Nasehat Dhuha Rabu, 26 Oktober 2022 | 30 Rabiul Awal 1444 H | Oleh : Ustadz M Reza Prima, ME
Bogor, klikbmi.com – Usia Anang sudah sepuh. 71 tahun. Di usia itu, semangatnya masih tetap tangguh. Setiap pagi, ia berkeliling berjualan oncom dan tahu di sekitar rumahnya, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat berjualan, Anang tak sendiri. Ia ditemani istrinya, Irah. Usia Irah yang hanya bertaut dua tahun lebih muda dari suaminya masih tetap bugar menemani jalan nafkah mereka berdua.
Irah adalah anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia Cabang Ciseeng. Meski hidup tidak berkecukupan, Irah masih tetap menabung. Penghasilan suaminya yang hanya Rp 20 ribu sehari, sebagian ia tabung. Hingga di hari rembug pusatnya berkumpul, uang tabungan itu ia setorkan kepada staf lapang Kopsyah BMI.
”Sedikit sedikit pak, lama-lama jadi bukit,” kata Irah saat ditemui penulis.
Dalam hidupnya, Irah tak pernah memiliki mimpi menjadi orang kaya. Ia memilih setia menemani suaminya berjualan tahu dan oncom. Sepiring berdua ala kadarnya.
Penghasilan hanya bisa untuk makan sehari-hari, tidak lebih. Karenanya, hingga setua ini, mereka tidak memiliki rumah layak, hanya gubuk reot yang sudah sangat usang.
Namun siapa yang akan mengira jika pasutri itu akan mendapat rumah baru. Tepat di hari Selasa 13 September 2022, Kopsyah BMI menyerahkan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) ke 376.
“Emang Ibu Irah dan Pak Anang selama ini tidak punya rumah?”, tanya kami kepada mereka. “Ya rumah mereka seperti kandang ayam begitu Pak”, jawab mereka jujur.
Sekilas terlihat wajah tidak percaya Pak Anang dengan peletakan batu pertama Hibah Rumah oleh Koperasi Syariah BMI. “Soalnya udah sering Pak dijanjiin kayak gini, tapi nggak ada,” ucapnya kepada penulis.
Saat pembangunan, Irah dan Anang masih tak menyangka rumahnya dibangun oleh BMI. Irah juga memastikan kepada para tukang yang membangun rumahnya, apakah benar rumah tersebut dibangun ulang oleh BMI. “Ya Bu, kami dapat amanah membangun rumah ibu jadi bagus lagi,” kata para tukang kepada Ibu Irah.
Dari data Manajer Cabang Ciseeng Saepul, penulis mendapatkan informasi bahwa Ibu Irah baru 4 bulan menjadi anggota Kopsyah BMI.
Irah sebenarnya memiliki 3 orang anak yang semuanya sudah menikah, dan tinggal terpisah bersama suami masing-masing. Irah pun tak tega meminta bantuan karena kondisi mereka juga hampir sama dengan orang tua mereka.
Rumahnya sangatlah memprihatinkan. Bagaimana tidak, rumah kecil dengan dinding bilik dan berlantai tanah jauh dari kata rumah yang layak. Walau demikian keduanya tetap menjalankan rutinitas seperti biasa tentu berharap datang suatu keadaan yang merubah tempat tinggal mereka.
Saat peresmian, Anang mengaku seperti mimpi. “Rasanya seperti mimpi Pak”, jawabnya jujur. Rasa syukur terus terucap dari keduanya. Rumah yang dibangun dengan anggaran Rp 55 juta kini membuatnya nyaman beristirahat.
”Saya makin semangat berjualan Pak,” kata Irah.
(Togar Harahap/Klikbmi)