Kisah Pengabdian Mulyadi

Edu Syariah

Nasehat Dhuha  Rabu, 16 Februari 2022| 14 Rajab 1443 H | Oleh : Ustad Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang – Menggunakan kaos partai yang dibasahi dengan keringat Mulyadi pulang dari kerja dan langsung disambut oleh rerumputan yang berada di sekitar rumahnya. Bapak kelahiran tahun 1961 ini sehari-hari bekerja serabutan. Dan ia adalah warga asli Kampung Cibadak Desa Suradita RT 03 RW 02 Kecamatan Cisauk Kabupaten, Tangerang.

“Dari dulu keluarga saya memang tinggal di sini.  rumah yang saya tinggali sekarang adalah bekas rumah orang tua saya. Saya tinggal di sini sudah 61 tahun dan belum berpindah-pindah “ ujar lelaki paruh baya penerima bantuan Hibah Rumah Siap Huni yang ke-350 dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia.

Rumah Mulyadi Sebelum Dibangun Kopsyah BMI

Walaupun ia sudah berumur 61 tahun, akan tetapi semangat bekerja demi memenuhi kebutuhan tidak pernah padam. Ia selalu berusaha untuk mengisi kekosongannya dengan hal positif. Ia tidak ingin hari-harinya hanya berdiam diri di rumah. Jika tidak ada orang yang menyuruhnya bekerja, maka ia biasanya pergi ke sawah. “Kalau tidak ada yang nyuruh kerja, saya biasanya ke sawah” ujar Mulyadi ketika ditemui Tim ZISWAF di rumahnya yang sudah dibangun oleh Koperasi BMI tersebut.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Rumah Mulyadi

Di dalam obrolan yang hangat itu, ada hal menarik tentang kisah kehidupannya. Ternyata ia pernah merasakan menjadi Ketua RT selama 4 periode. Yaitu periode tahun 1978 sampai 1998. Waktu yang tidak singkat untuk menjabat sebagai abdi masyarakat.

Pada saat itu masyarakat tidak ada yang mau dipilih menjadi Ketua RT. Selain karena tugasnya tidak ringan dikarenakan harus mengurusi urusan orang lain, selama 4 periode tersebut, Ia tidak menerima sepeserpun gaji atas amanah itu. Karena memang pada saat itu tidak ada regulasi tentang penggajian untuk abdi masyarakat.

Dengan ketulusan hati dan ingin mengabdi kepada masyarakat dan negara, ia tidak keberatan untuk memenuhi keinginan masyarakat lingkungan sekitarnya. Hingga akhirnya 1 periode, 2 periode, 3 periode dan 4 periode terlewati dengan penuh perjuangan.

Kamaruddin Batubara, SE, ME Saat Meresmikan Rumah Mulyadi Pada Program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Ke – 350

Saya tidak untung sama sekali ketika menjadi Ketua RT. Bukannya “untung malah rugi”. Ketika ada yang menjual tanah atau menyewa tanah, tidak pernah ada yang datang ke saya. Tapi ketika ada perselisihan antar warga ataupun ada yang bermasalah dengan jual beli tanah baru datang ke saya. Dan saya berkewajiban mendamaikan dan menyelesaikan masalah itu semua.” ujarnya ketika ditanya tentang untungnya menjadi Ketua RT selama 4 periode berturut-turut.

Selama menjabat pada periode tersebut, selain menjadi Ketua RT, Ia bekerja mengawasi warga ngangklong (Ngangkut pasir). Biasanya sehari semalam dapat 75 ribu. Setelah itu, ia menjadi tukang bangunan. Dan kadang juga ngikut orang matok batas tanah di gunung. Pada tahun itu (1986) ia mendapat gaji 30 ribu hingga sekarang mendapat gaji 300 ribu dalam satu bulan.

“Bukannya saya tidak ingin membangun rumah, akan tetapi dengan gaji 400 ribu sebulan, untuk memenuhi kebutuhan makan saja harus dicukup-cukupkan. Pernah saya mencoba untuk merencanakan menyicil membeli bahan bangunan untuk memperbaiki rumah, Akan tetapi tidak pernah bisa karena memang tidak bisa menyisihkan.” ujarnya ketika ditanya keinginannya untuk membangun rumah.

Hembusan angin harapan itu muncul ketika pada tahun 2004 ada dari sebuah lembaga datang mensurvei rumahnya dan meminta biodata KTP, KK serta surat tanah sebagai syarat agar bisa dibangun rumahnya. Akan tetapi harapan itu hanyalah harapan. Hingga akhir tahun 2021, Sudah 500 lembar photo copy KTP dan KK sudah diserahkan kepada berbagai lembaga, Instansi serta perorangan yang mendatanginya.

“Saya memiliki keinginan untuk memiliki rumah yang lebih baik dari tahun 1973 (Semenjak menikah dengan istri saya). Akan tetapi keadaan berkata lain. Dengan pendapatan yang seadanya, saya hanya bisa pasrah. Ada banyak yang datang, akan tetapi hanya memverifikasi rumah dan tidak pernah kembali lagi” ujarnya ketika ditanya tentang keinginan dia punya rumah yang lebih baik.

Sebelum akhirnya dibangun oleh Koperasi BMI melalui program HRSH (Hibah Rumah Siap Huni) pada akhir tahun 2021, Rumahnya pernah dibangun melalui swasembada masyarakat pada tahun 2004. Rumahnya dibangun dikarenakan terkena angin kencang yang mengakibatkan setengah bangunan rumahnya roboh. Dan atas inisiatif ketua pemuda, warga berbondong-bondong dengan bahan-bahan seadanya untuk membangun Kembali rumahnya yang tinggal setengah itu.

Kabar baik benar-benar datang kepadanya. Mungkin inilah yang sudah Allah skenariokan dalam menjawab do’anya. Berawal dari Bu Murnah (Orang yang suka beli daun pisang ke dia) memberitahukan kepada salah satu anggota Koperasi BMI tentang keadaan rumahnya yang sudah tidak layak huni. Hingga akhirnya berita itu terdengar di telinga Manajer Cabang Cisauk, Raodatul Jannah.

Qadarullah ! Setelah proses verifikasi, pengajuan dan beberapa proses lainnya,  Allah tidak mengingkari janjinya. “Bagi hamba yang menolong saudaranya, Pasti Allah juga akan menolongnya”. Pada Akhir Desember 2021, Doa dan keinginan pak Mulyadi dari tahun 1973 diijabah oleh Allah SWT. Rumahnya yang dibangun oleh Koperasi BMI ini diresmikan oleh Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara.

“Alhamdulillah, setelah sekian lama menunggu dan terus berdoa, Allah kabulkan doa saya melalui wasilah Koperasi BMI. Pak Kambara yang meresmikan rumah ini ” ujar bapak yang terkenal dengan panggilan kuncung ini.

Dari kisah Mulyadi kita bisa mengambil ibroh bahwa selama kita menolong orang, Insya Allah Allah juga akan menolong kita. Dan juga tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). Allah berfirman di dalam Surat Ar-Rahman ayat 60 yang berbunyi :

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

Dan Allah  akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya (HR. muslim : 2699)

Wallahu a’lam bish-showaab.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

1 thought on “Kisah Pengabdian Mulyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *