4 Tanda Kejujuran Dalam Ukhuwwah

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Jumat, 5  November 2021 | 29 Rabiul Awal 1443 H | Oleh : M Reza Prima, ME

Klikbmi, Tangerang – Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata, “Empat perkara yang dengannya ukhuwwah (persaudaraan) bisa diketahui benar-benar ada atau tidak :

١- الصَّفْحُ قَبْلَ الاِستِقَالَةِ.

٢- وتَقْدِمُ حُسْنِ الظَّنِّ قَبْلَ التُهْمَةِ.

٣- ومُخْرِجُ العُذْرِ قَبْلَ العِتَبِ

٤- وَبَذْلُ الوُدِّ قَبْلَ المسْأَلَةِ.

1. Memaafkan sebelum dimintai maaf.

2. Mendahulukan berbaik sangka sebelum menuduh.

3. Mencarikan alasan sebelum menegur.

4. Berkorban memberikan apa yang dicintai sebelum diminta.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis hal, 131).

Disebutkan dalam Shahih Bukhãrí dengan sanadnya dari Abdullah bin Zubair, ia berkata bahwa sesungguhnya perintah untuk memaafkan itu diturunkan berkenaan dengan perangai orang. Artinya, hendaklah engkau memaafkan orang yang telah menzalimimu, memberi orang yang enggan memberi kepadamu, dan menjalin hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu. (Tafsir Ibnu Katsir, II/277).

Allah Ta’ãlã berfirman, “Akan tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Q.S. Asy-Syura/42: 43).

Di sini Allah Ta’ãlã memuji seorang muslim yang mau memaafkan kesalahan saudaranya sesama muslim, sekalipun orang itu telah mencelanya. Allah Ta’ãlã berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat/49: 12).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jauhilah sikap prasangka, sebab prasangka itu peristiwa yang nista, jangan kamu intip mengintip, jangan singgung menyinggung (perasaan), jangan susah menyusahkan, jangan dengki mendengki, jangan bermarah marahan dan jangan bertolak-belakang, kamu semua adalah hamba Allah yang bersaudara.” (HR.Bukhari).

Allah Ta’ãlã berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَىْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui.” (Q.S. Ali ‘Imran/3: 92).

Menafsirkan ayat di atas, Hasan Al-Basri berkata, “Sesungguhnya kalian tidak akan bisa meraih apa yang kalian inginkan kecuali kalau kalian mampu meninggalkan sesuatu yang menyenangkan, dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar dengan sesuatu yang kalian tidak senangi.” (Al-Qurtubí, Al-Jãmi’li Ahkãm Al-Qur’an).

Dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan salah satu kesulitan seorang mukmin maka Allah kelak akan hilangkan salah satu kesulitannya pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi).

Siapa di antara kita yang tidak ingin dihilangkan kesulitannya di hari kiamat? Karena kesulitan di hari kiamat lebih dahsyat dan lebih keras.

Wallahu A’lam

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *