Nasehat Dhuha Senin, 31 Januari 2022| 27 Jumadil Akhir 1443 H | Oleh : Ustadz Fakhry Fadhil, S.Sy, M.H
Klikbmi, Tangerang – Apa yang kita lakukan hari ini sangat berpengaruh terhadap masa depan kta. Setiap mahluk hidup memiliki aktivitasnya masing-masing yang akan dicatat dalam kitab amal perbuatan, mulai yang terkecil hingga yang terbesar akan dicatat secara rinci dan detail oleh Malaikat. Buku amalan tersebut akan menjadi saksi dari aktivitas yang dilakukan di hari akhir kelak. Untuk itu perlu adanya perencanaan dalam melakukan aktivitas kehidupan yang dinamis.
Perencanaan adalah proses untuk mengantisipasi dan mengubah sesuatu yang belum terjadi, melihat jauh ke depan, mencari solusi yang optimal, yang dirancang untuk meningkatkan manfaat pembangunan secara pasti dan yang akan menghasilkan hasil yang diprediksi. Islam memiliki pandangan yang lebih bijak dan relevan tentang perencanaan.
Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwa-lah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Hasyr, 18).
Hendaknya kita membuat perencanaan dan mengevaluasinya setiap aktifitas, karena tujuan hidup di dunia adalah mencari bekal menuju perjalanan fase kehidupan selanjutnya.
Merencanakan dan mengevaluasi setiap aktifitas sebagai persiapan bekal menuju perjalanan fase kehidupan selanjutnya secara garis besar harus tertanam dalam diri manusia untuk menjadi sholeh dan akram.
Manusia harus selalu berpikir lebih taqwa dan lebih disiplin dalam ibadah. Istilah orang sholeh bisa diartikan sebagai orang yang mampu mewarisi (mengatur, mengelola, dan megembangkan) bumi ini sebagai implementasi dari tugas manusia yang kedua yaitu imaratul ardli yang kesemuanya diarahkan pada tujuan yang hakiki yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat (Sa’adah ad darain).
Al-Quran menyuruh kita memanfaatkan pemberian dan anugerah Allah yang mengantarkan kepada kebahagiaan akhirat berupa kenikmatan surga yang menjadikan manusia menjadi mulia di sisi Allah (akram), yaitu dengan tindakan rasa syukur atas apa yang telah diberikan Tuhan dan menyalurkan kepada jalan yang diridhoinya. Dan memerintahkan manusia untuk tidak melupakan nasibnya di dunia, dalam arti manusia diperintahkan untuk mengelola dunia ini dengan baik dan bagus sehingga mereka selamat dari adzab pada fase kehidupan selanjunya. Allah dalam Al-Qur’an:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Carilah olehmu apa-apa yang Allah berikan kepadamu yakni tempat di Akhirat, namun jangan engkau melupakan nasibmu di dunia. Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan jangan merusak dimuka bumi, karena Allah tidak senang kepada orang yang jadi perusak”. Al-Qhashas (28:77)
Oleh karenanya, untuk kesuksesan kehidupan di akhirat kelak pastinya harus melalui sebuah perencanaan, antisipasi dan melihat jauh ke depan pada satu tujuan hakiki yaitu kebahagiaan akhirat. Karenanya, dalam melaksanakan aktifitas apapun selama di dunia harus selalu tertanam sifat sholeh dan akram, niscaya kita akan selamat dan membawa bekal yang cukup pada fase kehidupan selanjutnya. Prinsip utama yang harus dipegang adalah masa depan kita bergantung dengan apa yang kita lakukan hari ini.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)
Bmi joss