Dalam Studi Tiru Koperasi PSB Kota Bandung Ke Kantor Pusat Koperasi BMI Grup
Tangerang, klikbmi.com – Deni Nurjaman sekilas tercenung. Pandangan Ketua Pengurus Paguyuban Sakinah Berkah (PSB) Kota Bandung itu tak bisa lepas dari layar LED yang menayangkan jumlah aset Koperasi BMI. Hal yang sama juga dilakukan rombongan pengurus PSB lainnya.
”Ini asset Rp1 triliun lebih, dari siapa bohir (bandar) nya?,” tanya Deni sedikit bercanda.
”Tidak ada bandarnya, inilah kekuatan ekonomi berjamaah. Tidak ada yang dominan di koperasi. Inilah The Power of Jamaah,” jawab Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara.
Perbincangan itu muncul di sela studi tiru Koperasi PSB ke Kantor Pusat Koperasi BMI, Kompleks Times Square, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Senin 14 Agustus 2023. Koperasi PSB merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan pembiayaan syariah.
Berkantor di Kawasan Antapani Kota Bandung, koperasi ini beranggota 1.800 orang. Anggotanya adalah pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Penguatan manajemen menjadi agenda penting yang dibawa Koperasi beraset Rp2 miliar lebih ini dalam kunjungannya ke Kopsyah BMI. Kunjungan ini difasilitasi Divisi Diklat Koperasi Sekunder BMI.
Dalam presentasinya, Kambara-sapaan akrab Kamaruddin Batubara- menyampaikan untuk membangun koperasi modern yang berbasis masyarakat ada tiga poin. Pertama, selalu mengajak masyarakat menjadi anggota koperasi. ”The power of jamaah inilah yang membangun Koperasi BMI Grup memiliki asset di atas Rp1 triliun. Dan para pengurus, pengawas, pengelola dan anggotanya punya semangat membangun koperasi ini besar,” terang Kambara.
Kemudian, Koperasi BMI Grup baik itu Koperasi Syariah BMI, Koperasi Konsumen BMI dan Koperasi Jasa BMI menjadi motor penggerak siklus ekonomi yang bermuara pada pelayanan kebutuhan anggota.
”Anggota yang ingin membangun rumahnya mengakses pembiayaan Mikro Tata Griya (MTG). Pembiayaan ini adalah produk Kopsyah BMI. Untuk membangun, butuh material, materialnya dari mana, dari toko bangunan Koperasi Konsumen BMI. Lantas siapa membangunnya? Yang membangun adalah Koperasi Jasa BMI. Inilah siklus tersebut,” jelasnya.
”Jadi jangan jadikan masyarakat itu nasabah. Kalau masih nasabah, berubah saja jadi bank. Karena koperasi mengajak masyarakat sebagai anggota sebanyak-banyaknya. Dan melayani kebutuhan anggota dengan membuka banyak usaha. Maka terakhir adalah lima poin peradaban baru koperasi Indonesia,” tambahnya.
Lima poin peradaban baru koperasi Indonesia adalah koperasi itu harus besar, profesional, mandiri-berkarakter-bermartabat, pemberdayaan dan peduli sesama. Menjadi anggota Koperasi BMI, anggota harus memperbaiki ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Koperasi juga harus pemberdayaan yang solutif yang membuat BMI menyiapkan pendampingan peternakan dan pertanian, dan terakhirnya semangatnya adalah pemerataan ekonomi berkeadilan.
Untuk mencapai cita-cita itu koperasi harus modern. Alumnus IPB University ini menyebutkan tujuh ciri penting koperasi disebut modern. Ketujuhnya yakni koperasi tersebut harus memiliki manajemen yang profesional (SOP, SOM, RENSTRA, RK-RAPB, AD-ART, buku panduan dan operasional seperti Buku Model BMI Syariah). Kemudian SDM yang milenial, diklat dan pendampingan berkala, gaji terendah setara UMR, reward dan punsihment.
”Koperasi yang modern harus adaptif terhadap perkembangan zaman dan fokus pemberdayaan yang mensejahterakan untuk pemerataan ekonomi berkeadilan. Setiap yang menjadi anggota BMI, hidupnya harus terangkat dan ekonominya maju. Kalau dia tambah susah ya bubarkan koperasinya. Kalau anggotanya maju kita ajak untuk menyimpan agar bisa membantu permodalan saudara-saudara anggotanya yang belum mampu ,” terang Penerima Anugerah Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI di Harkopnas ke 70, Juli 2018 silam.
Untuk itu, sambung Kambara, Koperasi BMI mengenal adanya tujuh ajaran ekonomi syariah yakni keuntungan dunia dan akhirat, amanah, peduli orang lain, jujur, qanaah, bersyukur dan tidak zalim. Sehingga jika ini dijalankan, maka koperasi akan mudah mengulurkan banyak kegiatan sosial dan kebijakan yang berpihak kepada anggota.
”Tujuh ajaran ekonomi itulah BMI sampai sekarang terus dicintai anggotanya, “ papar penulis Buku Best Seller Model BMI Syariah Terbitan Kompas Gramedia tersebut.
Koperasi harus menjadi sentral moneter masyarakat Indonesia. Kambara mengatakan, koperasi harus menguatkan tiga pilar ekonomi syariah yakni di sektor moneter, riil dan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF). Hadir dalam acara tersebut, Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus dan Direktur Bisnis dan Pemberdayaan Kopsyah BMI Casmita.
“Alhamdulillah kehadiran kami di BMI membuka banyak insight-insight baru bagaimana mengelola koperasi yang modern dan semakin dicintai oleh anggotanya,” tandas Deni Nurjaman kepada klikbmi.com. (togar/humas)
Kopsyah BMI sangat luar biasa mau berbagi ilmu