Nasehat Dhuha Senin, 17 Januari 2022| 9 Jumadil Akhir 1443 H | Oleh : Fakhry Fadhil, S.Sy , M.H
Klikbmi, Tangerang – Tema kita hari ini adalah bagaimana kita membudayakan hidup sederhana, kita harus berorientasi pada apa yang dibutuhkan dan bukan pada apa yang diinginkan. Hidup sederhana adalah hidup yang mengedepankan kebijaksanaan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hidup sederhana juga bukan berarti akan terus merasa kekurangan, tapi mengajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah kita miliki.
Kita bisa melihat QS Al Furqan ayat 67 :
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Artinya: “Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik.”
Mengedepankan kebijaksanaan berarti seseorang harus memilih mana yang harus menjadi skala prioritas dan sebaliknya, jika tidak memiliki kebijaksanaan, seseorang cenderung mengikuti hawa nafsu yang justru dapat menjerumuskannya dalam kesengsaraan dunia dan akhirat.
Islam mengajarkan dan mengingatkan bahwa hidup secara sederhana itu banyak sekali manfaatnya,di antaranya terbebas dari perasaan khawatir terhadap masalah keuangan, dan mempunyai investasi atau tabungan untuk masa depan. Hidup hidup sederhana menunjukkan pribadi yang lebih bertanggung jawab, lebih percaya diri untuk menghadapi masa depan dan menjauhi dari perbuatan syaitan.
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra’ Ayat 27).
Tujuan bermewah-mewahan, kerugianlah yang akan kita dapatkan, minimal kecurigaan orang lain bahwa kita telah melakukan kecurangan. Siksaan yang sering kali menjadi bawaan kemewahan ini adalah keinginan untuk pamer yang tidak bisa dikendalikan, ingin diketahui orang lain, rasa takut yang berlebihan akan munculnya saingan, mudah iri dan dengki kepada siapa saja yang punya kelebihan, rasa cemas, takut terhadap barang-barangnya jika rusak, dicuri. Makin mahal barang yang dimiliki, maka kita akan semakin takut kehilangan.
Tampaknya, pola hidup sederhana harus dibudayakan lebih masif di masyarakat kita. Tak terkecuali di keluarga kita. Kalau orang tua memberikan contoh pada anak-anaknya tentang kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari merasa dirinya lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah.
Sederhana adalah suatu keindahan. Karena seseorang yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari kesombongan dan lebih mudah merasakan penderitaan orang lain. Jadi, bagi orang yang merasa penampilannya kurang indah, perindahlah dengan kesederhanaan. Sederhana adalah buah dari kekuatan mengendalikan keinginan.
Dalam Islam, kaya itu bukan hal yang dilarang, bahkan dianjurkan. Banyak perintah ibadah dengan harta seperti zakat, haji, sedekah, ibadah kurban dan banyak perintah lainnya. Perintah zakat bisa dipenuhi kalau kita punya harta, demikian pula perintah haji dan banyak kebaikan lainnya bergantung kepada kekayaan. Yang dilarang itu adalah berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Saya tidak mengajak untuk miskin, tapi mengajak agar kita berhati-hati dengan keinginan hidup mewah.
Satu hal yang penting, ternyata di negara manapun orang yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada orang yang bergelimang kemewahan. Apalagi mewahnya tidak jelas asal-usulnya. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat sederhana. Walaupun harta beliau sangat banyak, rumah beliau sangatlah sederhana, tidak ada singgasana, tidak ada mahkota walaupun jika beliau mau hal itu akan sangatlah mudah beliau dapatkan. Lalu, untuk apa Rasulullah SAW memiliki harta? Beliau menggunakan harta tersebut untuk menyebarkan risalah Islam, berdakwah, membantu fakir miskin, dan memberdayakan orang-orang yang lemah.
Dari apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, kita harus kaya dan harus mendistribusikan kekayaan tersebut kepada orang lain sebanyak- banyaknya, terutama untuk orang terdekat. Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga telah terpenuhi, bersihkan dari hak orang lain dengan berzakat. Kalau masih ada lebih, maka siapkan untuk kerabat yang membutuhkan. Kekayaan kita harus dapat dinikmati banyak orang. Sederhana dan tidak berlebihan akan menjadikan kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita beramal saleh menolong sesama.
Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Nah, jika sudah tahu akan pentingnya hidup hemat dan sederhana, langkah terbaik yang kita lakukan adalah segera menerapkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Para pemimpin, ulama, pemuka masyarakat, para guru, orang tua, dan semua lapisan masyarakat hendaknya mencontoh hidup hemat dan hidup sederhana karena Rasulullah SAW memberikan teladan agar kita menjalani hidup dalam kesederhanaan.
Marilah budayakan hidup sederhana dalam perilaku kita dan jangan lupa juga untuk selalu bersedekah atas harta kita, agar selalu mendatangkan keberkahan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)