Koperasi Karya Al Mahmud Mubarok Berharap Tiru Suksesnya BMI

Nasional

Klikbmi, Tangerang – Hari ini Selasa, segenap jajaran pengurus, pengawas dan pengelola Koperasi Karya Al Mahmud Mubarok (KALAM), Ciawi, Tasikmalaya melakukan kunjungan studi tiru ke Koperasi BMI Grup yang difasilitasi oleh Kopjas BMI yang memiliki divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi koperasi. Yayan Nurinsan yang didapuk sebagai Ketua KALAM menyampaikan bahwa KALAM berasal dari keluarga besar Al Mahmud. Walaupun berasal dari keluarga besar namun koperasi ini memiliki visi besar menjadi koperasi nasional yang memiliki mampu berkontribusi terhadap perekonomian.

Hadir juga dari KALAM Achyadi Y, selaku Ketua Pengawas. Keseluruhan rombongan KALAM yang berjumlah 9 orang dengan serius mengikuti program studi tiru yang dikemas dengan diklat ini.

Yayan Nurinsan, Ketua KALAM Menyampaikan Maksud Dan Tujuan Studi Tiru Ke Koperasi BMI

Mengawali materi Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI menyampaikan perbedaan koperasi dengan Perseroan Terbatas (PT). Koperasi sesuai dengan prediksi Bung Hatta pada masa depan akan banyak disalahgunakan, banyak koperasi dikelola dengan pendekatan yang menyalahi prinsip dan nilai koperasi.

Kambara biasa ia dipanggil melanjutkan penjelasan dengan menekankan pada fungsi anggota pada koperasi. “Koperasi menempakan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali” papar pria alumnus IPB University ini.

Simak profile Koperasi BMI : https://www.youtube.com/watch?v=UFopD_23xIw&t=29s

Simak profile Kopmen BMI : https://www.youtube.com/watch?v=9h6Xq3yVF6I

“Koperasi harus memiliki peradaban baru koperasi Indonesia. Ada 5 poin yang harus dijunjung tinggi. Koperasi harus besar, koperasi harus dikelola professional, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus bersifat pemberdayaan dan koperasi harus peduli sesama” tegas Kambara lagi.

Kambara mengatakan bahwa pengembangan Koperasi BMI Grup disinergikan dalam Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). “Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Dan ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa” tegas Kambara.

Baca juga Koperasi Sekunder BMI : https://klikbmi.com/rapat-kerja-koperasi-bmi-dihelat-di-garut-bergairah-dengan-koperasi-sekunder-sebagai-holding-bmi/

Kambara menegaskan Koperasi BMI memiliki metode atau model khusus. Model khusus ini disebut dengan Model BMI Syariah. “BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual” tegas penulis Buku Model BMI Syariah ini.

Peserta Diklat Dari KKMM Menyimak Materi Dari Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI

Kambara menjelaskan pembiayaan yang ada di Kopsyah BMI. “Pada prinsipnya pembiayaan di Kopsyah BMI hanya ada 2, pembiayaan produktif dan pembiayaan Investasi” terang penulis 2 buku best seller di Gramedia ini.

Baca juga Model BMI Syariah : https://klikbmi.com/resensi-buku-model-bmi-syariah-buku-panduan-simpan-pinjam-dan-pembiayaan/

Baca Buku MTS MTA : https://klikbmi.com/buku-skim-pembiayaan-sanitasi-dan-air-karya-kamaruddin-batubara-terbit-di-gramedia-diluncurkan-di-shangri-la-hotel/

 Kambara menegaskan koperasi harus masuk ke segala lini. “Koperasi harus masuk ke sektor pertanian, sektor peternakan dan berbagai sektor bisnis. Jangan sampai seakan-akan kita terframing kalau koperasi hanya bisa di beberapa sektor. Koperasi harus masuk dari hulu ke hilir. Dan ini hanya bisa kita lakukan melalui komunitas”ajak Kambara membangun koperasi yang besar.

“Kita juga masuk ke perumahan. BMI sudah punya program rumah tanpa dp. Jika kita punya komunitas kita bisa lakukan apa saja” ujar Kambara meyakinkan.

Melanjutkan materi, Kambara menjelaskan unit usaha Kopmen BMI. “Kita punya toko bangunan, café, dan saat ini yang kita kembangkan adalah BMI Point. Di pasar-pasar kita hadir” jelas pria tinggi besar ini.

Baca juga BMI Point : https://klikbmi.com/simbol-ekonomi-kerakyatan-kopmen-bmi-fokus-garap-pasar-tradisional/

“Koperasi juga harus masuk pada program digitalisasi. Kita punya DOIT.BMI untuk belanja di manapun. Selain itu kita punya BMI Mobile” terang Kambara lagi.

Kambara meneruskan materi bahwa koperasi harus melakukan banyak kegiatan sosial dan pemberdayaan. “Kita punya banyak kegiatan pemberdayaan dan sosial. Kita juga punya program wakaf  dan saat ini sedang dibangun BMI Center” terang Kambara menjelaskan kegiatan sosial dan pemberdayaan.

Simak kegiatan sosial BMI : https://www.youtube.com/watch?v=igPzPr9wPCQ&t=15s

Simak kegiatan pemberdayaan BMI : https://www.youtube.com/watch?v=DentBDe1Q7I&t=4s

Baca juga : https://klikbmi.com/wawancara-eksklusif-bersama-radius-usman-2021-kopmen-bmi-rebound-2022-optimis-melaju-kencang/

“Kita juga punya Kopjas BMI yang tadi diawal saya jelaskan. Kita punya percetakan, EO, Diklat, Tour and Travel, bengkel. Jadi koperasi memang bisa masuk kemana saja” papar Kambara lagi.

Baca juga Kopjas BMI : https://klikbmi.com/wawancara-eksklusif-yayat-hidayatullah-optimisme-kopjas-bmi-dongkrak-bisnis-jasa-mampu-bangun-sirkuit-ekonomi/

Ia menjelaskan koperasi modern berbasis  masyarakat, koperasi haruslah selalu mengajak masyarakat jadi anggota koperasi, melayani kebutuhan anggota dan menjunjung tinggi peradaban baru koperasi Indonesia. “Jika kita mampu menerapkan berkoperasi dengan benar maka kita akan menjadi koperasi yang sukses” pungkas Kambara. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *