Bahagia Itu Sederhana, Ini Ternyata Konsepnya dalam Islam

Info ZISWAF

#Nasehat Dhuha# Sabtu, 20 Februari 2021 | 51 Hari Menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sularto

Klikbmi, Tangerang – Dalam kehidupan ini semua orang mencari kebahagiaan. Termasuk kita yang bekerja dan beraktifitas di Koperasi BMI dan semua orang, semua akan mencari kebahagiaan. Banyak motivator juga mengatakan bahagia itu sederhana. Bahagia itu mudah. Dalam tuntunan Islam bahagia itu dengan jelas dituliskan pada ujung (Q.S. Al-Baqarah: 189).

(…dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung (bahagia).”
(Q.S. Al-Baqarah: 189)

Dalam sejumlah ayat, Al-Qur’an memberikan tuntunan tentang cara meraih kebahagiaan. Bahkan, kalau dikaji lebih jauh, tujuan akhir setiap perintah Allah SWT adalah: “supaya kalian berbahagia/beruntung” (la’allakum tuflihuna). Dalam Al-Qur’an, kalimat la’allakum tuflihuna yang berarti ‘supaya kalian berbahagia’ disebut sebanyak 11 kali, yaitu pada: Q.S. Al-Baqarah: 189, Q.S. Ali Imran: 130, 200, Q.S. Al-Maidah: 35, 90, 100, Q.S. Al-A’raf: 69, Q.S. Al-Anfal: 45, Q.S. Al-Hajj: 77, Q.S. An-Nur: 31, dan Q.S. Al-Jumu’ah: 10.

Dari penelusuran tentang ayat-ayat tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa semua perintah Allah dimaksudkan agar kita hidup bahagia. Ya, hidup bahagia yang sesungguhnya, tidak hanya di dunia saja, tetapi juga di akhirat kelak. Jika kita telusuri lebih lanjut ayat-ayat yang berbicara tentang kebahagiaan di atas, maka akan kita dapati sejumlah langkah yang harus kita tempuh untuk dapat mencapai kebahagiaan. Secara garis besar, dari hasil bacaan serta kajian penulis terhadap sejumlah ayat tersebut, kata kunci agar kita meraih kebahagiaan dunia-akhirat adalah  takwa.

Mari tingkatkan takwa melalui minimal 4 langkah ini :

Pertama, sabar. Sabar secara bahasa adalah menahan atau mengendalikan diri. Adapun secara syari’at, sabar adalah mengendalikan diri dalam tiga kondisi: pertama, sabar dalam taat kepada Allah SWT. Kedua, sabar dalam menahan diri terhadap perkara yang diharamkan. Ketiga, sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah SWT.

Kedua, syukur. Secara bahasa, kata syukur berarti menyingkap (al-kasyfu) atau membuka, lawan kata menutup (al-kufru). Ar-Raghib al-Asfahani dalam Mu’jam Mufradat Alfadz al-Qur’an menjelaskan bahwa makna syukur adalah gambaran di dalam benak tentang kenikmatan dan menampakkannya ke permukaan.

Ketiga, banyak menyebut dan mengingat Allah (zikir). “…Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung (berbahagia)…” (Q.S. Al-Anfal: 45). Salah satu bukti rasa cinta seseorang yang akan menimbulkan perasaan bahagia adalah seringnya menyebut dan mengingat nama yang dicintainya. Dengan terus menerus menyebut nama yang dicintainya, maka seseorang akan merasakan kebahagiaan. Demikian halnya, jika seorang hamba benar-benar mencintai Tuhannya, maka dia akan terus-menerus mengingat dan menyebut nama Tuhannya. Karena hal ini akan menimbulkan perasaan bahagia tak terhingga. “…Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

Keempat, berserah diri hanya kepada Allah (tawakkal). Secara bahasa tawakal berarti: bersandar, berserah diri, mewakilkan. Adapun secara istilah, tawakal biasa dimaknai dengan penyerahan sesuatu kepada Allah atau menggantungkan urusan diri kepada Allah setelah sebelumnya berikhtiar maksimal.

Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal adalah: “menyandarkan diri kepada Allah SWT, dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar keapada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.” Orang yang bertawakal, akan menyerahkan dan mengembalikan masalah yang dihadapinya kepada Allah setelah benar-benar berikhtiar. Ia berserah diri karena memang semua usaha sudah dilakukan secara maksimal. Apa pun hasil akhir dari ikhtiar yang telah dilakukannya, akan diterimanya dengan sikap tawakal.

Mari tingkatkan takwa kita dengan bersyukur atas nikmat rejeki dari Allah SWT, mari kita amalkan kebaikan dengan berinfaq pada Rekening ZISWAF KOPSYAH BMI : 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia.  (Sularto/Klikbmi).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *