Pandeglang, klikbmi.com: Infak adalah.amalan yang dianjurkan untuk dilakukan umat muslim. Dengan berinfak banyak keberkahan yang diberikan Allah SWT Allah juga menjanjikan pahala besar bagi yang menjalankannya, Jadi jangan pernah semenyepelekan infak, berapapun jumlahnya.

Dari infak anggota Rp1.000 seminggu, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menyerahkan hibah rumah siap huni (HRSH) unit ke-481 (non anggota) untuk Ibu Samah, warga Kampung Ranca Karya, RT 010, RW 03, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Rabu 3 Juli 2024.
Samah adalah ibu rumah tangga berusia 67 tahun yang tinggal bersama suaminya, Arman. Di usia yang sudah sepuh Arman bekerja sebagai pemulung. Mereka tinggal di rumah ysng sudah tak layak huni. Berdinding bilik dan beratap rumbia. Sejak terkena stroke, Samah tidak mampu melakukan pekerjaan berat. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti makan, Samah dan suami dibantu oleh keluarga terdekat.
Dengan usia yang tidak lagi muda, Arman yang kondisi matanya yang sudah rabun dan kondisi pendengaran yang mulai menurun tak menjadi halangannya untuk mencari sesuap nasi. Setiap hari Arman telah keliling mencari limbah dari pagi hingga sore dan berjalan sampai 3-5 KM. Hasil dari pengumpulannya baru bisa dijual Arman setelah lapaknya sudah penuh dan itu bisa sampai 2 atau3 hari. Dari hasil penjualan limbah Arman memperoleh Rp. 20.000,- sampai Rp. 30.000,- saja. Yang artinya, jika dibagi dengan rata per hari, pendapatan pak Arman sebesar Rp. 10.000,- atau Rp. 15.000,sehari.

Samah memiliki seorang anak perempuan dan sudah memiliki 6 orang cucu yang tinggal di lain kampung. Namun kondisi anaknya mengalami sedikit gangguan jiwa dan beberapa cucunya tidak terlahir dengan normal.
Samah dan Arman menempati rumah berlantai tanah yang dihibahkan oleh orang tuanya. Mereka membangun rumah ala kadarnya saja, bahkan posisi kamar mandi berada di luar dan ditutup hanya dengan terpal. Terbayang jika malam hari, Arman yang kondisi matanya rabun harus berjalan meraba ingin ke kamar mandi ke luar dengan atap rumbia berdinding bilik bambu, Samah dan Arman tidur di atas dipan yang terbuat dari bambu (bale), dipan bambu ini menjadi peraduan tidur malam pasutri itu.

Barakalllah. Dari infak anggota BMI. Bilik bambu telah berganti dengan hebel. Atap rumbia kini menjadi atap asbes berangka baja ringan. Lantai tanah kini berubah menjadi lantai keramik dari teras hingga ke dapur. Kopsyah BMI juga membangun kamar mandi di rumah tersebut plus kamar tidurnya. Tak adalagi dipan bambu. Adapun biaya pembangunan HRSH ini sebesar Rp 60.000.000,- dengan rincian;
dari Anggota Rp 300.000,- dan dari Kopsyah BMI, Rp 59.700.000,-
Mewakili Presiden Direktur Utama Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara Direktur Operasional Kopsyah BMI Sondari menerangkan bahwa rumah gratis yang diserahkan ke Ibu Samah merupakan unit ke 49 yang dibangun Kopsyah BMI untuk Warga Pandeglang baik anggota maupun non anggota.
Sondari menjelaskan, Pembangunan rumah ibu Samah berasal dari infak anggota Koperas BMI. “Kita punya gerakan Gassiteru kepanjangan Gerakan sedekah tiga ribu seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari Gassiteru infak kita membangun rumah Ibu Samah senilai Rp 60 juta, Dari wakaf Rp2.000 seminggu, kita telah mengumpulkan Rp36 miliar. Inilah kekuatan berjamaah, tidak ada yang berat jika dilakukan dengan gotong royong tentunya bersama koperasi BMI, ”ujar Sondari dalam sambutannya.

Sondari menegaskan, Koperasi merupakan bentuk usaha yang berdasarkan asas kekeluargaan. Jika sudah berkeluarga, maka menimbulkan tanggung jawab bersama. Salah satunya tanggung jawab sosial baik kepada anggota dan Masyarakat.
“Kalau sudah jadi keluarga. Kalau ada masalah dalam hal pembiayaan. datang ke kantor. Komunikasikan bukan membawa bawa oknum LSM atau ormas untuk backup. Kita ini koperasi syariah yang mengutamakan solusi bersama. Yang non anggota saja kita berikan rumah apalagi Anggota yang membutuhkan solusi. ibu-ibu harus paham harus bahwa Kopsyah BMI ini tidak hanya mencari profit melainkan memberi manfaat bagi anggota dan masyarakat,” terangnya.
Sondari mengatakan, Kopsyah BMI hadir di 100 cabang adalah mengajak masyarakat bermuamalah secara syar’i. Seperti firman Allah SWT dalam Surah Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa. Lalu bagaimana tolong menolong dalam kebaikan, yaitu dengan menjadi anggota koperasi syariah BMI” terangnya.

Di tengah sambutannya, Sondari juga berbincang dengan dua anggota Kopsyah BMI Cabang Panimbang yakni Santi dan Amanah. Keduanya mendapat hadiah 5kg beras BMI setelah menjelaskan bagaimana Kopsyah BMI menaikkan taraf hidup dan ekonomi keluarganya.
Sondari menjelaskan, Operasional Syariah-nya Koperasi BMI telah diverifikasi oleh Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Baik akad-akadnya, dan kita memiliki Ketua Pengawas Syariah yang levelnya nasional. Kita hidup di Indonesia, maka muamalah-nya lewat MUI,” paparnya.

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Agus Mintono, Kabid Koperasi Dinkop UKM Provinsi Banten Gustiawan, Sekdis Diskoperindag Pandeglang Sudin, Kapolsek Patia AKP Dodin Awaludin, Kades Cibungur Muhi, Trantib Sukaresmi serta dari Internal BMI yakni Direktur SDM Kopsyah BMI Akhmad Jauhari, Manajer Area 006 Raidi, Manajer Cabang Panimbang Sulaeman.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Agus Mintono. Ia menuturkan, BMI hadir untuk mengajak anggota berjuang meningkatkan ekonomi agar lebih baik. ”Karena melalui koperasi, masyarakat yang dahulu ekonominya rendah kini semakin meningkat. Tidak hanya ekonominya saja, tapi juga jiwa sosialnya ikut terangkat,” ungkapnya.

Kades Cibungur Muhi mengatakan BMI datang untuk mengajak anggota berjuang meningkatkan ekonomi agar lebih baik. ”Karena melalui koperasi, masyarakat yang dahulu ekonominya rendah kini semakin meningkat. Tidak hanya ekonominya saja, tapi juga jiwa sosialnya ikut terangkat,” ungkapnya.(Togar/humas)