Belajar Koperasi Modern, 30 Pengurus dan Pengelola Koperasi Syariah Magang Di Kopsyah BMI

BMI Corner

Tangerang, klikbmi.com – Sepekan ke depan, sebanyak 30 pengurus dan pengelola dari 15 Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah akan magang di Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional, KemenKopUKM Nasrun Siagian, Kabid Pembinaan Jabatan Fungsional Siti Aedah dan Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara membuka kegiatan ini di Hotel Qubika Boutique Hotel, Gading Serpong, Ahad 10 September 2023.

Kegiatan ini dilakukan mulai dari 10 – 16 September 2023. Lokasi pembekalan dilakukan di Qubika Hotel dan Kantor Pusat Kopsyah BMI. Para peserta kemudian mengunjungi Kantor Cabang Kopsyah BMI untuk melihat secara langsung operasional Kopsyah BMI di rembug pusat.

Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara bersama Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional, KemenKopUKM Nasrun Siagian, Kabid Pembinaan Jabatan Fungsional Siti Aedah.

Peserta magang akan mendapat pembekalan siklus ekonomi Koperasi BMI Grup, Peradaban Baru Koperasi Indonesia, Model BMI Syariah, tata Kelola Kopsyah BMI dan masih banyak lagi. Selain Presdir, pembekalan juga diberikan oleh pengurus Kopsyah BMI lainnya seperti Wakil Presdir Koperasi BMI Grup Radius Usman dan Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus.

Kabid Pembinaan Jabatan Fungsional Kemenkop UKM RI Siti Aedah mengungkapkan, program magang ini sebagai implementasi Kemenkop UKM RI dalam mewujudkan 500 koperasi modern pada tahun 2024. Tujuan magang ini untuk meningkatkan pengetahuan dasar perkoperasian modern, tata kelola koperasi modern, peningkatan dan pengembangan Kopsyah.

Para peserta magang sebanyak 30 orang yang merupakan pengurus dan pengelola 15 koperasi syariah dari tiga provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Para pengurus dan pengelola koperasi yang ikut berasal dari Kuningan, Kabupaten Bantul, Pekalongan, Gunung Kidul, Kota Kediri, Karang Anyar, Boyolali, Wonogiri dan Sukoharjo.”30 pengurus dan pengelola koperasi yang ikut berasal dari Jawa Timur 1 koperasi, Jawa Barat 1 koperasi, Jawa Tengah sebanyak 9 koperasi dan Daerah Istimewa Yogyakarta 4 koperasi,” terangnya.

Dengan menjadi koperasi modern diharapkan, peserta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup yang juga Dirut Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara mengucapkan selamat datang kepada para peserta. ”Kami selaku tuan rumah mengucapkan selamat datang kepada bapak ibu dan silahkan banyak bertanya saat magang nanti,” jelas pria yang karib disapa Kambara.

Siti Aedah menjelaskan agenda magang ini merupakan upaya Kemenkop mewujudkan 500 koperasi modern.

Kambara menerangkan,bahwa Koperasi BMI Grup terdiri dari Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) sebagai holding. Lalu terdapat 3 koperasi primer yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang bergerak di sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah di 100 cabang. Kemudian Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI).

”Dan Insya Allah kami akan membentuk koperasi produsen, Benteng Manufaktur Indonesia (BMI). Semua kami kasih nama BMI. Seperti Bengkel Motor Indonesia (BMI) dan toko handphone kami kami namakan Benteng Mobile Indonesia (BMI). Seperti saya juga BMI, Batubara Milik Intan,” paparnya yang disambut gelak tawa para peserta.

Kambara mengungkapkan, kunci membesarkan koperasi adalah para pengurusnya harus fokus membangun koperasinya. ”Di sini koperasi yang aset di atas 10 miliar ada enggak? Tahun 2003, kami asetnya Rp260 juta, sekarang asset kami Rp1,1 triliun. Kuncinya adalah fokus,” jelasnya.

Nasrun Siagian : Tujuannya ada transfer Knowladge agar peserta magang bisa mereplikasi tata kelola koperasi modern Koperasi BMI di koperasinya.

Kambara menjelaskan, para pengurus dan pengelola harus kompeten di bidangnya masing-masing. Kemudian pengurus dan pengelola bekerja sesuai office hours (jam kantor), fokus hanya bekerja di koperasi.

”Bapak ibu di sini ada kerja sampingan yang lain? Kalau bapak mau serius kerja di koperasi, tinggalkan kerjaan yang lain. Kalau fokus jadi seperti saya. Setiap bulan, saya diundang ke seluruh Indonesia. Saya diundang kemana-mana, dan celakanya saya tidak bisa diwakilkan. Capek saya pak, saya mau bapak gantiin saya,” terangnya disambut gelak tawa para peserta.

”Saya ini nggak pernah magang. Learning By Doing aja. Koperasi ini bisnis harus dijalankan, kalau kelembagaannya harus seusai UU Perkoperasian. Jadi tugas kita adalah bagaimana caranya orangnya menyimpan dana di koperasi kita, karena itu urusan pengurus. Jangan jadi penguras,” tandas Kambara.   

Sementara, Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional, KemenKopUKM Nasrun Siagian, bahwa koperasi syariah harus mengambil peranan dalam ekonomi Indonesia. Kemenkop mewujudkan 500 koperasi modern dan masuk dalam ekosistem digital. Magang ini merupakan upaya yang telah dilakukan oleh KemenkopUKM untuk memajukan sektor koperasi di Indonesia.

Pembukaan magang 30 pengurus dan pengelola koperasi syariah di Kopsyah BMI oleh Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian KemenKopUKM Nasrun Siagian.

Salah satu langkah penting yang diambil oleh KemenkopUKM adalah penguatan manajemen koperasi. Melalui pelatihan dan pendampingan, para pengurus koperasi dalam mengelola koperasi secara efisien baik dari keuangan, pemasaran, penggunaan teknologi informasi, dan pengelolaan keuangan.

”Tujuannya ada transfer knowledge dari Kopsyah BMI bisa ditransformasi dan direplikasi ke koperasi para peserta,” ujar Nasrun.

Selain penguatan manajemen, digitalisasi juga menjadi fokus utama dalam strategi KemenkopUKM. Koperasi didorong untuk mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan efisiensi operasional.

”Dari data saya , sebagian besar koperasi syariah sudah digital. Jadi nggak ada lagi, koperasi syariah yang asetnya di atas Rp1 miliar masih pencatatan keuangannya masih manual. Dan bapak-ibu bisa belajar dari BMI bagaimana RAT bisa dilakukan daring dan luring,” jelasnya.

Dengan implementasi sistem manajemen koperasi berbasis teknologi, pengelolaan data anggota, transaksi, inventaris, dan laporan keuangan menjadi lebih mudah dan efisien. Selain itu, digitalisasi juga membuka peluang akses pasar yang lebih luas melalui platform online. ”Dan Kopsyah BMI sudah berpengalaman di ekosistem koperasi digital ini,” paparnya.

Selain itu, magang ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) koperasi. SDM menjadi fokus penting. Dengan SDM yang berkualitas, koperasi dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik dan mengoptimalkan potensi bisnis koperasi syariah. (togar/humas)

Share on:

1 thought on “Belajar Koperasi Modern, 30 Pengurus dan Pengelola Koperasi Syariah Magang Di Kopsyah BMI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *