Tangerang, Klikbmi.com: Di tengah kerasnya hidup, seorang buruh limbah bernama Peot (51) yang hanya berpenghasilan Rp 30 Ribu hingga Rp 50 Ribu per hari akhirnya bisa bernafas lega. Rumah reot yang hampir roboh itu kini tinggal kenangan setelah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) bersama PIK 2 menyerahkan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) ke-517 kepada Peot dan istrinya, Sani, di Desa Tanjung Burung, Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Penyerahan HRSH pertama sebagai pembuka komitmen PIK 2 yang telah berkomitmen bersama Kopsyah BMI akan membangun 20 unit HRSH diwilayah utara Tangerang. Dari total dana pembangunan HRSH ke-517 senilai Rp 60 Juta, Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 berdonasi setengah dana HRSH yaitu Rp 30 Juta melalui dana corporate social responsibility (CSR) dan mendanai full untuk pembangunan Sanitasi Makam senilai Rp 24 Juta.
Sehari-hari, Pak Peot bekerja sebagai kuli membersihkan limbah dan menjadi marbot di mushola kampungnya. Tanpa anak dan hidup dalam kondisi serba kekurangan, rumahnya yang berdinding bilik lapuk dan berlantaikan tanah sering bocor saat hujan. Namun, nasibnya berubah setelah Koperasi BMI datang dengan program hibah rumah bagi masyarakat prasejahtera.

Acara penyerahan rumah ini dihadiri berbagai pejabat penting, termasuk Kadis Koperasi Provinsi Banten Agus Mintono, perwakilan Bupati Tangerang Muhammad Sholehudin dan Kepala Desa Tanjung Burung Muhammad Idris Efendi. Dalam sambutannya, Agus Mintono menegaskan bahwa program HRSH Kopsyah BMI merupakan langkah konkret dalam mensejahterakan masyarakat. Ia juga mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa setiap bulan, rata-rata tujuh orang di Banten bunuh diri tiap bulannya akibat lilitan pinjaman online (pinjol)! “Pak Gubernur dan Wakil Gubernur titip salam agar kita semua bisa mengambil hikmah dari penyerahan rumah gratis ini dan Pemerintah provinsi juga sangat mengapresiasi langkah langkah yang diberikan oleh BMI serta berharap langkah ini dapat diikuti koperasi lainnya unk memperhatikan dan memberi rasa empati terhadap masyarakat.” Ungkap Agus Mintono.
Presiden Direktur Koperasi BMI Group, Kamaruddin Batubara, melalui perwakilannya, Agus Suherman, mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan. “Ngutang jangan jadi kebiasaan! Harus dilatih menabung dan jangan terjerat pinjol, judi online, atau belanja online (impulsif) yang bikin sengsara,” tegasnya.
Kepala Desa Tanjung Burung, Muhammad Idris Efendi, juga menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Kopsyah BMI. Ia menghimbau warga agar bergabung dengan koperasi syariah BMI agar tidak terjebak dalam jerat lembaga keuangan ilegal yang sering kali memperburuk keadaan ekonomi masyarakat kecil.

Warga antusias dan merasa bahagia menyambut rumah baru Peot dan Sani, terlihat dari ramainya kawanan warga yang berbondong-bondong hadir pada acara hari ini. Selain itu tamu undangan dari perwakilan Tim dari Comunity Development PIK 2, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang Otong Sudrajat, Kapolsek, Danramil, Kecamatan Teluknaga dan berbagai tokoh masyarakat turut memeriahkan acara yang juga sekaligus peresmian pembangunan Sanitasi Makam (Sanikam) di Kecamatan Teluknaga.
Program hibah rumah dari Kopsyah BMI ini menuai banyak pujian, tetapi juga menimbulkan pertanyaan, apakah program HRSH dari Koperasi Syariah BMI ini adalah solusi untuk mengatasi kemiskinan atau justru menjadi gertakan terhadap merajalelanya pinjaman online dan judi online menyebabkan tragedi bunuh diri?
Terlepas dari kontroversi ini, satu hal yang pasti, Peot dan istrinya kini punya rumah layak huni, sebuah mimpi yang dulu terasa mustahil berkat gotong royong seluruh Anggota Koperasi BMI Group melalui program Gassiteru (Gerakan Sedekah Seminggu Tiga Ribu) yang digagas Presiden Direktur Koperasi BMI Group. (Nur/Humas)