Lebak, klikbmi.com – Masa tua seharusnya dimanfaatkan untuk beristirahat, tampaknya tak berlaku bagi Kudil dan Eneng. Di usianya yang sudah sepuh, pasangan suami istri tersebut masih bekerja keras untuk menyambung hidup.
Pasutri ini begitu sabar, ulet, dan setia. Setiap hari Kudil (65 tahun) mencari daun kelapa untuk dijadikan sapu lidi. Bahan bakunya melimpah ruah di sekitar rumahnya, Kampung Pasirmuncang Barat, RT 06, RW 03, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Sementara Eneng menjualnya keliling kampung. Selain menjadi perajin sapu lidi, Kudil menjadi buruh tani di saat musim tanam padi.
Eneng adalah istri kedua yang dinikahi Kudil setelah istri pertamanya meninggal karena sakit. Dari pernikahan pertama, Kudil punya lima anak yang sudah berkeluarga.
Sementara bagi Eneng, Kudil merupakan suami keduanya. Di keluarga Kudil, Eneng adalah wanita penyabar. Sudah empat kali mengalami keguguran, Eneng tetap menjalani hidup dengan tenang. Hingga usianya 58 tahun, Eneng tak memiliki buah hati.
Dari jualan sapu lidi, keduanya menjalani kehidupannya dengan sabar. Mereka tinggal di rumah yang jauh dari kata layak. berlantaikan tanah dengan dinding bilik yang sudah miring ke tanah. Pahitnya kehidupan nyatanya tak meruntuhkan hubungan mereka. Eneng tetap menyayangi Kudil apa adanya. Setiap hari, mereka tetap berjualan sapu lidi.
Sungguh Allah SWT, pemilik segala yang ada di langit dan bumi. Kondisi rumah Eneng diketahui oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). Berkat informasi anggota dan perangkat desa, tim Kopsyah BMI Cabang Wanasalam melakukan survei dan memasukkan rumah tersebut ke dalam program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Kopsyah BMI. Dan akhirnya persetujuan Pembangunan rumah baru untuk Kudil disetujui Direktur Utama Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara.
Pada Kamis 19 Oktober 2023, Kopsyah BMI menyerahkan hibah rumah siap huni ke 440 untuk Kudil dan Eneng. Rumah senilai Rp60 juta itu telah terbangun. Sejak pagi, para tetangga dan anggota Kopsyah BMI telah memenuhi tenda penyerahan. Termasuk Pengawas Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten Gatot Sukoco, Kabid Koperasi Dinkop UMKM Kabupaten Lebak Asep S dan Sekcam Wanasalam Saefuloh serta Sekdes Sukatani Abu Toyib.
Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengawali salamnya dengan pantun.
“Kue talam dibuat Mak Ipah, yang jawab salam semoga rezekinya berlimpah, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, ” salamnya.
“Walaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh,” jawab para tamu yang hadir serentak.
Kambara menjelaskan, bahwa rumah untuk Pak Kudil dibangun dari gotong royong infak Anggota Kopsyah BMI. “Rumah ini dibangun dari infak 232 ribu anggota Kopsyah BMI. Rumah ini nilainya Rp60 juta, di Sukatani, sebulan infaknya Rp700 ribu, lantas dari mana infak Rp59,3 jutanya? dari anggota BMI. Inilah gotong royong,” jelas pria yang karib disapa Kambara tersebut.
Dalam sambutannya, Kambara menegaskan bahwa Kopsyah BMI hadir di Wanasalam adalah menguatkan rasa gotong-royong untuk kesejahteraan bersama baik anggota dan masyarakat.
“Di Desa Sukatani, BMI hampir 4 tahun beroperasi. BMI telah menyalurkan Rp3,9 miliar. Sementara, simpanan anggotanya sebesar Rp634 juta. Lantas dari mana sisa Rp3,3 miliar berasal?. Yakni dari anggota-anggota BMI dari 99 cabang yang lain baik di Banten dan Jawa Barat. Inilah berkoperasi, kita saling gotong royong saling bantu membantu,”paparnya.
“Di desa Sukatani baru ada 146 KK yang menjadi anggota BMI dari 1.600 KK. Jadi yang hadir di sini, kita ajak menjadi anggota Kopsyah BMI tidak harus meminjam, menabung saja seperti di ayat QS Al Hasyr ayat 7, agar harta tidak beredar di kalangan kaya saja. Agar dana yang disimpan bisa dimanfaatkan untuk usaha saudara-saudara kita,” ujar Praktisi Koperasi Nasional tersebut.
Kambara mengatakan, Inilah yang disebut pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan ini bisa kita perjuangkan dengan semangat gotong-royong melalui berkoperasi. Pembangunan HRSH merupakan amanah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 4 bahwa peran koperasi adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
”Berkat syariat lewat Koperasi BMI, kita membangun rumah gratis untuk Pak Kudil. Mengapa kita membangun sampai 441 unit rumah gratis karena Perintah Allah di QS Al Baqarah ayat 215 bahwa harta yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. Dan juga QS An Nisa ayat 36 yang berisi perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, para tetangga. Ini perintah Allah SWT. Semoga Allah mencatat ini sebagai pahala kita di Surga-Nya,” paparnya.
Kambara mengingatkan kepada anggota yang hadir bahwa sedekah membuka pintu rezeki.
“Jadi kalau mau kaya, perbanyak sedekah. Pak Kudil pasti pernah berdoa minta sama Allah SWT pengen punya rumah yang bagus. Dan saya baru kenal sama beliau hari ini sementara yang masuk ke meja saya, pengajuan HRSH menumpuk. Tapi Allah SWT menggerakkan agar pengajuan untuk segera ditanda tangani. Ini rezeki dari Allah SWT, rezeki tak disangka-sangka yang tertulis di QS At Thalaq ayat 2-3,” jelasnya.
“Jadi kalau minta sesuatu, minta sama Allah, minta sama Dia. Jangan minta sama tetangga. Kerja keras dan sedekah Setelah itu baru melaksanakan perintah Allah SWT pada Surah Al Jumuah ayat 10 yang artinya Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung,” jelas pria Kelahiran Batang Natal, 2 Mei 1975 itu.
Kambara juga mengingatkan, bahwa membangun koperasi syariah wajib mempraktekkan nilai-nilai sosial (social value). Kambara menerangkan, Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari Gassiteru, Kopsyah BMI telah membangun 168 rumah gratis untuk non anggota. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp32 miliar.
Koperasi BMI menjadikan agenda pemberdayaan sebagai agenda utama dengan terus – menerus melaksanakan berbagai kegiatan antara lain : pembangunan rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH), pembangunan sanitasi masjid dan musholla, renovasi masjid, mushola dan pesantren, gerakan seribu sajadah dan al quran (Geser Dahan) yang kini mencapai 7.000 paket. BMI juga memiliki 10 armada ambulans gratis yang bensin, honor driver dan e-toll gratis ditanggung BMI.
Kemudian pembangunan sanitasi dhuafa, sanitasi makam, program Paket C untuk anak anggota, beasiswa anak asuh SD-SMA, santunan pendidikan (SD-PT), pendidikan perkoperasian dan pelatihan produktif.
“BMI bukan lembaga yang hanya mengambil keuntungan dari desa ini, tapi tidak memberikan kontribusi sosial bagi masyarakat. Koperasi BMI itu lebih dari sekedar koperasi, tapi sosial pemberdayaan. Kopsyah BMI hadir memberikan manfaat. Dengan penyerahan rumah gratis ini, satu rumah tak layak di Desa Sukatani berkurang,” tandasnya.
Hadir dalam acara itu, Direktur Operasional Kopsyah BMI Yayat Hidayatullah, Manajer Ziswaf Kopsyah BMI Andi, Manajer BMI Institute Baban Sarbana, Manajer Area 07 Ahmad Mulyadi dan Manajer Cabang Wanasalam M Mashur Saleh.
Sementara, Pengawas Koperasi Dinkop UMKM Provinsi Banten Gatot Sukoco mengungkapkan untuk kesekian kalinya, Kopsyah menunjukkan kepeduliannya. ke warga dhuafa. Yakni memberikan hibah rumah kepada anggota dan non anggotanya. Hal ini yang menurutnya menjadi pembeda antara BMI dan lembaga keuangan lainnya.
“BMI adalah koperasi level nasional yang baru saja mendapat penghargaan dari Provinsi Banten, jadi jangan ragu menjadi anggota BMI,” tandasnya. (togar/humas).
Otw 1000 Rumah Layak Huni Gratis