Pesan Kambara Kepada Peserta Diklat Perkoperasian Untuk Asmen Kopsyah BMI
Tangerang, Klikbmi.com – Sebanyak 254 asisten manajer (asmen) Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) mengikuti Pendidikan Pelatihan (Diklat) Perkoperasian. Diklat dibagi menjadi tiga angkatan. Diklat angkatan pertama yang diikuti 83 peserta ini dihelat di Yasmin Hotel Karawaci, Kelurahan Binong, Curug, Kabupaten Tangerang, Jumat-Sabtu 23-24 September 2022.
Agenda yang diselenggarakan oleh Divisi Diklat dan Divisi Event Organizer Koperasi Jasa BMI, dibuka dengan sambutan dari Presiden Direktur Koperasi BMI Grup yang juga Direktur Utama Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara. Materi sirkuit ekonomi Indonesia dibawakan oleh Dirut Kopsyah BMI. Kemudian materi lainnya disampaikan oleh Wakil Dirut Kopsyah BMI Radius Usman, Direktur Operasional Kopsyah BMI Yayat Hidayatullah, Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman dan Direktur Keuangan Makhrus.
Dalam sambutannya, Presdir mengajak para peserta untuk fokus mengikuti diklat. ”Kawan-kawan selangkah lagi menuju manajer cabang. Jadi ikuti kegiatan ini dan dengarkan dengan seksama. Untuk memperkaya dan pemahaman berkoperasi kita. Maka simak diklat ini dengan baik. Bekal dari sinilah yang akan kita sampaikan saat bertemu dengan anggota, pejabat, RT dan RW yang ingin mengetahui koperasi dan Model BMI Syariah,” jelas pria yang akrab disapa Kambara tersebut.
Sebelum memberikan materi sirkuit ekonomi Indonesia, Kambara mengajak peserta lewat game pesan berantai dengan gerakan. Ia kemudian memanggil lima peserta. Lima asmen yang dipanggil adalah Ahmad Arif Syarifudin, Ahmad Ubaidillah, Anita Rahayu, Hafiz, Devi W, Dwi B dan Dwi Marliana.
Game ini bertujuan memperlihatkan proses terjadinya komunikasi dan perbedaan pemahaman pesan yang disampaikan. Kambara terlebih dahulu memberikan tiga gerakan kepada peserta paling pangkal. Mereka kemudian melakukan gerakan itu ke peserta lain sampai pesan itu berakhir pada peserta paling ujung harus sama gerakannya . Tawa terdengar saat ada gerakan yang salah.
”Permainan ini melatih fokus dan konsenterasi. Agar pesan dari manajer cabang bisa tersampaikan dengan baik dan penuh,” jelasnya.
Materi Sirkuit Ekonomi Indonesia dibuka Kambara dengan dalil koperasi dalam Surah Al Maidah ayat 2 yang artinya: “Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Gotong royong ini dibangun bersama dengan kejujuran.
”Kita sentuh dan bangun dulu kejujuran anggota agar selalu amanah, karena manusia aslinya semua jujur. Sampaikan pesan afirmasi yang membangkitkan semangat dan kejujuran anggota. Karena kita memberikan pembiayaan, bukan sekedar cari untung tapi juga keberkahan. Kunci syariah adalah keadilan, karena saat anggota susah, kita datang dan dorong semangatnya membangun kehidupannya lebih baik lagi. Itulah koperasi,” terangnya.
Kambara juga memberi tips bagaimana hasil diklat ini mampu diserap dengan baik. Salah satunya dengan metode gelas kosong. Dengan metode ini, kita siap menerima ilmu secara penuh saat kegiatan pembelajaran secara terbuka dan sukarela layaknya gelas yang kosong.
”Kunci sebuah pelatihan, adalah seperti gelas yang kosong. Kosongkan semua pikiran kita untuk menerima materi diklat ini. Ini cara belajar yang efektif,” jelasnya.
Kambara kembali mengingatkan, tentang Model BMI Syariah yang dimulai dari sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. “Lima instrumen sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi ini kita lakukan untuk membangun 5 pilar antara lain ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual,” terangnya.
”Kita bekerja di Koperasi BMI, maka kita harus melakukan sesuatu yang berbeda. Karena BMI lebih dari sekedar berjuang membangun ekonomi anggota saja. Melainkan pendidikan anak-anak anggota lebih tinggi, kesehatan anggotanya lebih baik lagi, sejahtera dan jiwa sosial anggota tumbuh serta praktek spiritualnya semakin baik. Karena bekerja di BMI adalah mencari keberkahan,” tambahnya.
Kalau sudah keberkahan, sambung Kambara, maka Allah SWT akan membimbing kita untuk mengelola keuangan. Kalau pikiran kita hanya mementingkan keuntungan, maka yang dilihat adalah membelanjakan hal yang diinginkan bukan yang dibutuhkan. ”Dengan mengelola keuangan yang baik, kita memotivasi anggota untuk mengelola keuangan sesuai kebutuhan, bukan keinginan,” paparnya.
Kambara mendorong asmen selalu rutin memotivasi dan mengarahkan anggota menyimpan dan mendapat pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan anggota. Karena tujuan berkoperasi adalah sukses bersama-sama.
”Kalau hanya menunggu pembiayaan dan angsuran, apa bedanya kita dengan bank harian. Tujuan kita besar, cita-cita kita besar, dan satu persatu Allah SWT mewujudkannya salah satunya BMI Center,” terangnya.
Kambara mengatakan, bahwa koperasi tumbuh di tempat ekonomi yang belum tumbuh. Mengapa koperasinya tumbuh begitu pesat di daerah pelosok Banten seperti Bayah, Cipeucang dll, tambah Kambara, karena nilai-nilai koperasi yang dibangun yakni swadaya, demokrasi, keadilan, tanggung jawab, kebersamaan, kesetiakawanan dan nilai-nilai kejujuran.
(Togar Harahap/Klikbmi)
Mantapppp BMI