اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563)
SERANG– Sanitasi dhuafa merupakan salah satu kegiatan sosial yang rutin dilakukan Koperasi BMI sepanjang tahun. Rumah yang dibantu adalah rumah anggota maupun non anggota yang sarana sanitasinya dalam kondisi tak layak di seluruh wilayah pelayanan BMI.
Dari data yang dilansir Divisi Zakat, Infaq, Wakaf dan Sadaqah (ZISWAF) Kopsyah BMI, telah membangun 118 unit sanitasi dhuafa bagi anggota dan non anggota.
Kamis (5/8) lalu, BMI baru saja meresmikan sanitasi dhuafa ke 118-nya kepada Maryati anggota BMI di Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kabupaten Serang. Penyerahan disaksikan langsung oleh Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita, Manajer Cabang Kasemen Ahmad Bustomi dan Lurah Unyar Agus Sulaeman. Material berupa hebel, pasir, baja ringan dan bahan bangunan lainnya untuk sanitasi tersebut dipasok dari Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI).
Penerima sanitasi dhuafa BMI yang ke-118 adalah anggota Kopsyah BMI bernama Maryati. Warga Lingkungan Gempol, 001/017, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang bekerja sebagai penjual buah dan sayuran keliling.
Manajer Cabang Kasemen Ahmad Bustomi mengatakan, Ibu Maryati merupakan anggota yang pada Agustus ini genap setahun menjadi anggota BMI. Kendati berjualan keliling, Bustomi menceritakan bahwa Maryati adalah anggota BMI yang militan. Namun, saat petugas menyambangi rumahnya, Ibu Maryati tak memiliki sanitasi atau MCK di rumahnya. Keluarganya pun harus menuntaskan hajat biologisnya di rumah tetangga.
“Ibu Maryati sudah mendapatkan dua kali pembiayaan BMI. Yang pertama Rp 4 juta dan yang kedua Rp 7 juta. Namun saat sambangi ke tempat beliau, keluarganya harus ke tempat tetangga jika ingin buang hajat,” jelasnya.
“Terimakasih kepada Para Pengurus dan Pengawas yang terus mensuport ZISWAF terutama bapak Kamaruddin Batubara selaku ketua sehingga Kopsyah BMI terus melakukan kegiatan sosialnya demi kemaslahatan umat,” tambahnya.
Maryati pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada BMI atas bantuan sanitasi dhuafa. ”Terima kasih Kopsyah BMI, bapak-bapak semua. Sudah ada yang menolong kesusahan kami. Semoga BMI tambah jaya sukses dan banyak anggotanya,” ujarnya usai menerima bantuan.
Sementara, Lurah Unyur Agus Sulaeman mengapresiasi kepedulian Kopsyah BMI terhadap warganya. Apalagi di daerahnya, BMI mampu membangkitkan ekonomi warganya dalam akses permodalan. Diketahui, dari 2.403 anggota di Cabang Pelayanan Kasemen, 841 anggota merupakan warga Kelurahan Unyur.

Dirinya mengaku baru melihat ada koperasi yang memberikan hibah rumah kepada anggota dan non anggotanya. Hal ini yang menurutnya menjadi pembeda antara BMI dan lembaga keuangan lainnya seperti Bank.
”Baru ini saya melihat koperasi yang begitu peduli terhadap kaum dhuafa dan anggotanya. Semoga apa yang dilakukan BMI ke depan selalu mendapat ridho dan keberkahan dari Allah SWT,” katanya.
Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, program sanitasi dhuafa merupakan bentuk komitmen sosial BMI kepada saudara- saudara yang tidak mampu. Seperti yang tertuang dalam QS Al Baqarah ayat 215 yang berbunyi “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui,”
“Alhamdulillah, BMI terus berkomitmen untuk bertumbuh, berkembang serta berkontribusi positif lewat program pemberdayaan sosialnya. Khususnya bagi saudara-saudara kita yang kekurangan di wilayah pelayanan BMI,” paparnya.
Kamaruddin juga mengajak anggota BMI untuk rajin beramal jariyah baik itu zakat, infaq, sedekah maupun wakaf karena itulah sejatinya yang akan dibawa kelak menghadap Sang Khalik. ” Hadist riwayat Muslim jelas jika seseorang meninggal, maka terputus amalnya kecuali tiga hal, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang Sholeh yang mendoakan.
(gar/KLIKBMI)