Nasehat Dhuha Minggu, 31 Oktober 2021 | 24 Rabiul Awal 1443 H | Oleh : M Reza Prima, ME
Klikbmi, Tangerang – Sering kita mendengar kalimat yang terlontar dari kebanyakan orang yang mengaku beriman, “Kalau berislam itu jangan fanatik”. Sungguh ini adalah ungkapan orang yang miskin hidayah, bodoh alias jahil.
Padahal Allah Ta’ãlã menyuruh kita berislam harus fanatik, tentu fanatik dengan ilmu bukan fanatik buta. Allah Ta’ãlã berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” [Q.S. Al-Baqarah/2: 208]
Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Allah Ta’ãlã berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 1/335]
Fanatik itu bukti kecintaan penuh, seluruh hidup tercurah kepada Zat yang kita cintai yaitu Allah Ta’ãlã kemudian cinta kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ketika fanatisme itu terbagi, maka sudah pasti ada yang dicintai dari selainNya, entah itu berupa hawa nafsu atau nafsu dunia.
Kecintaan yang berimbang antara Allah dan selainnya saja dilarang apalagi dengan condong kemudian meninggalkannya. Allah Ta’ãlã berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوٓا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).” [Q.S. Al-Baqarah/2: 165]
Ayat di atas menerangkan bahwa, hanya orang-orang yang beriman dengan iman yang benar saja yang amat mencintai Allah, fanatik dengan apa apa yang Allah perintahkan dan yang dilarang.
Orang yang tidak fanatik itu mereka yang pandai mencari celah, memilih milih syariat yang sesuai kepentingan, pilih pilih mana yang mereka suka. Allah Ta’ãlã berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain), serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir).” [Q.S. An-Nisa’/4: 150]
Allah Ta’ãlã juga berfirman:
أُولٰٓئِكَ هُمُ الْكٰفِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
“Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.” [Q.S. An-Nisa’/4: 151]
Keimanan memang perlu dimanifestasikan sepenuh hati, bukan hanya memilih mana yang enak dan mana yang tidak enak. Dan kecintaan terhadap Islam berupa menebalnya iman jangan sampai dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Mari telaah cerdas, dan tetap menjalankan syariat dengan sepenuh hati.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)