Pandeglang, klikbmi.com – Kisah kesetiaan pasangan suami istri (pasutri) ternyata tak kalah menawan dan mengharukan dari kisah cinta anak-anak ABG. Seperti cerita cinta antara Pak Marta dan Ibu Sarsiah, warga Kampung Balu Gede, RT 02, RW 03, Desa Gunung Sari, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Pada Rabu 23 Agustus 2023, pasutri ini mendapat rumah gratis Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) ke 423. Dari penyerahan itu, ternyata Sarsiah bukan cuma seorang istri yang penyayang. Namun juga tegar dan tak pernah menyerah selama merawat Marta (86 tahun) sang suami yang mengalami kebutaan (tuna netra) sejak kecil.

Usia keduanya terpaut jauh 26 tahun. Namun, Sarsiah sangat penyabar dan tabah. Dia tak pernah berkecil hati. Ia tak menyerah dengan keadaan sang suami. Ibu satu anak ini terus berada di samping Marta dengan setia dan merawatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
”Saya sudah 33 tahun bersama abah. Saya yang nuntun kalau kemana-mana, dari tempat tidur sampai ke kamar mandi. Dia yang memang cinta sama saya, saya nggak melihat kekurangannya,” akunya.
Untuk memenuhi kehidupan mereka, Sarsiah menjadi tukang urut keliling serta buruh tani. Keduanya tinggal di rumah panggung berdinding bilik. Kondisi rumahnya sangat memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang berlubang. Dinding bilik rumahnya pun sudah banyak yang koyak. Untuk buang hajat, keduanya harus mengungsi ke rumah kerabatnya terdekat atau ke kebun belakang. Sudah mendapat suami dan rumah yang serba kekurangan, Sarsiah tetap menyayangi Marta hingga putranya mandiri dan kini tinggal di Semarang.
”Saya harus menemani abah, karena itu amanah dari emak (ibu Marta), mau bagaimanapun saya senang bersama abah,” terangnya.

Kesabaran dan ketulusan Sarsiah merawat sang suami ternyata mengundang karunia Allah SWT. Rumah mereka yang memprihatinkan itu masuk ke dalam program HRSH Kopsyah BMI. Rumah tersebut kini telah berubah menjadi tempat tinggal yang sangat layak. Tak ada lagi dinding bilik yang koyak. Kini sudah berganti dengan dinding hebel. Tak ada lagi lantai bambu yang rapuh, BMI menggantikannya menjadi lantai keramik yang adem.
”Saya nggak bisa bilang apa-apa pak. Hanya BMI yang bisa membangun rumah saya. Dahulu banyak orang datang dengan alasan mau bantu-bantu, nyatanya nggak ada. Sekarang malah Kopsyah BMI yang bangun, saya mengucapkan terima kasih banyak,” terangnya.

Penyerahan HRSH Kopsyah BMI berlangsung meriah. Kehadiran Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara disambut aksi silat sebelum menuju tenda acara. Di sana pula, warga Kampung Balu Gede sudah berkumpul. Kursi sudah penuh, dan para warga tetap meluber ke luar. Hadir dalam acara tersebut, Direktur Bisnis dan Pemberdayaan Kopsyah BMI Casmita, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Andi, Manajer Area 06 Raidi Amra dan Manajer Cabang Mandalawangi Syahroni.
Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa rumah pasutri Marta dan Sarsiah merupakan rumah ke 155 yang dibangun Kopsyah BMI untuk non anggota dari 423 unit yang telah dibangun BMI.

”Rumah ini dibangun dari infak 230 ribu anggota Kopsyah BMI. Kita punya gerakan infak Rp 1.000 seminggu. Inilah bukti bahwa Kopsyah BMI menjalankan pesan Al Maidah ayat 2, tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa,” jelasnya.
”Di Desa Gunungsari anggota Kopsyah BMI ada 232 orang , kalau dibuat seminggu baru terkumpul Rp232 ribu. Kalau sebulan, baru Rp984 ribu kita kali setahun baru Rp11,1 juta. Sementara rumah ini dibangun nilainya Rp60 juta, sisa yang lain dari mana? Itulah kontribusi dari 230 ribu anggota Kopsyah BMI. Ini luar biasanya menjadi anggota Koperasi BMI, karena sudah membantu saudara-saudaranya,” tambah pria yang akrab disapa Kambara tersebut.

Dalam sambutannya, Kambara mengajak yang hadir untuk menyimpan uang di Kopsyah BMI agar bermanfaat bagi anggota-anggota yang lain. “Jika Bapak Ibu menyimpan di BMI yang memanfaatkan uangnya adalah tetangga bapak Ibu sendiri. Di sini baru 232 anggota dari 1.042 kepala keluarga, kalau semuanya menjadi anggota dan menabung di BMI, yang akan mendapat manfaat adalah warga Gunung Sari sendiri,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan Koperasi adalah lembaga mandiri. Maka jika ada masalah dalam koperasi agar di lakukan musyawarah secara internal antara anggota dan pengelola (petugas)agar tidak dimanfaatkan oleh oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lainnya.
”Kalau ibu bapak ada masalah belum mampu memenuhi kewajibannya sampaikan kepada petugas BMI. Komunikasi, karena koperasi ini semangatnya kekeluargaan, rumah saja dikasih masa soal utang piutang harus lapor ke LSM,” jelasnya.

”Tidak ada paksaan bagi yang memang tidak mampu , tapi kewajiban kami saling mengingatkan satu sama lain dan membangun semangat kemandirian anggota. Kalau mampu ya silakan untuk membayar angsurannya dengan kesadaran, jika memang betul betul tidak mampu, ya kita akan verifikasi dan data ulang dan jika benar maka sedekahkan seperti perintah Allah SWT di Al Baqarah 280,” paparnya.
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Kambara juga menjelaskan Model BMI Syariah merupakan modifikasi dengan lima instrumen pelayanan model BMI Syariah melalui sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Dan 5 pilar berupa pilar ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.
Kambara juga mengingatkan, ikrar anggota nomor 5 yakni mendorong anak-anak anggota untuk terus bersekolah, minimal SMA. Ia menjelaskan jika ada anak anggota ada yang diterima oleh 10 perguruan tinggi ternama maka pembiayaannya akan dibiayai oleh BMI.

”Selain mendorong kesejahteraan ekonominya, Kopsyah BMI mendorong anak-anak anggota minimal lulus SMA atau SMK. Kopsyah BMI mendorong agar anggota memiliki akses air bersih dan sanitasi yang sehat dan anak-anaknya tidak stunting,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Pandeglang R Goenara Drajat mengatakan, praktek Koperasi BMI di lapangan sudah secara nyata membangun ekonomi ummat. ”Inilah bentuk koperasi yang benar-benar koperasi, tidak hanya mendorong anggotanya bisa meningkat ekonominya, tapi juga mendorong agar kesejahteraan keluarganya juga ikut meningkat,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Camat Mandalawangi Wawan Setiawan. Ia mengungkapkan, keberpihakan Kopsyah BMI terhadap Masyarakat miskin membuatnya menjadi anggota BMI. ”Dahulu saya belajar ap aitu koperasi, tapi saya sangsi apakah koperasi itu bisa membangun ekonomi. Ternyata setelah melihat BMI di Mandalawangi, saya yakin bahwa dengan berkoperasi, ekonomi bangsa ini bisa mandiri,” paparnya.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Gunung Sari Syamsul Hidayat mengaku tak bisa berkata apa-apa untuk mengungkapkan kebahagiaannya hari itu. Ia terus-terusan mengucapkan banyak terima kasih kepada Kopsyah BMI yang telah membangun kediaman warganya. ”Saya mengajak semua Masyarakat Gunung Sari menjadi anggota Kopsyah BMI. Kalau mau melihat koperasi yang benar lihat BMI. Bukan hanya membantu kita secara modal usaha, tapi juga modal di akhirat,” tandasnya. (togar/humas)