Nasehat Dhuha Senin, 24 Mei 2021 | 12 Syawal 1442 H| Oleh : Sularto
Klikbmi, Tangerang – BMI Kliker yang senantiasa dirahmati Allah SWT, hari ini senin kita mulai kembali aktifitas. Kita bekerja sebagai jalan ibadah menuju ridho Allah SWT. Dalam bekerja bermuamalah kita mendapati berbagai soal. Namun bagi kita mukmin yang cerdas, hidup yang kita jalani selalu dalam kebaikan. Intisasi nasehat dhuha kita kali ini kita ambilkan dari ceramah Aa Gym tentang empat amalan agar hidup selalu dalam kebaikan.
Aa Gym menyebut empat hal utama agar hidup kita selalu dalam kebaikan. Yang pertama, Ikhlas dalam setiap perbuatan. Kedua, senantiasa tobat dalam setiap kesalahan dan dosa. Ketiga, tenggelam dalam rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Keempat, bersabar dalam setiap ujian.
Ikhlas menjadi salah satu syarat penting dalam beramal dan beribadah sehingga seorang muslim harus senantiasa menjaganya. Syarat diterimanya amalan adalah ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa salah satunya, amalan menjadi tidak sempurna. Ikhlas menunjukkan jika amalan dilakukan semata-mata hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Secara bahasa, pengertian ikhlas artinya membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri). Adapun secara istilah, pengertian ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah semata, dengan kata lain dalam beribadah hati tidak boleh menuju kepada selain Allah. Sementara itu, pengertian ikhlas menurut Ali Al Daqoq adalah menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk seorang Mukhlis yaitu orang yang ikhlas tidak memiliki sifat riya.
Jadi, ikhlas adalah suatu sikap yang menjadikan niat hanya untuk Allah SWT dalam melakukan amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT bukan kepada pujian dari manusia.
Dalam hidup ini, seorang manusia tentunya pernah melakukan kesalahan atau dosa. Islam menganjurkan umat agar bertobat sebelum ajal menjemput. Salah satu etika tobat adalah memiliki perasaan takut sekaligus harapan ketika meminta ampunan kepada Allah SWT. Para ulama memperinci ketentuan tobat yang betul. Pertama, menyesali perbuatan-perbuatan yang salah atau kekeliruan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, acuannya adalah sabda Rasulullah SAW, “Menyesali kesalahan adalah tobat” (HR Ibnu Majah).
Adapun tanda dari penyesalan adalah lembutnya hati orang yang bertobat dan berderainya air mata. Untuk mendapatkan suasana batin yang sesuai, orang yang bertobat sebaiknya mengubah gaya hidupnya. Misalnya, tidak lagi berkumpul bersama kelompoknya yang masih gemar melakukan dosa. Ia dapat memulai ikut serta dalam pengajian atau meminta bimbingan kiai/ustaz. Ia pun dapat bersama-sama dengan orang-orang yang juga ingin meniti jalan kebaikan
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Berkumpullah bersama orang yang bertobat karena hati mereka lembut.” “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS an-Nuur: 31). Tobat juga harus kita lakukan sesering mungkin karena sebagai manusai senantiasa kita dapat kesalahan dan dosa.
Sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Syukur adalah bentuk terima kasih atas segala pemberian dan nikmat yang diperoleh manusia selama menjalani kehidupan di dunia. Bersyukur dapat dilakukan melalui perbuatan, lisan, termasuk hanya di dalam hati. Dengan memperbanyak bersyukur, kenikmatan dan pahala yang diperoleh seseorang akan berlipat ganda. Banyak hadits yang menjelaskan soal anjuran untuk berlaku sabar dan keutamaan bersabar. Salah satunya seperti diriwayatkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dikutip Tim Hikmah dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An Nawawi.
Berkata Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua yang dicintainya, kemudian dia bersabar, maka Aku akan mengganti keduanya itu untuknya dengan surga’.” Menurut Yusuf Al-Qaradhawi Ph.D dalam “Mukjizat Sabar dalam Al-Quran” menjelaskan sabar adalah beramal penuh keyakinan bahwa kemudaratan dan ketaatan itu memberi manfaat. Sabar juga disebut sebagai penolong agama dalam menundukkan nafsu dan kemalasan Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut ayat 58 dan 69 yang berbunyi: “…Demikianlah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal soleh. Yaitu mereka yang sabar dan mereka pula berserah diri bulat-bulat kepada Tuhannya.” (QS Al-Ankabut, ayat 58 dan 59). Allah SWT juga menjelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 153: “Wahai sekalian orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan bersabar dan mengerjakan sembahyang, karena sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah ayat 153).
Sehingga kita akan selalu dapat kebaikan dalam hidup jika ikhlas dalam setiap perbuatan, senantiasa tobat dalam setiap kesalahan dan dosa, tenggelam dalam rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan dan bersabar dalam setiap ujian. Mari bersedekah melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)