Nasehat Dhuha Minggu, 30 Januari 2022| 26 Jumadil Akhir 1443 H | Oleh : Ustadz M Reza Prima, ME
Klikbmi, Tangerang – Siapa yang tidak ingin didoakan kebaikan oleh para Malaikat? Semua kita -insyaAllah- berharap mendapatkan doa baik tersebut. Apalagi yang mendoakan adalah para Malaikat, makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah (lihat Q.S. At-Tahrim/66: 6) Pertanyaannya, pribadi seperti apa yang didoakan para Malaikat tiap harinya?
Untuk pertanyaan tadi, ada baiknya kita perhatikan hadis berikut. Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«مَا مِنْ يَوْمٍ يُصبحُ العِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزلانِ، فَيَقُولُ أحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا»
“Tidak ada satu haripun, ketika para hamba berada di pagi hari itu, kecuali -pasti- dua Malaikat akan turun. Malaikat yang pertama berdoa, ‘Ya Allah berikan kepada orang yang berinfak itu pengganti harta yang diinfakkan (khalafa)’. Sedangkan Malaikat kedua juga berdoa, ‘Ya Allah berikan kepada orang yang menahan harta tidak berinfak kebinasaan dalam hartanya (talafa)’. [H.R. Bukhari]
Tiap harinya Malaikat mendoakan kebaikan kepada orang-orang yang berinfak, para Malaikat tersebut mendoakan agar harta yang diinfakkan diganti dengan harta yang lebih baik lagi. Karena sejatinya, harta yang diinfakkan tidak akan hilang begitu saja, justru akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik. Allah Ta’ala berfirman:
{وَمَا أنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ} [سبأ: 39]
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya”. [Q.S. Saba/34: 39]
Harta yang diinfakkan akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik lagi. Harta tersebut bisa saja diganti Allah di dunia ini dan bisa pula diganti di akhirat kelak. Maka, berinfak itu sejatinya adalah berinvestasi kepada Allah dengan membeli berbagai kenikmatan di akhirat kelak, kita bayarkan di dunia dan kita terima ‘kenikmatan’ tadi di akhirat kelak. Tapi jangan salah, ada juga yang diganti tunai oleh Allah di dunia ini, bisa berupa keberkahan harta, kesehatan sehingga tidak perlu ‘belanja kesembuhan’ di rumahsakit atau berbagai contoh bentuk keberkahan harta lainnya.
Oleh sebab itu, Abdullah bin Mas’ud menceritakan, bahwa Nabi SAW pernah bersabda terkait kebolehan hasad/iri kepada orang yang berinfak. Nabi SAW bersabdda:
«لا حَسَدَ إِلاَّ في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ في الحَقّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا ويُعَلِّمُهَا».
“Tidak dibenarkan hasad/iri kecuali pada dua hal/orang: Pertama, kepada lelaki yang Allah anugerahkan kekayaan harta lalu ia bisa menggunakan harta tersebut untuk kebenaran; Kedua, kepada lelaki yang Allah anugerahkan kepadanya hikmah lalu ia gunakan dan ajarkan hikmah tersebut.” [H.R. Bukhari dan Muslim]
Sejatinya hasad atau iri hati itu tidak boleh, haram hukumnya, namun diperkenankan pada dua hal tadi, tentu hal ini menunjukkan keutamaan infak, sedekah dan wakaf. Karena, yang haram, yang tidak boleh hukumnya, bisa berubah jadi boleh, kalau terkait dengan infak, sedekah, wakaf dan hadiah.
Kesimpulan dari penjelasan nasehat dhuha hari ini, siapapun yang ingin didoakan Malaikat, maka silahkan berinfak, sedekah atau bahkan berwakaf. insyaAllah, orang yang gemar berbuat dan ‘menanam’ kebaikan akan berbuah baik pula di akhirat kelak.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)
Amiin.. Semoga kita semua sebagai ahli sedekah🤲🏻