Dr Nining Soesilo Borong Produk Anggota Di BMI Collection

BMI Corner

Tangerang, klikbmi.com –  Doktor Nining I Soesilo memborong belanjaan produk anggota Koperasi BMI di BMI Collection, Kompleks Time Square, Gading Serpong, Tangerang, Selasa 2 Januari 2024. BMI Collection merupakan sentra produk usaha anggota Koperasi BMI yang dikelola oleh Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI).

Didampingi Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara, Nining meninjau semua etalase produk anggota BMI. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) itu juga memborong sepatu, ikat pinggang, daster, peci bambu dan topi bambu. Bukan hanya barang fashion saja, ia juga memborong kuliner yang dijual. Seperti madu baduy, selai labu madu, beras BMI 10 Kg, minuman herbal dan bawang goreng yang kesemuanya adalah produk anggota Koperasi BMI.

Nining : Saya siap jadi Duta Produk Anggota BMI

“Ini keren banget produk-produknya bagus, dan kita bisa tunjukkan bahwa produk anggota koperasi bisa lebih bagus dari yang lain,” jelas Founder UKM Center FEB UI tersebut.

Nining juga mencoba sepatu kulit untuk wanita dengan brand BMI Femme. Sepatu tersebut berbahan dasar kulit sapi yang diproduksi langsung oleh anggota Kopmen BMI dari Kabupaten Garut, Jawa Barat.

”Sepatunya bagus banget, saya suka dan cocok. Pas dengan ukuran saya yang nomor 39 dan juga sepatunya enteng,” paparnya.

Direktur Utama Kopmen BMI Radius Usman mengatakan, semua produk mendapat kurasi yang ketat dari Presdir Koperasi BMI Grup. Dengan begitu, setiap produk dijamin memiliki standar mutu dan kelayakan produk bagi konsumen.

Direktur Utama Kopmen BMI Radius Usman menjelaskan keunggulan sepatu produk anggota kepada Nining dalam kunjungannya ke BMI Collection, Selasa 2 Januari 2024.

Nining juga mengapresiasi program pemberdayaan anggota oleh Koperasi BMI. Salah satunya hadirnya BMI Collection. ”Saya bangga sekali bisa hadir ke sini, ketemu Pak Kamaruddin dan mendengar kesuksesan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia menerapkan Grameen Bank hingga anggotanya kini sampai 232 ribuan lebih ini,” jelasnya.

Nining adalah pencetus Ultra Mikro (Umi) Konsep ultramikro diilhami kisah sukses Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) yang menerapkan metode Grameen Bank, kemudian dikombinasikan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Tangerang yang secara paralel memanfaatkan APBD untuk membuat kegiatan serupa.

Nining menjelaskan bahwa Ekonom asal Bangladesh Muhammad Yunus bersama Grameen Bank telah memenangkan Nobel Perdamaian pada tahun 2006, sebagai tindak lanjut PBB yang menetapkan tahun 2005 sebagai International Year of Microcredit. Ini karena menggenjot pertumbuhan ekonomi dunia yang ternyata diikuti oleh kenaikan jumlah orang miskin yang lebih pesat lagi karena mereka tidak punya akses ke pembiayaan.

Nining menjelaskan Koperasi BMI menjadi best practice Grameen Bank dalam peningkatan ekonomi masyarakat lewat penyaluran Ultra Mikro (UMi).

Grameen Bank memutarbalikkan konsep perbankan umum yang dibuat oleh Bassle Accord dengan memberi pinjaman hanya kepada perempuan dan tanpa agunan dengan syarat utamanya adalah debitur harus miskin. Di Halifax Canada pada tahun 2006, Muhammad Yunus menyatakan bahwa “the more you stay away from Government, the better”. Ini karena Grameen Bank dibiayai oleh gerakan Masyarakat Sipil Dunia, bukan dari pemerintah.

Meskipun diilhami oleh Grameen Bank, tetapi konsep program UMi berbeda, yaitu justru mengharapkan adanya campur tangan pemerintah. ”Saat saya diundang pertama kali oleh Kemenkeu pada tahun 2014 (waktu itu menterinya Pak Bambang Brodjonegoro) untuk membuat konsep Mekar (Mengangkat Ekonomi Rakyat ), saya sering bertanya, di mana sih peran pemerintah? Ini karena saat ingin memberi pinjaman ke orang miskin, koperasi terpaksa harus meminjam di bank umum dengan biaya dana mencapai 16 persen.

Foto bersama di depan banner Kopsyah BMI sebagai mitra PIP dalam penyaluran Program UMi.

Alhasil anggota koperasi (perempuan miskin) harus mengembalikan pinjaman, dengan bunga 24 persen. Meski tampak besar, tetapi spread 8 persen ini (yaitu 24 persen dikurangi 16 persen) dimanfaatkan 60 persennya untuk pendampingan usaha. Ini semacam pendidikan dan pendampingan anggota koperasi.

”Dan buktinya, Kopsyah BMI yang dahulu bernama LPP-UMKM kini telah berhasil memberdayaakan ekonomi anggotanya, mengangkat kehidupan anggotanya hingga produknya bisa dipasarkan oleh Koperasi BMI sendiri. Jadi kalau mau koperasinya berhasil, dia harus ada pendampingan usaha dan pendidikan koperasi bagi semua anggotanya,” paparnya.

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengungkapkan bahwa Kopsyah BMI menyadari pentingnya pendidikan perkoperasian bagi kesejahteraan bersama. Pendidikan tidak hanya untuk pengurus tetapi juga ditujukan untuk anggota di 100 cabang Kopsyah BMI untuk mentransferkan pendidikan perkoperasian, mulai dari level manajer cabang, asisten manajer, staf lapang sampai ke anggota.

“Kesadaran berkoperasi anggota hanya bisa dibangun melalui pendidikan perkoperasian. Dengan pendidikan ini, maka mindset anggota jangan hanya berfokus pada pembiayaan semata, melainkan juga ikut aktif sebagai pemilik, pengguna pengendali Kopsyah BMI.  Konsep Umi yang dicetuskan oleh Bu Nining membantu koperasi seperti BMI untuk memberdayakan anggota,” ujar pria yang akrab disapa Kambara tersebut didampingi Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus.

Ayo Berkoperasi Untuk Kesejahteraan Bersama.

Selain itu, Kopsyah BMI juga memiliki program pemberdayaan anggota. Prinsipnya pemberdayaan harus menumbuhkan usaha baru dan membantu ekonomi anggota dengan menciptakan usaha. Pemberdayaan Kopsyah BMI meliputi program hortikultura, peternakan bebek petelur dan pedaging, pendidikan perkoperasian, pelatihan otomotif, peternakan sapi dan kambing hingga legalitas usaha anggota seperti izin sertifikat usaha, Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikat halal.

Melalui pendidikan dan perkembangan , kata Kambara, diharapkan anggota faham akan seluk beluk Koperasi seperti mengetahui hak dan kewajibannya. “Dengan anggota yang semakin terdidik maka Kopsyah BMI akan jauh lebih kuat karena memiliki anggota yang militant kepada koperasinya,” tandas Kambara. (togar/humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *