Tangerang, Klikbmi.com: Koperasi BMI Grup sukses menggelar webinar bertajuk Merdeka Koperasi BMI With Gen Z, Hari ini (16/09) secara Hybrid. Acara yang diselenggarakan oleh tim Humas dan Promosi Koperasi BMI Grup tersebut merupakan rangkaian Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 Tahun. Dimana, sebelumnya penyelenggara melaksanakan demo video Merdeka Bersama Koperasi versi Anggota serta menjalin silaturahmi kebeberapa Koperasi Mahasiswa (Kopma) di Universitas Besar sekitar Banten dan Jawa Barat. Beberapa Anggota Kopma yang hadir pada acara tersebut adalah Kopma UIN SMH Banten, Kopma UIN Jakarta, Kopma FIB UI, Kopma IPB, Kopma IQQ Jakarta, Kopma Untirta dan Kopma UGM.
Generasi Z (Gen Z) merupakan sebutan untuk kelahiran antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi Z berada di antara Generasi Milenial (1981–1996) dan Generasi Alpha. Berdasarkan kutipan dari Wikipedia, Gen Z sering disebut sebagai Digital Native karena tumbuh di era perkembangan teknologi dan informasi. Beberapa karakteristik Gen Z di antaranya: Melek teknologi, Kreatif, Menerima perbedaan, Peduli terhadap sesama, Senang berekspresi. Akan tetapi, Gen Z masih kurang familiar dan seringkali menganggap Koperasi adalah rentenir karena kurangnya literasi dan edukasi tentang Koperasi.
Menurut Kamaruddin Batubara selaku Presiden Direktur Koperasi BMI Grup, Gen Z tidak akrab dengan Koperasi karena Gen Z tumbuh di era digital yang didominasi oleh narasi bisnis startup, teknologi, dan wirausaha individu. Model bisnis yang ditampilkan oleh media sering kali fokus pada perusahaan teknologi besar.
“Kenapa anak muda tidak tertarik koperasi? Mungkin ini adalah imbas kapitalisme yang terus menerus, Gen Z itu dominasi pengetahuannya sebatas kapitalisme dan startup. Itu juga dipengaruhi karena kurangnya inovasi dan eksposur media terhadap Koperasi yang benar. Padahal Koperasi itu kita jalankan sebagai ekonomi kerakyatan” Ungkap Pria yang karib disapa Kambara tersebut.
Menurut Kambara, yang juga Direktur Utama Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) tersebut, Koperasi menjalankan bisnis untuk kesejahteraan Anggota. Anak muda berpeluang besar untuk dapat sejahtera melalui Koperasi.
“Semua bisnis Koperasi itu untuk kesejahateraan anggota, itu hal mendasar dan fundamental yang harus kita pahami, sekarang bagaimana kita menjalankan koperasi dari desa? Bekerjasama dengan seluruh stakeholder dan semua yang ada di desa, outputnya produknya nanti yang akan kita pasarkan, beberapa orang tertentu akan kita latih dan kembangkan untuk menjadi marketing, Mahasiswa berpeluang disitu agar kita bisa menguasai 3 kegiatan ekonomi: Produksi, Distribusi dan Konsumsi” Lanjut Kambara.
Pada sesi tanya jawab, Kambara menjelaskan tujuan Koperasi BMI adalah melawan ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. “Masyarakat sudah tidak lagi realistis, tidak lagi mempertimbangkan bisa di akses atau tidak dengan melihat kelayakan usahanya, oleh karena itu Koperasi harusnya bisa mendidik dan memberdayakan Anggotanya” Papar Pria penerima penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI tersebut.
Pada kesempatan itu, Ia juga memaparkan 7 langkah menjalankan bisnis bagi anak muda ketika dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana menjalankan usaha Koperasi Mahasiswa di Kampus agar dapat mandiri, “Anak muda kalau mau sukses menjalankan usaha, ada 7 langkah, 1. Niat, 2. Networking, 3. Tentukan Usahanya apa, 4. Modal, 5. Sumber Daya Manusia (SDM), 6. Organisasi, 7. Do it jika mau Duit, maka Do it, lakukan” Pungkas Kambara.
Selain memberi pengetahuan dan wawasan tentang berkoperasi, kegiatan mengulas seputar membangun koperasi yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif untuk mensejahterakan masyarakat desa dengan turut andil Mahasiswa atau anak muda. Peserta selain merupakan para mahasiswa juga dihadiri aktivis koperasi dan masyarakat umum.
Kegiatan yang dipandu oleh Ferrel selaku tim Humas Koperasi BMI Gruo menghadirkan dua narasumber yang dihadirkan yakni, Kamaruddin Batubara sendiri yang menyampaikan materi Ideologi berkoperasi dan Radius Usman selaku Direktur Utama Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) yang menyampaikan materi Bisnis Palugada versus Fokus. Menurut Radius, “Koperasi itu harus bisa mengidentifikasi kebutuhan bersama, makin banyak kebutuhannya makin tinggi juga keuntungannya”.
Ia juga berpendapat bahwa arti kemerdekaan adalah Koperasi. Karena Soekarno sebagai Bapak Proklamator selalu berdampingan dengan Moch Hatta selaku bapak Koperasi pada uang kertas RI nominal 100 Ribu Rupiah.
“Koperasi adalah jalan kemerdekaan, kalau teman-teman punya uang 100 ribuan sudah jelas merasa merdeka, gak akan laku uang 100 ribu kalau gak ada bung hatta. Jalannya Merdeka harus dengan Koperasi, karena Bung Karno selalu berdampingan dengan Bung Hatta. Tanpa Koperasi gak mungkin Merdeka” Ungkap Radius.
Pada sesi tanya jawab, Mahasiswa terlihat aktif bertanya dan berdiskusi bagaimana mereka menjalankan Koperasi dan atau terlibat dalam Koperasi untuk Kesejahteraan Anggotanya dan Masyarakat dalam artian luas. Selain itu, Penyelenggara menyediakan beragam hadiah Doorprize yang akan diumumkan melalui media sosial Instagram koperasi BMI @Bentengmikro_Indonesia, diantaranya adalah Handphone.
Kegiatan tersebut ditutup dengan kalimat penutup oleh Kambara yang mengutip kalimat Bung Hatta, “Perekonomian sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan adalah Koperasi. sebagaimana keluarga bertanggungjawab atas keselamatan keluarganya, maka berkoperasi harus saling dukung dan saling support, mengoptimalkan pelayanan, menghidupkan usaha dan sebagai sebuah keluarga harus saling menjaga.”
Sedangkan Radius menyampaikan kalimat penutup yang menyatakan “Masa depan koperasi, masa depan bangsa ada ditangan mahasiswa, setelah itu kita serahkan pada yang maha kuasa, Allah SWT” Pungkas Radius (Nurjannah/Humas).