Serang, Klikbmi.com – Semangat Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menebar ekonomi gotong royong seperti tak mengenal kata pupus. Koperasi syariah dengan 235 ribu anggotanya ini menyerahkan tiga unit rumah gratis sekaligus untuk warga Kabupaten Serang, Rabu 15 November 2023. Rumah yang diserahkan adalah hibah rumah siap huni gratis (HRSH) unit ke 450, 451 dan 452.
Rumah gratis Kopsyah BMI ke 450 dan 451 diserahkan kepada Ibu Sukayah dan Ibu Supenah, anggota Kopsyah BMI Cabang Padarincang yang juga warga Kampung Guha, Desa Sukarena, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Sementara rumah ke 452 diserahkan untuk Ibu Saprah, anggota Kopsyah BMI Cabang Kibin yang juga warga Kampung Reno, Desa Gembor Kecamatan Binuang. Penyerahan HRSH dilaksanakan di rumah Ibu Sukayah.
Direktur Utama Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara hadir langsung didampingi oleh Direktur Utama Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia Yayat Hidayatullah. Bersama Manajer Area 04 Sudrajat, Manajer Area 05 Sandi Sumantri, Manajer Cabang Padarincang M Rizal Fauzi dan Manajer Cabang Kibin Sri Utami. Dipandu oleh Andi, Manajer Ziswaf Kopsyah BMI, acara berlangsung sangat menghibur. Andi membawakan acara penyerahan hibah rumah kali ini menjadi sangat hidup.
Membuka sambutannya, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara sengaja mengajak dua anggota Kopsyah BMI untuk berbincang langsung di depan para tamu undangan. Kedua anggota itu kemudian memperkenalkan namanya yakni Yani dan Sumiyah.
Kambara-sapaan akrab Kamaruddin Batubara- bertanya kepada keduanya mengapa tertarik menjadi anggota Kopsyah BMI. ”Awalnya karena ingin mendapatkan modal untuk usaha pak. Saya jualan rengginang. Kemudian, lama-kelamaan kok Koperasi BMI ini berbeda dengan yang sering minjamin uang (LKM-red), kenapa ada sosialnya sampai bisa bangun rumah gratis. Akhirnya saya tahu, sepert ini ternyata koperasi itu,” jelas Yani.
Hal senada diungkapkan juga oleh Sumiyah. Alasannya juga sama. Modal dari Kopsyah BMI bisa membantu usaha penjualan hasil bumi. Ia mengatakan pembiayaan dari Kopsyah BMI bisa mewujudkan pendidikan anaknya hingga menjadi anggota Kopassus.
”Kopsyah BMI banyak membantu usaha saya sampai anak saya jadi Kopassus. Saya sudah 4 tahun menjadi anggota BMI. Saya juga menabung di Kopsyah BMI. Saya mengucapkan terima kasih kepada BMI punya program rumah gratis dan Alhamdulillahnya dua orang tetangga kami mendapatkannya,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Kambara kembali mengingatkan apa sebenarnya tujuan menjadi anggota koperasi. Ia mengutip pernyataan Bapak Koperasi Indonesia Mohammad Hatta bahwa koperasi adalah usaha bersama guna memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau taraf ekonomi berlandaskan asas tolong menolong.
”Jadi berkoperasi itu untuk memperbaiki hidup dan kehidupan. Lebih dari itu kita harus berjuang memperbaiki hidup kita,” jelasnya. Kita tidak boleh berpangku tangan. Maka kalau sudah menjadi anggota Kopsyah BMI, harus kerja keras untuk hidup yang lebih baik lagi. Karena Kalau terlahir miskin biasa itu, kalau meninggal miskin baru celaka. Mengapa celaka, karena ia melalaikan masa mudanya dengan hal yang tak penting, malas-malasan,” paparnya.
Kambara mengatakan, pembangunan rumah gratis tiga anggota Kopsyah BMI ini berasal dari keuntungan Kopsyah BMI. Karena selain fungsi ekonomi, Koperasi juga diberi tanggung jawab untuk membangun kesejahteraan sosial anggotanya. Ini merupakan amanat Pasal 4 Undang-undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992.
“Ini merupakan rumah gratis yang dibangun Koperasi BMI yang ke 450,451 dan 452. Kenapa kita membangun? Karena itu amanat UU Perkoperasian. Bahwa koperasi itu harus memberikan banyak manfaat, kalau profit itu sewajarnya. Jadi kalau ada koperasi yang cuma memberikan pembiayaan saja, patut dipertanyakan. Itu koperasi atau kuperasi?,” jelas Kambara.
Kambara kembali mengingatkan, bahwa Insan koperasi harus dibiasakan untuk terus menerus belajar menabung, agar kelak bisa self help koperasinya. Hal ini sulit, namun perlu dijalankan.
Menabung memang bukan pekerjaan mudah untuk dibudayakan. Namun kita perlu terus menerus mengajak anggota koperasi untuk terus menyisihkan sebagian pendapatannya agar menjadi saving di kemudian hari.
“Karena orang susah itu untuk mendapatkan sesuatu haruslah menabung. Menabung itu harus dipaksa. Waktu kita menyicil motor sebulan Rp750 ribu berani dan bisa lunas. Kenapa pas lunas kita berat menabung. Tidak ada cerita tidak ada yang bisa menabung. Nabung itu harus dipaksa.,” paparnya.
Bagi yang tak memiliki usaha, Kambara juga menjelaskan Kopsyah BMI memiliki tim pemberdayaan. “Mengapa saat masih ada tenaga, tidak mau usaha. Padahal kalau mau usaha, Kopsyah BMI ini punya tim pemberdayaan. Mau usaha bebek petelur bisa, mau usaha hortikultura atau pertanian semisal cabai, mentimun sampai kol pun bisa,” jelasnya.
Jika itu belum cukup, dua koperasi primer BMI yakni Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) juga memberikan usaha bagi anggota BMI. Seperti usaha penjualan handphone, anggota bisa mendapatkan fee dari penjualan itu. Termasuk fee bagi anggota yang bisa mengajak calon jamaah umroh Tour & travel Kopjas BMI dan masih banyak lagi.
Kambara mengingatkan pentingnya bersedekah. Usaha sukses dan berkah harus dibarengi dengan sedekah, baru ibu menabung baru ibu bayar cicilannya, dan sisanya itu yang ibu makan.
” Yang disebut pendapatan oleh anggota Kopsyah BMI adalah akumulasi biaya dari konsumsi, cicilan, tabungan dan sedekah. Misalkan penghasilan kita Rp50 ribu, dikurangi 20 ribu cicilan, 10 ribu tabungan dan 5 ribu itu sedekah maka Rp15 ribu yang boleh dikonsumsi,” terangnya.
”Makanya ada beberapa rekan saya dari keturunan Tionghoa masih makan bubur nasi sebelum usahanya sukses. Karena hanya itulah ia makan. Sampai akhirnya ia bisa menabung dan ekonominya meningkat. Makanya kalau dapat pembiayaan dari BMI. jangan dipakai buat beli sate, harus benar-benar untuk usaha. Kalau Kita boros, hidup kita nggak berubah. Jadi Anggota Kopsyah BMI mulai tahun depan, seperti itu, pembiayaan yang dipakai harus produktif,” paparnya.
Kambara mengajak anggota BMI agar terus meningkatkan zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Ia menyampaikan beberapa manfaat sedekah yaitu, menambah rezeki, Memperpanjang Umur, Menjauhkan dari penyakit, menghindarkan dari marabahaya dan menjadikan anak-anak menjadi anak yang pintar.
”Jadi yang belum menjadi anggota pahalanya mohon maaf pahalanya cuma satu, karena cuma ikut menyaksikan kebahagiaan di sini. Kalau sudah menjadi anggota pahalanya dua, selain bahagia juga ikut berkontribusi melalui gerakan Gassiteru. Apa itu Gassiteru? Gerakan Sedakah Tiga Ribu seminggu, seribu untuk infak dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari wakaf kita telah mengumpulkan Rp32 miliar,” tandasnya.
Sementara Camat Ciomas Ugun Gurmilang mengajak masyarakat yang hadir untuk menjadi anggota Kopsyah BMI.”Di hadapan kita sudah ada rumah gratis dari BMI ini sangat jelas bukti Kopsyah BMI. Kita pilih yang pasti-pasti saja. Yang belum menjadi anggota Kopsyah BMI ayok jadi anggota Kopsyah BMI” ajaknya.
Ia pun mengajak Forkopimda yang hadir untuk menyosialisasikan Koperasi BMI di tengah masyarakat karena sudah memberikan buktinya untuk kehidupan warga Ciomas. “Nanti saya mau BMI hadir untuk memberikan pencerahan koperasi yang baik seperti apa bentuknya. Karena di Ciomas saja ada 10 LKM tapi efek buat desa nya tak ada,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Banten Agus Mintono mengatakan, BMI hadir untuk mengajak anggota berjuang meningkatkan ekonomi agar lebih baik. ”Karena melalui koperasi, masyarakat yang dahulu ekonominya rendah kini semakin meningkat. Tidak hanya ekonominya saja, tapi juga jiwa sosialnya ikut terangkat,” ungkapnya.
Selain Agus Mintono, hadir pula, Kabid Koperasi Dinkop UKM Banten Gustiawan, Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi Asep Parhan, Sekdis Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Shinta Asfilian Harjani, Kapolsek Ciomas Iptu Fridy Romadhan Panca Rizky dan Kades Sukarena Endin Hasanuddin dan tamu undangan lainnya. (togar/humas)
Maju terus kopsyah BMI