#Catatan Kamaruddin Batubara
9 Pesan “JANGAN” yang disampaikan di atas, sebetulnya adalah sebuah renungan panjang dari perjalanan waktu yang telah dilalui selama ini. Intisari dari semua itu adalah keteladanan. Semua memang biasanya diawali dari kata kata, tetapi harus terwujud dalam bentuk kerja, karya dan kenyataan. Nilai seseorang yang memiliki peran sebagai pemimpin bukan terletak pada hebatnya nasihat atau manisnya ucapan, melainkan pada suatu sikap terpuji bernama” keteladanan”. Karena sejatinya, keteladanan itu ada untuk menginspirasi, untuk mengajari dan untuk memberi contoh yang baik.
Mari kita cermati lagi 9 pesan “JANGAN” ini lebih cermat lagi :
1. Jangan datang terlambat
Datang terlambat membuat beberapa hal buruk terjadi, pertama membuat jadwal yang telah terususn bisa berantakan. Tentu kita pernah dibuat kusut saat kita merencanakan kegiatan sementara teman kerja kita, tim kita terlambat. Ya betul, datang terlambat bisa membuat jadwal kita berantakan. Kedua, datang terlambat juga merugikan orang lain. Disadari atau tidak datang terlambat, termasuk sebagai tindakan yang tidak menghargai tim kerja dan aturan kantor. Selalu datang terlambat bisa sangat mengganggu tim.
Ketiga, sering datang terlambat akan membuat kita sulit untuk dipercaya. Saat kita menunjukkan sikap selalu datang terlambat teman dan atasan kita pasti akan mengetahuinya. Secara diam-diam, mereka selalu mengawasi kita. Hal ini bisa merusak kepercayaan. Mereka akan berguman, “Untuk datang tepat waktu saja kita enggak bisa diandalkan, lantas bagaimana dipercayakan hal lain yang lebih besar?”. Keempat, keseringan datang terlambat juga akan dicap kurang baik. Setiap orang pasti ingin mendapat predikat atau julukan yang bagus sepanjang mereka menjalani rutinitas. Hal ini juga berdampak pada mental dan pikiran kita. Kalau kita hanya terkenal sebagai si tukang telat dan itu melekat hingga
2. Jangan mengambil hak orang lain
Dalam situasi yang serba sulit ditambah lagi dengan berkembangnya wabah Covid-19, banyak orang yang merasakan kesulitan dalam mendapatkan kebutuhan hidupnya sehingga tidak jarang seseorang memakan apa yang bukan haknya.
Praktek yang terjadi misalnya dalam dunia kerja kita pinjam kepada teman kerja. Dan karena merasa jumlahnya kecil dan orangnya tidak menagih lalu kita tidak membayarnya. Padahal yang seperti itu itu dilarang dalam Islam, dalam sebuah hadits dari sahabat Iyas bin Tsa’labah Al-Haritsi Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya maka Allah menentukan neraka baginya dan mengharamkan surga baginya,” ada seorang lelaki yang bertanya: “Walaupun itu adalah sesuatu yang sangat sederhana wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Walaupun sebatang kayu siwak dari pohon arak”. (HR. Muslim)
Begitu berbahayanya memakan harta seorang muslim yang bukan haknya, sehingga walau sesuatu itu sangat remeh dalam pandangan manusia, tetapi Allah SWT tidak membiarkan hak orang tersebut lenyap begitu saja tanpa keridhoan pemilik hak tersebut. apalagi jika yang dirampas tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga, sangat besar, maka dengan sebab perbuatannya itu dia diwajibkan oleh Allah untuk masuk ke neraka dan Allah haramkan dia dari surga-Nya.
3. Jangan malu mengakui dan menghargai prestasi orang lain
Memberikan apresiasi pada karya dan prestasi orang lain harus dimulai dari diri sendiri. Penghargaan untuk mau mengakui, menghargai dan memberi ruang-ruang berinovasi pada mereka yang berkarya.
Sama seperti kita ingin dihargai, sikap apresiasi juga ditunggu-tunggu oleh yang lain. Saat karyanya terpampang, dipamerkan, atau mendadak tenar karena pemberitaan media nasional maupun sosial. Mereka yang telah bekerja keras membutuhkan pujian dan dukungan untuk mengembangkan karyanya lebih baik lagi. Mungkin saja, sedikit support dari kita akan menjadi pelecut semangat hingga menjadikan karyanya lebih baik.
Namun efeknya tidak berhenti sampai di sini saja. Membiasakan diri memberi apresiasi juga membuat hati ini lebih bersih dan damai. Jauh dari rasa dengki atau iri. Di samping tentunya membuat mereka yang dihargai merasa bahagia. Merawat hubungan lebih harmonis dan hangat di antara sesama.
4.Jangan malu mendengarkan nasihat yang baik, meskipun dari anak kecil sekalipun
Salah satu pesan Rasulullah SAW dalam dakwah saat Haji Wada adalah saling menasihati sesama umat Islam. Nasihat dipesankan Rasulullah agar ketakwaan dan ketaatan kepada Allah terus meningkat. “Memberikan nasihat agar menjadikan kita semua tetap dalam ketakwaan dan taat kepada Allah SWT. Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah Muhammad, ketakwaan dan ketaatan harus di atas segalanya. Apalagi hal itu sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim dan teladan kita semua baginda Rasulullah SAW.
Di dalam Alquran surah Al Maidah ayat 45 Allah SWT telah menegaskan tentang manusia mesti taat terhadap perintahnya. “Siapa saja yang tidak memerintah dengan apa yang Allah turunkan (al-Quran), mereka itulah kaum zalim.” Selain saling menasihati, Rasulullah juga berpesan agar kita selalu berpegang teguh pada Alquran dan as-Sunnah. Beliau Muhammad SAW telah menjamin saiapapun yang istiqamah berpegang teguh pada keduanya, tak akan pernah tersesat selama-lamanya. Dalam dunia kerja saling memberikan saran-saran terbaik harus kita hargai dan kita dengarkan. Dan jangan sampai kita maknai sebagai kebencian.
5.Jangan merendahkan orang lain
Sering merendahkan orang lain akan membuatmu senantiasa meremehkan suatu hal. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial maupun karier kita. Kita akan cenderung meremehkan tanggung jawab yang telah diberikan orang lain. Oleh karena itu agar dampak buruk tidak dirasakan, cobalah untuk berhenti merendahkan orang lain. Ingatlah bahwa setiap orang pastinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jangan jadi orang yang sering merendahkan agar tidak ada keburukan dalam hidup kita.
Sikap sering merendahkan pasti identik dengan orang yang arogan. Hal itu karena orang tersebut akan merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lainnya. Kesombongan tersebut tentunya akan menimbulkan dampak buruk bagi kita. Kita tidak bisa membandingkan keahlian kita dengan orang-orang yang berbeda latar belakang dengan kita. Selain itu, sering merendahkan orang lain akan membuat kita menjadi orang yang cenderung individualis. Hal itu karena kita tidak percaya dengan kemampuan orang lain.
6.Jangan berdebat (jadilah pendengar yang baik)
Menjadi pendengar yang baik adalah cara paling sederhana dan terbaik yang bisa kita lakukan untuk menghargai orang lain apalagi orang ini adalah tim kita. Berikanlah ruang bagi tim kita untuk menceritakan pengalaman dan keinginannya. Jadilah pendengar yang baik dengan mensuport ide yang baik.
Dalam satu tim kerja tidak baik dalam menjaga stabilitas tim, jika masing-masing kita terjebak dalam perdebatan. Kita harus sadar bahwa masing-masing anggota tim punya karakter dan kemampuan masing-masing, cara terbaik mengembangkan tim adalah menjaga dari perdebatan kosong dan menjadi pendengar yang baik.
7.Jangan mengurusi pekerjaan orang lain (kerjakan sesuai SOP)
Sering sekali kita sibuk dengan urusan orang lain. Bahkan tidak jarang kita ikut yang sebenarnya itu bukan pekerjaan kita. Padahal kita tidak ahli dalam bidang itu, sesungguhnya sangat terbatas oleh ruang dan waktu. Begitu seringnya kita terjebak untuk hal- hal seperti ini. Terjebak oleh perangkap rasa “paling”. Karena sesungguhnya penyakit kesombongan itu memang acapkali mengikuti, jumawa dengan diri sendiri, tidak jarang hinggap tanpa kita sadari. Padahal penyakit yang satu ini adalah penghancur yang sangat efektif untuk amalan- amalan yang susah payah kita kumpulkan. Penyebab kebangkrutan fatal atas apa yang sudah kita upayakan. Penyakit hati yang sangat mengerikan.
Bersibuklah kita menghalau penyakit ini. Dengan apa? Tentu saja dengan bersibuk mengurusi apa yang seharusnya menjadi pekerjaan kita. Apapun yang kita kerjakan, niatkan karena Allah. Berguru, belajar, mengajar, berniaga, bermuamalah, memimpin umat niatkan karena Allah. Niat yang benar dan dikerjakan sesuai dengan aturan- aturan agama ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam, merupakan kekuatan penghasil amal yang luar biasa. Bersibuklah kita dengan apa yang seharusnya menjadi tugas dan urusan kita.
8.Jangan bertindak tanpa koordinasi
Paling tidak ada enam manfaat yang akan dirasakan oleh suatu organisasi jika mampu menjalankan koordinasi dengan baik. Pertama, bisa mencegah adanya perasaan terlepas antar berbagai individu dalam organisasi. Kedua, mencegah adanya penilaian negatif bahwa departemen lain adalah departemen yang penting. Ketiga, mencegah adanya perselisihan antar bagian departemen. Keempat, mencegah adanya kekosongan pekerjaan pada suatu kegiatan. Terakhir, melahirkan adanya kesadaran pada para karyawan untuk bisa saling membantu.
9. Jangan bergaya boss (jadilah pelayan yang baik)
Kekuatan sejati dalam sebuah kepemimpinan terletak pada mendengarkan dengan hati dan memiliki komitmen serta kerendahan hati dalam memimpin suatu golongan atau organisasi. Seorang pemimpin yang baik juga bukan seseorang yang memerintah, namun memberikan contoh dan melakukannya bersama dengan orang yang dipimpin. Tentu hal ini bisa kita lakukan jika kita berjiwa melayani.
Menjadi seorang pemimpin bijak dan menjadi mitra kerja dalam satu tim bukan hal yang mudah, tetapi bisa dilatih dan dikembangkan sehingga tumbuh menjadi seorang pemimpin dan anggota tim yang disegani oleh banyak orang. Setiap orang dapat menjadi pemimpin dan anggota tim, akan tetapi mereka harus memiliki tekad yang kuat, dedikasi yang tinggi, serta sifat pantang menyerah. (Sularto/Klikbmi).