Belajar Sharia Intrapersonal Skill Untuk Kehidupan Yang Lebih Berkah Dari M. Gunawan Yasni, Pengawas Syariah Koperasi Syariah BMI Yang Baru?

Ekonomi

Tangerang, Klikbmi.com: Dilansir dari Wikipedia, Seorang Pria yang lebih dikenal sebagai Gunawan Yasni kelahiran 17 September 1969 tersebut adalah seorang ekonom, ahli dan praktisi keuangan syariah, pengajar serta Anggota Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penulis buku Sang Penatap Matahari (The Sun Guzer) tersebut digadang-gadang bakal jadi Pengawas Syariah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia setelah Anggota DPS sebelumnya Machdiar purna tugas Oktober lalu diusia 68 Tahun.

Melalui akun youtube M. Gunawan Yasni – Riad Mogayer Center & Publising, Pria yang dinobatkan sebagai Sharia Ambassador tersebut memaparkan materi tentang Sharia Intrapersonal Skill (SIS).

Tonton disini: https://youtu.be/whYfRyeuW8Q

Menurutnya, Kemampuan intrapersonal dibutuhkan oleh siapapun yang senantiasa mencoba mengupayakan penererapan dari ekonomi, keuangan, perbankan dan asuransi syariah. “Apa yang kita perlukan didalam mengembangkan intrapersonal kita?” Tanya nya memulai materi.

M Gunawan Yasni (kiri) berfoto bersama Direktur Utama Sinema Pictures dan Kamaruddin Batubara Direktur Utama Koperasi Syariah BMI.

“Terdapat hubungan antara intrapersonal dan interpersonal. Intra artinya ke dalam, inter artinya keluar. Maksudnya intrapersonal berhubungan dengan diri sendiri, sedangkan interpersonal berhubungan dengan orang lain” Terangnya.

Media Neliti.com merilis Intrapersonal berhubungan dengan diri sendiri, meliputi memahami diri, membuat keputusan, mengatur emosi dan pikiran. Contohnya adalah introspeksi diri, meditasi, dan berdiam diri. Sedangkan, Interpersonal berhubungan dengan orang lain, meliputi membangun hubungan, berbagi informasi, dan menyelesaikan masalah. Contohnya adalah kemampuan mendengar secara aktif, kerja sama dalam tim, tanggung jawab, kepemimpinan, fleksibilitas, kesabaran, dan empati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri. Sedangkan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.

Gunawan menerangkan segala perbuatan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya lalu bertawakkal berserah diri kepada Allah, Sebagaimana hendak melakukan perjalanan dan mengucapkan do’a Bismillahi tawakkaltu alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah, artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.

“Jadi ketika kita berjalan keluar maka kita serahkan semua kepada Allah, Kita bertawakllah kepada Allah. Ketika kita melakukan upaya implementasi dari ekonomi, keuangan, perbankan dan asuransi syariah, maka kita biarkanlah Allah, Rasulnya dan orang-orang sholeh dan sholeha menilai” Ungkapnya.
Menurutnya, intrapersonal skill dibutuhkan karena siapapun tidak mampu mengontrol kritik orang lain dapat mempengaruhi jadi baik atau buruk. Melalui muhasabah diri, intrapersonal skill akan ditemukan hingga dapat berubah menjadi keberkahan.

“Intrapersonal skill dibutuhkan untuk senantiasa melakukan muhasabah. Bahkan Ketika mengalami musibah sekalipun, seperti kritik dan fitnah. Tapi itu bisa jadi hikmah Ketika kita bermuhasabah, maka orang-orang yang bisa membalik musibah jadi hikmah adalah yang mampu melakukan muhasabah”
Ia menerangkan kemampuan untuk give in to Allah SWT, berserah diri kepada Allah SWT terhadap apa-apa yang diupayakan menjadi kemampuan utama intrapersonal yang dibutuhkan oleh pejuang ekonomi syariah. Laiknya, Ia yang telah 20 tahun memperjuangkan ekonomi syariah diakuinya belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang Ia cita-citakan.

“Syariah adalah sesuatu yang tidak diusahankan sendiri, tetapi kolektif kolegial. Lagi-lagi kemampuan intrapersonal skill dibutuhkan untuk kemudian senantiasa membuat interpersonal skill kita lebih baik lagi. Tidak perlu kecewa, putus asa dan patah arang. Cukup bersabar untuk mencapai idealisme yang mumpuni. Karena suatu saat dapat meraih sesuatu yang indah”

Buku The Sun Gazer yang ditulisnya oleh M Gunawan Yasni.

Menurutnya, Upaya dimasa sekarang adalah melakukan yang terbaik dan jangan menunggu. Mengontrol intrapersonal untuk membuat interpersonal jadi lebih baik. Seperti kaidah yang selalu didengungkan, مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ

“Kalau belum bisa melakukan seluruh kebaikan jangan tinggalkan seluruh kebaikan. Kalau tidak bisa jangan ditinggal semua. Kalau belum bisa ideal seluruhnya syariah jangan tidak bersyariah. Tidak syariah malah jadi syoriah, hidupnya penuh penyesalan. Syariat itu Allah ciptakan untuk ummat manusia pada zamannya bukan untuk menyulitkan kita, tapi justru untuk memudahkan kita” Lanjut Gunawan.
Syariat akan memudahkan jika diamalkan dalam kehidupan. Seperti ketika intrapersonal mentok, maka dapat mengandalakan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk senantiasa bermuhasabah dalam kondisi apapun.

“Siapa yang bisa bermuhasabah akan mampu melihat hikmah dari semua kejadian, maka insyaAllah seterpuruk apapun hidupnya akan selalu memperoleh berkah. Barangsiapa bisa mengambil pelajaran dari semua musibah semua kejadian dan mampu bermuhasabah, mampu mengembangkan intrapersonal skill dia maka dia akan memperoleh hikmah dan barang siapa bisa memperoleh hikmah tersebut maka dia akan hidup dalam kondisi yang berkah” Terangnya.

“Muhasabah, bertaubat. Esensi daripada orang-orang yang taubat dan membersihkan dirinya adalah esensi dari intrapersonal skill” Pungkas Gunawan (Nur/Humas).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *