Ikopin University, Rumah Koperasi Indonesia !

BMI Corner
Studium Generale 2023 & Pembentukan Sekretariat Bersama Koperasi Indonesia

Sumedang, Klikbmi.com – Dengan tangan mengepal ke atas, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara dan para peserta dengan suara lantang menyebut ” Ikopin University, Rumah Koperasi Indonesia,” tagline ini menggema di Gedung Serbaguna Suhardani, Ikopin University, Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa 17 Oktober 2023.

“Ikopin University?,” teriak Presdir Koperasi BMI Grup.

“Rumah Koperasi Indonesia,” timpal para peserta juga dengan tangan mengepal ke atas.

Hari ini, Ikopin University menghelat Studium General 2023 dan Pembentukan Sekretariat Bersama Koperasi Indonesia. Dalam acara tersebut, Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi keynote speaker.

Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi Keynote Speaker Studium Generale 2023 Ikopin University di Jatinangor Sumedang, Selasa 17 Oktober 2023.

Mereka yang ikut dalam seminar yang bertema inovasi dan sinergi koperasi sebagai upaya pemberdayaan Koperasi Indonesia, tidak hanya oleh para civitas Ikopin saja, melainkan juga 30 koperasi besar dari seluruh Indonesia, termasuk Ketua Pengurus Kospin Jasa yang juga Ketua Forum Koperasi Indonesia Andy Arslan Djunaid.

Suasana studium generale begitu semarak menyambut para praktisi, akademisi dan peneliti koperasi. Sudah jelas, besarnya koperasi di Indonesia berasal dari masifnya gerakan koperasi Indonesia. Seperti pesan Bung Hatta bahwa keabadian suatu negara hanya dapat dicapai dengan upaya maju bersama. Dan itu hanya bisa diraih dengan berkoperasi sesuai Pasal 33 UUD 1945.

Kamaruddin Batubara mengawali presentasinya dengan mengenalkan holding Koperasi BMI Grup. Ada 3 koperasi primer di Koperasi BMI Grup yakni Kopsyah BMI (Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia), Kopmen BMI (Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia) dan Kopjas BMI (Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia) yang disinergikan lewat Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia. Kehadiran holding ini berawal dari Tanah Kelahiran Bung Hatta yakni Bukittinggi, Sumatera Barat.

Kambara : Koperasi itu harus benefit oriented bukan profit oriented. Karena itu kami membangun 439 unit rumah gratis untuk anggota dan non anggota.

“Pada akhir 2018, kami ke tanah kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi. Di sana kami mendapat inspirasi membangun Koperasi BMI Grup. Dan yang pertama kalinya, Koperasi Sekunder berada dalam satu grup dan itu ada di BMI. Hingga sekarang jumlah anggotanya mencapai 298 ribu (data per 16 Oktober 2023),” jelas pria yang akrab disapa Kambara tersebut.

Kambara menyampaikan program sosial Kopsyah BMI yang sangat populer yakni Hibah Rumah Siap Huni (HRSH). Hingga sekarang, Kopsyah BMI telah menyerahkan 439 unit rumah gratis dan 166 diantaranya untuk non anggota.

“Koperasi itu harus benefit oriented bukan profit oriented. Inilah koperasi, semangatnya gotong royong, kalau sudah gotong royong semangatnya adalah menolong,” paparnya.

Kambara berfoto bersama Rektor Ikopin University Prof Agus Pakpahan dan civitas kampus lainnya.

Kambara menjelaskan, ke depannya, tumbuh kembangnya Ikopin University harus sejalan dengan gerakan koperasi Indonesia. Kebanggaan itu haruslah disimbolkan. Bagaimana nantinya akan terpasang ribuan bendera koperasi di halaman depan kampus. Jika ini membesar, Ikopin bisa  membangun Coop Tower (Menara Koperasi).

“Kita ingin ada 1.000 bendera koperasi terpasang di depan Rektorat, agar mahasiswa di sini bangga dan paham koperasi. Tapi ini tidak gratis, andaikan satu  koperasi berbayar Rp1 juta, maka ada Rp1 miliar untuk pengembangan Ikopin,” paparnya.

Kambara bersama Rektor Ikopin University menuju lokasi acara.

“Dan suatu saat bukan sesuatu yang tak mungkin ada gedung dengan nama koperasi di sini, misal Gedung Kospin Jasa, Gedung Koperasi BMI dan Gedung Bung Hatta. Dan suatu saat Hari Koperasi Nasional harus diselenggarakan di Ikopin. Jadi jangan hidup dari koperasi, tapi harus menghidupi koperasi,” jelasnya.

Kambara juga mengatakan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 33 ayat 1 menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Salah satu bentuk badan hukum Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang ini adalah Koperasi. Tapi sayangnya, banyak yang mendaku masih berdasar pada Pancasila dan UUD 1945, tetapi politik perekonomiannya melenceng dari dasar itu.

Rektor Ikopin University Prof Agus Pakpahan.

“Sudah 78 tahun kita melupakan ekonomi gotong royong, Definisi koperasi adalah badan usaha dengan asas kekeluargaan. Ini jadi PR sama-sama kita,” terangnya.

“Mungkin karena Koperasi kita belum maju karena melupakan pesan Bung Hatta, bahwa koperasi kita belum jujur dan setia kawan,” tambahnya.

Kambara menjelaskan, Bung Hatta, yang menulis soal-soal ekonomi ratusan lembar selama di pembuangan Digul dan Banda Neira, sangat menyakini bahwa koperasi mendahulukan keperluan bersama dan membelakangkan kepentingan orang-seorang.
Bahkan dalam anjurannya, Bung Hatta tidak hanya berfikir bahwa koperasi tidak hanya dijalankan di lapangan produksi kecil-kecil, tetapi juga sebagai dasar industrialisasi nasional Indonesia ke depan.

“Data BPS, di Indonesia kita ada 130.354 koperasi. Kalau semua ini punya sikap yang sama (berkolaborasi), maka kapitalisme pasti takut. Namun tetap ada tantangan, ke depan tantangan itu adalah manajemen, permodalan dan teknologi,” ujar penulis tiga seri Buku Peradaban Koperasi Indonesia.

Penerima Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI ini menjelaskan untuk membangun koperasi, pengurusnya harus punya jiwa entrepreneurship.
“Saat ini masih banyak UU belum mendukung koperasi sebagai badan usaha (pendidikan, pertanahan, jasa diklat, travel, dll).Bahkan RUU Perkoperasian yang baru belum mengakomodir KSPPS atau Koperasi Syariah sebagai Lembaga Amil Zakat.
Dan, Koperasi belum masuk dalam struktur keilmuan (harusnya menjadi kurikulum pendidikan dasar hingga perguruan tinggi),” jelasnya.

Kambara juga menyampaikan, Kopsyah BMI  mempunyai lahan sawah wakaf dengan luasan sawah produktif seluas 11 Ha di Kabupaten Tangerang. Dana untuk membeli sawah ini dikumpulkan dari wakaf para anggota. Kopsyah BMI menghimbau anggotanya untuk berwakaf Rp2.000 perminggu. 

Dari hasil wakaf yang terkumpul sudah dapat membeli lahan sawah seluas 11 ha yang menjadi sawah wakaf.  Sawah wakaf tersebut digarap oleh para anggota koperasi dengan sistem bagi hasil.  Hasil sawah itu kemudian sebagian disedekahkan, sebagian di kembalikan ke dana wakaf dan sebagian untuk nazhir.

“Sekarang dana wakaf melalui uang telah mencapai Rp32 miliar dari anggota Kopsyah BMI. Koperasi Indonesia harus besar, besar benefitnya, besar asetnya dan besar kiprahnya. Inilah kekuatan captive market, kalau mau koperasinya besar maak harus banyak sedekah,” tandasnya.

Maka Koperasi menjadi tuan rumah ekonomi Indoensia. Pemerintah bersama praktisi koperasi dan akademisi/dosen dan peneliti untuk membuat kajian-kajian koperasi.
“Makanya saya usul harus ada Kementerian Koperasi, BUMN dan Pariwisata. Karena ketiga sektor ini saling mendukung. Dan terakhir harus ada Dirjen Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan Dirjen Wakaf,” pungkasnya.

Turut hadir Ketua Forum Koperasi Indonesia Andy Arslan Djunaid dan pengurus koperasi besar lainnya

Sementara Rektor Ikopin University Prof Agus Pakpahan menceritakan bagaimana selang sehari pelantikannya sebagai rektor, ia harus bertolak ke Bukit Tinggi. Di sana, dirinya mencari inspirasi koperasi Indonesia yang sesungguhnya.
“Kok bisa puluhan tahun berjuang melahirkan Pasal 33 UUD 1945 yang menjadi landasan koperasi? Padahal setelah dari Belanda, Bung Hatta punya kapabilitas sebagai direktur bank namun ia memilih dibuang ke Boven Digul, ternyata bagi beliau, kemerdekaan adalah hak segala bangsa, pendidikan kita bisa merdeka, dengan koperasi adalah alat kita untuk merdeka,” jelasnya.

Agus mengatakan, Pasal 33 UUD 1945 yang lahir dari para founding father Indonesia karena menyadari betul bahwa sistem ekonomi Indonesia sebelum merdeka adalah penghisapan (apartheid), sisa-sisa VOC yang menindas pribumi, dan ini harus direstrukturisasi.
“Maka diksinya berubah bahwa ekonomi harus disusun sebagai usaha bersama dan seterusnya dan mudah-mudahan stadium generale dan sekretariat bersama ini menjadi jalan untuk melanjutkan cita-cita Bung Hatta yang diawali sebagai silaturahmi,” paparnya.

Mou Koperasi BMI dan Ikopin University

Agus menjelaskan, pada periode Malaise (tumbangnya kapitalisme di Amerika Serikat era 1930-an) hanya orang-orang yang mereka sebut “The Forgotten Man” mereka yang berasal dari petani, pekerja, peternak dan masyarakat kelas bawah lah yang membangun ekonomi Amerika kembali bangkit dengan berkoperasi.

“Koperasi menjadi jalan tengah dari dua aliran ekonomi besar (sosialisme dan kapitalisme). Dengan hadirnya studium generale dan sekretariat bersama di Ikopin  menjadi wadah pertukaran ide untuk membangun ruh koperasi Indonesia ini hidup,” tukasnya. (togar/humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *