koperasi lebih mandiri, berkelanjutan dan mampu meningkatkan kesejahteraan Anggotanya. Elastisitas daripada Koperasi jangan sampai bubar karena tidak ada perhatian dari Pemerintah. (Nurjannah/Humas)