Kado Wasiat Mendiang Suami

Edu Syariah
Kisah Ibu Karmila Yang Mengaryakan 13 Anggota Kopsyah BMI Lewat Usaha Kado Mainan

Nasehat Dhuha, Jumat 23 September 2022 | 26 Shafar 1444 H | Oleh :  Togar Harahap

Tangerang,Klikbmi.com – “Ibu punya kulkas?” tanya seorang pria dengan kemeja rapi kepada seorang ibu dihadapannya. Kepalanya menggeleng seraya menunduk. sang pria menulis jawaban sang ibu di kertas berwarna putih.  

“Ibu punya sepeda?” tanyanya lagi. Wanita pun itu pun tetap menggeleng seraya gelisah.

“Ibu punya TV?” kembali ia bertanya.

“Nggak punya pak, saya nggak punya apa-apa. Saya cuma hidup ngemper (menumpang) sama ibu saya. Saya masih minta beras sama dia. Tapi saya mau usaha pak,” jawab Wanita tersebut.

“Nggak apa-apa bu, justru ini yang kita bantu. Bantu ibu biar bisa usaha lagi,” jawab pria tersebut seraya tersenyum.

Itulah sekelumit perbincangan yang masih diingat Karmila saat berjumpa pertama kali dengan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), pertengahan 2008 silam. Perbincangannya bersama Ahmad Jauhari (Manajer HRD Kopsyah BMI-saat ini) merupakan bagian dari operasional Kopsyah BMI bernama Uji Kelayakan (UK).

Karmila, anggota Kopsyah BMI RP Lemon Cabang Sepatan saat ditemui di tengah aktivitasnya membuat kado mainan.

Selain UK, BMI terlebih dahulu menggelar Pertemuan Umum (PU), Latihan Wajib Kumpulan (LWK), Uji Kelayakan (UK), Ujian Pengesahan Kumpulan (UPK), Rembug Pusat (RP) yang kesemuanya ini bermuara pada pendidikan perkoperasian.

Saat itu, Karmila membutuhkan modal untuk membangun usaha kado mainan bersama suaminya, Suharjo. Ini merupakan usaha yang kesekian digeluti Karmila yang saat itu baru saja bangkrut dari usaha makanan ringan.   

”Kalau mengingat pertemuan saya dengan Pak Jauhari. Saya mau nangis pak. Nggak ada saya punya. Saya masih tinggal sama orang tua di letter L (bagian rumah). Dan Alhamdulillah, Kopsyah BMI membantu usaha saya. Saya dapat pembiayaan Rp500 ribu, dan sampai sekarang saya masih dibantu oleh BMI,” ujar Karmila membuka perbincangannya dengan Redaksi Klikbmi, Kamis 22 September 2022.  

Rezeki, jodoh dan maut memang rahasia tuhan. Dari pembiayaan R p500 ribu itu, Karmila kini menjadi pengusaha kado mainan terbesar di Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Omzetnya sudah mencapai Rp50 juta hingga Rp70 juta perbulan bersama 8 salesnya.

Kado mainan itu dikirimnya tidak hanya Tangerang, namun juga Serang, Jakarta hingga Brebes, tempat kelahiran Suharjo, mendiang suaminya. Selain sales, Karmila kini sudah memiliki 13 orang karyawan yang semuanya adalah para ibu-ibu tetangganya.

Gunungan kado mainan produksi Karmila. Dalam sebulan, omzetnya mencapai Rp50 juta-Rp70 juta. Lewat usaha ini, Karmila mengaryakan 13 anggota BMI yang juga para tetangganya.

Yang patut dibanggakan, Ke-13 wanita itu semuanya adalah anggota Kopsyah BMI Rembug Pusat Lemon. Perhari, mereka mendapatkan upah Rp50 ribu. Dari pendapatan itu, mereka bisa menyimpan di BMI.

“Semua karyawan saya anggota BMI pak. Tetangga-tetangga saya juga. Daripada bengong dan ngerumpi, saya ajakin aja ikut kerja bareng saya,” terang Karmila yang juga Ketua Rembug Pusat Lemon itu.

Kepada para karyawannya, ia secara tegas untuk amanah saat mendapatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI. Ia mengaku, tak segan-segan menegur mereka jika lalai melaksanakan kewajibannya. Ia juga mendorong bagi anak-anak karyawannya untuk sekolah tinggi agar bisa mandiri. ”Kalau ada anak karyawan saya yang juga anggota BMI ada yang putus sekolah, saya tegor pak, saya dorong ibunya untuk bisa menyekolahkan lagi. Minimal sampai SMA,” jelasnya.

Kini pembiayaannya di Kopsyah BMI telah mencapai Rp 35 juta. Kepada Klik BMI, Karmila mengaku pembiayaan dari BMI membuat mereka makin mandiri. Selain bisa membantu orang banyak, BMI juga telah membangkitkan mereka hidup lebih baik. Hasil dari usaha kado mainan itu mulai nampak setelah dua tahun usaha mereka berjalan. Karmila yang saat itu mengantar dagangannya dengan becak, akhirnya bisa membeli mobil bak terbuka untuk mengantar pesanan. Mobil itu juga membawa pesanan hingga Jawa Tengah.

Namun, hasil tersebut bukan didapatkan Karmila tanpa kerja keras atau bertopang dagu. Ia pernah ditipu hingga Rp50 juta oleh oknum salesnya yang nakal. Kejadian penipuan itu tidak sekali, namun juga dilakukan oleh oknum yang lain dengan nominal yang berbeda. Lantas, apakah itu membuat Karmila menyerah?

”Nggak pak, saya biarkan saja. Almarhum suami saya pun begitu, nggak usah ditagih-tagih. Toh, setelah saya ditipu, saya malah kerepotan ngeladenin pesanan,” jelasnya.

Karmila mengisahkan, dengan hasil usahanya ia bisa menyekolahkan dan memberi rumah baru untuk ke empat anak-anaknya. Selain memiliki rumah sendiri, Karmila juga sudah memiliki rumah dengan ruangan besar tempat memproduksi kado mainan itu. ”Termasuk 4 sepeda motor,” ujar Karmila menambahkan hasil perjuangannya itu.

Semakin banyak dipermainkan orang, usaha mainan Karmila justru semakin banyak pesanan. “Terus terang pak, usaha saya itu untungnya besar, dan seringkali terasa tak diduga-duga rezekinya, karena sedemikian lancar berjalan,” katanya.

Kado mainan produksi Karmila.

Apa kuncinya? Ia mengatakan ini semua karena sedekah. Berawal dari ajakan suami, Karmila membagikan uang sedekah dan beras kepada beberapa anak yatim sekitar rumahnya. Kegiatan itu rutin ia lakukan setiap hari Jumat. “Sedekah pak. Almarhum suami saya yang ngajakin terus untuk sedekah. Kalau nggak melakukan itu, kayak ada merasa yang salah,” jelasnya.

Bukan hanya kepada para yatim, para tetangganya pun diperlakukan sama olehnya. Mulai dari Beras hingga dana untuk urusan kematian pun ia keluarkan. Seperti yang dituturkan Tati, tetangga Karmila yang menjadi karyawannya. Tiga bulan lalu, putra bungsunya meninggal karena kecelakaan sepeda motor. Karmila pun ikut turun tangan membantu, mulai dari hari pertama hingga haul 40 harinya. ”Alhamdulillah pak, kami disini semua dibantu oleh Bu Karmila,” jelas Tati.

Sepeninggal suaminya di November 2016 akibat komplikasi diabetes, amanah dari mendiang suami, masih ia lakukan. Wasiat yang membuat Karmila tetap semangat menjalankan hari-harinya. Kado wasiat dari suami yang tetap ia jaga sampai sekarang.

Dari setiap momen bertemu dengan anggota, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara terus mengajak anggota BMI untuk bersedakah. Pria Kelahiran Mandailing Natal 47 tahun silam ini menegaskan bahwa Di Al Quran banyak ayat yang meminta agar kita senantiasa berbagi dan membantu yang membutuhkan.

Karmila berfoto bersama Tati (kiri), anggota Kopsyah BMI pertama yang ia ajak membangun usaha kado mainan.

Kambara mengatakan bahkan dalam Surah At Thalaq ayat 7, Allah SWT berfirman “Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah ia memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya,”. Termasuk Surah Ibrahim ayat 33-34, untuk tetap bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

”Dari ayat tersebut ,kita disuruh bersedekah justru di saat lagi kesulitan uang. Karena apa, sedekah itu memanjangkan rezeki, memperpanjang umur, dijauhkan dari marabahaya dan disembuhkan dari penyakit. Jadi kalau mau kaya, perbanyak sedekah. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Karmila,” tandasnya.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

2 thoughts on “Kado Wasiat Mendiang Suami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *