Subang, klikbmi.com – Koperasi haruslah berwatak sosial, bukan kapitalistik. Artinya, koperasi itu tidak boleh dikembangkan dalam logika kapitalistik, yakni mencari untung. Melainkan koperasi yang memberikan banyak benefit untuk anggota dan masyarakat.
Tepat di Hari Rabu 11 Oktober 2023, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menyerahkan rumah gratis untuk Kara Sukara (51 tahun), seorang pemulung asal Dusun Jambe Anom, RT 011, RW 003, Desa Purwadadi Barat, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Hibah rumah siap huni (HRSH) untuk Pak Kara merupakan unit yang ke 438. Rumah Pak Kara merupakan unit ke 166 yang dibangun dari infak Rp1.000 per minggu. Dan rumah gratis ke -8 yang dibangun di Kabupaten Subang dan kedua di Kecamatan Purwadadi.
Lantas siapa Pak Kara hingga mendapatkan rumah gratis dari BMI? Setiap hari Pak Kara bekerja sebagai pemulung. Malam harinya ia menjadi penjaga rumah burung walet dengan gaji Rp200 ribu sebulan. Kara tinggal di rumah peninggalan orang tuannya yang tak layak untuk dihuni. Kiri kanan temboknya sudah retak dan tinggal menunggu ambruk.

Di tengah kondisi itu, Kara merupakan mantan penderita kusta. Di tahun 1992, Kara Sukara merupakan pasien RS Kusta Sitanala Kota Tangerang. Dan akhirnya dinyatakan sembuh total pada 1994. Penyakit itu membengkokkan dan menghilangkan sebagian jari jemarinya tangan dan kakinya. Keterbatasan itu membuatnya minder untuk bertemu lawan jenis dan akhirnya melajang hingga sekarang.
Kendati seorang lajang, Kara merupakan seorang ayah. Ayah dari dua keponakannya. Ia mengasuh dua putri adik perempuannya yang “broken home” sejak mereka balita. Dua gadis itu kini sudah menginjak bangku SMP dan SMA. Semua biaya hidup dan sekolah didapat dari usaha Kara yang tak lelah mencari rezeki. Hingga kemudian, kondisi Kara didengar oleh Kopsyah BMI dan kemudian membangunnya.
Darimana dana pembangunan rumahnya? Di depan para tamu acara penyerahan HRSH ke 438, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menyebutnya dengan lantang, bahwa dana pembangunan rumah ini berasal dari gotong royong infak Rp1.000 dari 232 ribu anggota Kopsyah BMI.

”Pembangunan rumah ini sumber uangnya dari infak dari 232 ribu orang. Kami membuat ajakan Gassiteru, Gerakan Sedekah Tiga Ribu. Kita ada infak Rp1.000 dan wakaf Rp2.000 setiap minggu. Alhamdulillah infak kita mencapai Rp202 juta sebulan. Dari infak, kita membangun 166 unit rumah gratis untuk non anggota. Kita juga ada gerakan wakaf yang Rp500 jutaan sebulan. Inilah gerakan gotong royong yang diperintahkan Allah SWT dalam QS Al Maidah 2, untuk saling tolong menolong dalam kebaikan,” terangnya.
Pria yang karib disapa Kambara menegaskan, Koperasi merupakan bentuk usaha yang berdasarkan asas kekeluargaan. Jika sudah berkeluarga, maka menimbulkan tanggung jawab bersama. Salah satunya tanggung jawab sosial baik kepada anggota dan masyarakat. Dan salah satunya adalah HRSH.
”Kopsyah BMI memberikan infak terbaiknya. Lihatlah rumahnya full hebel dan full keramik. Cat dari mitra kita, PT Indaco. Jadi Pak Kara tinggal bikin iklan calon pendampingnya di sini,”terang Kambara dibalas tawa mereka yang hadir.

Alumnus IPB University ini menjelaskan, Allah SWT menganalogikan orang yang berinfak dalam surah Al-Baqarah ayat 261 seperti seorang petani yang menabur benih hingga tumbuh subur. Allah SWT berfirman,
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
”Allah akan ganti 700 kali. Inilah gotong royong. Kalau saya dapat data, bahwa infak sebulan di Cabang Purwadadi adalah Rp1,3 juta. Tapi kok BMI mau membangun rumah senilah Rp60 juta untuk Pak Kara, dari mana sisanya? Dari anggota di 99 cabang yang lain. Inilah indahnya gotong royong,” paparnya.

”Jadi yang belum menjadi anggota pahalanya mohon maaf pahalanya cuma satu, karena cuma ikut menyaksikan kebahagiaan di sini. Kalau sudah menjadi anggota pahalanya dua, selain bahagia juga ikut berkontribusi melalui gerakan Gassiteru,” paparnya.
Kemudian akan timbul sebuah pertanyaan, kepada siapa saja infak dapat diberikan?
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.’ Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah Ayat 215).

Kambara menjelaskan, Infaq adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Infak sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena sekaya apapun manusia, hanya sedekah yang dibawa mati, tegas Kambara. Ia mengatakan, dengan bersedekah, sejatinya seorang hamba telah menolong dirinya sendiri dari keburukan dan menjadi bekalnya di akhirat.
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).

Kambara menegaskan, Koperasi Syariah tidak bicara ekonomi saja, namun juga memperkuat benefit sosial dan pemberdayaan untuk kesejahteraan bersama. ”Kami sangat berbahagia, karena Allah SWT memberikan kelapangan kita karena membantu saudara kita, Pak Kara Sukara sekarang sudah punya rumah. Kami minta doanya dari Pak Kara, doakan Kopsyah BMI senantiasa diberkahi Allah SWT dalam setiap langkahnya,” tandas Kambara.
Sementara Kadis Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Subang Yayat Sudrajat mengatakan, baru Koperasi BMI yang dikenalnya sebagai koperasi yang memberikan kontribusi sosial yang tinggi di Kabupaten Subang. “Inilah koperasi yang sebenarnya, BMI mendorong anggotanya memberikan kontribusi dan ikut bergotong royong bagi kesulitan warga lain. Saya ucapkan banyak terima kasih untuk Kopsyah BMI. Saya tak pernah mendengar ada kekecewaan dari masyarakat tentang BMI,” jelasnya.

Yayat mengatakan, dari 1.400 koperasi di Subang yang aktif baru 400. Sementara yang konsisten memberikan kontribusi sosial dan rumah gratis baru Kopsyah BMI. Karena di Subang masih banyak koperasi yang mindset-nya mencari untung bukan manfaat.
”Ibu jangan khawatir, karena BMI sudah memberikan bukti sosialnya. Dan benar-benar koperasi dengan level nasional serta sehat. Kalau ibu-ibu punya sangkutan di bank harian tolong di lepas, jadilah anggota BMI. BMI ini obat paling mujarab buat masyarakat Subang bangkit dari kemiskinan,” jelasnya.
Sementara Camat Purwadadi Andri Darmawan mengajak semua yang hadir menjadi anggota Kopsyah BMI. Sebagai anggota Kopsyah BMI, ia mengaku BMI mendorong anggotanya untuk sejahtera bersama.

“Ini Rumah paling bagus yang dibangun di Subang dari kegiatan sosial yang pernah saya lihat. Baru dua tahun di Purwadadi, Kopsyah BMI sudah membangun dua rumah gratis. Sungguh luar biasa. Kami sampaikan terima kasih kepada Kopsyah BMI. Kopsyah BMI sejalan dengan visi masyarakat Subang dan Purwadadi yakni membangun aspek spritualitas, sosial dan ekonomi warga kami,” jelasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Subang Najib Jordy Faturrahman, Sekdes Purwadadi Barat, Polsek dan Danramil Purwadadi. Kemudian Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus, Pengawas Operasional Kopsyah BMI Didi Budiharta, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Andi, Manajer Area 13 M Saepul dan Manajer Cabang Purwadadi Rizky Apriama. (togar/humas)