klikbmi.com, Tangerang – Saat ini dunia usaha sedang mengalami kondisi yang labil dan tidak menentu. Semua sektor perekonomian terancam mengalami resesi besar besaran hingga di ambang kebangkrutan. Sektor koperasi sebagai salah satu sendi perekonomian bangsa ini juga terancam eksistensinya karena wabah Covid 19 ini, karena sejatinya 99 % pelaku usaha di negara kita adalah sektor UMKM dan usaha mikro.
Dalam berbagai krisis mulai tahun 1998 hingga 2008, sudah terbukti bahwa pelaku usaha UMKM dan mikro rentan sekaligus tahan terhadap krisis. rentan karena sektor ini merupakan ujung tombak dari kegiatan usaha yang sangat tergantung terhadap pasar dan sumber bahan baku dari produsen dan pengusaha. Tahan, karena sejatinya hanya UMKM dan usaha mikro lah yang bisa mencari substitusi produk yang dibutuhkan selama ini oleh masyarakat. Tapi krisis kali ini lain dari sebelumnya, krisis ekonomi menghantam langsung para pelaku usaha mikro secara langsung, hingga masyarakat akar rumput tidak berkutik sama sekali karena penerapan physical distancing yang menghambat akselerasi usaha anggota koperasi.
Koperasi BMI selama ini menghimpun semua pelaku usaha mikro dan UMKM. Koperasi BMI dikenal dengan konsep pemberdayaannya yang sangat kentara dan sudah dirasakan oleh masyarakat luas. Sudah banyak sekali kegiatan sosial yang dilakukan oleh Kopsyah BMI selama ini, mulai dari penyerahan hibah rumah siap huni, hibah sanitasi masjid musholla dan pesantren, hibah sanitasi duafa, santunan Yatim, santunan duafa, gerakan seribu sajadah dan Al Quran dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Hampir semua lapisan masyarakat di Banten dan sekitarnya mengenal betul bagaimana kiprah Koperasi BMI selama ini dan mendapatkan langsung manfaat dari keberadaan koperasi BMI.
Pada saat wabah Covid 19 ini berlangsung, Koperasi BMI pun tidak luput dari dampak yang muncul akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi. Angsuran pun banyak terhambat karena beberapa anggota terdampak langsung sehingga usahanya terhenti sama sekali. Dan parahnya, ada sejumlah anggota yang berhasil diprovokasi oleh pihak yang mengambil keuntungan di saat seperti ini, untuk tidak membayar angsuran kepada koperasi. Sejumlah kepala desa bahkan terang terang menolak dan melarang aktifitas koperasi untuk beroperasi di wilayahnya. Mereka tidak paham dan menyamaratakan semua koperasi, seperti bank emok dan bank keliling. Sunguh miris dan sangat mengkhawatirkan pemahaman perkoperasian oleh para pejabat daerah tersebut.
Kamarudin Batubara pun dan pasukannya sudah berjuang maksimal. Berbagai cara telah ditempuh untuk menyampaikan kepada anggota, bahwa koperasi ini adalah milik bersama. Pengelolaannya dari anggota oleh anggota dan untuk anggota. Berbeda sama BUMN ataupun BUMS yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh negara dan perorangan swasta. Aset Koperasi BMI saat ini adalah 650 miliar dan 82 persennya itu adalah milik anggota. Jadi ketika anggota tanpa kendali beramai ramai menarik simpanannya di koperasi, lalu menahan untuk tidak mengangsur pinjaman nya kepada koperasi, tentu yang rugi adalah semua anggota dan mengancam kelangsungan usaha koperasi itu sendiri.
Faktanya, Pendidikan perkoperasian yang selama ini rutin dilakukan pun sepertinya kurang efektif dan harus ditingkatkan pemahamannya kepada anggota. Saat ini menurut Kamaruddin Batubara, Kemandirian dan kesadaran anggota koperasi tengah diuji. Anggota koperasi bisa memainkan perannya sebagai pemilik, pengguna sekaligus sebagai pengendali koperasi itu sendiri. Semangat yang dibangun dengan militansi anggota koperasi harus benar benar dtunjukkan saat ini, dengan tetap melakukan kewajibannya bagi yang mampu, tidak menarik dahulu simpanannya di koperasi dan saling membantu bergotong royong menujukkan solidaritas nya dengan sesama anggota lain.
Tidak ada lagi yang bisa menolong saat ini selain kemandirian dan kesadaran seluruh anggota koperasi. Tidak ada satu sektor pun yang tidak terkena dampak dari wabah pandemi Covid 19 ini. Semua sama merasakan hal serupa. Seharusnya bagi koperasi sosiopreneur seperti Koperasi BMI, militansi dan kesadaran anggota sudah tidak perlu diragukan lagi karena saking banyaknya manfaat yang sudah dirasakan oleh anggota dan masyarakat. Bahkan di saat seperti ini pun kegiatan sosial tidak pernah dihentikan oleh Koperasi BMI termasuk pembangunan hibah rumah siap huni. Kamaruddin yakin bahwa semangat itu akan tumbuh seiring waktu di hati anggota dan masyarakat. ” Kegiatan sosial yang kita lakukan adalah dalam rangka menjalankan fungsi dan peran koperasi. Kegiatan sosial yang sudah banyak kita lakukan sudah pasti juga belum tentu berpengaruh pada militansi anggota. Militansi anggota itu bisa tumbuh dari banyak faktor, seperti pendidikan, pelatihan, kegiatan sosial dan silaturahmi dan lain lainnya. Jadi kita tidak perlu terbebani dan membebani atau menuntut bahwa kegiatan sosial selama ini membawa dampak banyak pada kesadaran anggota. Jadilah saling mengisi, bukan menyalahkan atau menuntut, ” Ujar Kamaruddin Batubara dengan sejuk dan penuh keikhlasan.. Menurut Kamaruddin Batubara tugas kita semua adalah terus untuk berbuat baik dan jangan berhenti menebar manfaat dan kebaikan . ” Teruslah berbuat baik, biar Allah SWT yang akan membolak balikkan hati mereka ( anggota), agar bisa menunjukkan militansinya dengan kesadaran untuk membangun kemandirian dan eksistensi koperasi kita ” Ujar Kamaruddin Batubara (AH/Klikbmi)