Tangerang, klikbmi.com – Bisnisnya terlihat simpel, yakni berjualan bawang goreng. Namun siapa sangka, omzetnya bisa mencapai Rp2 juta sekali produksi. Tak harus berbisnis besar-besaran untuk mendapat keuntungan yang tinggi. Berbisnis sederhana pun bisa mendapatkan banyak cuan jika dilakukan dengan sepenuh hati
Itulah yang dilakukan oleh Sri Rahayu, anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Cabang Pasar Kemis Tangerang menjalani bisnis bawang gorengnya. Terdengarnya memang ‘receh’, hanya bawang merah yang digoreng. Namun dari situ, ia bisa menguliahkan sang anak dan membangun rumahnya.
Sri memproduksi bawang gorengnya di rumahnya di Perumahan Bumi Indah, Desa Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Usaha ini telah ia geluti sejak tahun 2014, beberapa bulan setelah menjadi anggota Kopsyah BMI.
Bawang goreng, kata dia, menjadi pilihan bisnis karena salah satu makanan favorit keluarga. Sri memberi merek bawang goreng dagangannya, Brambang Merah Bu Sri. (Brambang = bawang, red). Untuk menggeluti usaha ini, Sri sudah biasa tahan air mata dengan perihnya cipratan bawang merah.
“Awalnya saya usaha sembako. Lalu ada rekan saya mengajak bisnis bawang goreng karena sederhana dan nggak butuh banyak tempat. Alhamdulillah, bisa berjalan sampai sekarang,” tutur wanita kelahiran Purwodadi Jawa Tengah, 49 tahun silam itu.
Sri menjelaskan, modal awal usahanya mencapai Rp 5 juta. Modal tersebut didapatkan lewat pembiayaan dari Kopsyah BMI. Sebagian pembiayaan digunakan Sri untuk membeli bahan baku yakni bawang dan peralatannya.
”Dari pembiayaan Rp5 juta, sebagian saya gunakan untuk modal membuat usaha bawang goreng. Pertama saya coba buat setengah kilo dan ternyata laris,” terangnya.
Dalam menjalani bisnisnya, Budi mengatakan, sempat melakukan tes pasar untuk melihat minat konsumennya.
“Awalnya kita tes rasa dulu, saya bawa ke tetangga dan kawan-kawan dan ternyata semua cocok,” ungkapnya.
Berkat kerja kerasnya, bisnis terus berkembang. Kini, Brambang Merah Bu Sri sudah banyak dipasarkan di sekitar Pasar Kemis hingga ada yang sampai ke Hongkong. ”Kawan-kawan saya yang TKI di Hongkong banyak yang pesan,” jelasnya.
Meski usaha telah berjalan hampir 10 tahun, semua proses produksi hingga penjualan dilakukannya sendiri. Bawang merah yang baru datang dicuci dan dibersihkan dari kulit dan tanah yang menempel. Setelah dibersihkan, bawang merah diiris menggunakan mesin. Hasil irisannya tipis persis, ketika mengiris manual menggunakan pisau. Kemudian dikeringkan sebelum digoreng.
“Dikeringkan dulu, supaya terpisah dari air. Jadi, nanti gorengnya cepet karena cepat matang,” lanjut Sri.
Setelah selesai. Baru kemudian digoreng kering. Bawang goreng yang sudah matang kemudian dibawa ke tempat lain untuk dilakukan pengemasan. Jika dahulu hanya memproduksi setengah kilo sehari, kini Sri bisa membuat bawang goreng sebanyak 15 Kg per hari.
”Produk bawang goreng saya jamin tahan sampai 1 sampai 1,5 bulan, kalau disimpan dalam kulkas bisa sampai 2 bulan. Tanpa pengawet dan renyah,” terangnya.
Memang, dalam menjalani bisnis pasti ada tantangan. Ibu satu puteri ini menyebut, tantangan itu di antaranya pemasaran. Hingga kemudian, Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) menyambutnya. Brambang Merah Bu Sri kini sudah hadir di Kafe Kopie Rindoe Benteng (KRB), Bilangan Ruko Times Square, Paramountland, Gading Serpong, Tangerang. Produk bawang goreng yang dijual seharga Rp35 ribu untuk kemasan 160 gram. Dia bilang, dalam sebulan rata-rata penjualannya mencapai 500 kemasan.
Kepada Klikbmi, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya telah memberikan pembiayaan bagi usaha bawang gorengnya. Hingga sekarang, pembiayaannya mencapai Rp30 juta. ”Jika dahulu nggak ada Kopsyah BMI, saya tak tahu mau usaha apa pak. Dari modal dari Kopsyah BMI, saya bisa mengembangkan bisnis saya dan Alhamdulillah Koperasi BMI juga membantu pemasaran usaha saya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” tandasnya.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara juga sangat gembira melihat anggotanya yang beranjak sukses seperti Ibu Sri Rahayu. Kambara mengatakan bahwa kesuksesan itu harus ditularkan kepada seluruh anggota Koperasi BMI.
”BMI terus berkomitmen untuk mengangkat kesejahteraan anggota. Ibu Sri Rahayu adalah salah satu contoh anggota yang tekun berusaha dan memanfaatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI dengan tepat sehingga berhasil seperti sekarang. Diperlukan juga usaha yang tekun dan istiqomah, jangan berhenti sebelum sukses dan berhasil, Sukses ini harus ditularkan kepada anggota lainnya, harus sukses bersama sama, itu baru luar biasa,” tandasnya. (togar/humas)