Kambara Tebar Lima Strategi Jitu Koperasi BMI Tetap Mentereng di Tengah Pandemi

Ekonomi

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah : 155)

TANGERANG– Gagasan Bung Hatta mengenai ekonomi kerakyatan menjadi dasar ekonomi Indonesia. Idealisme Bung Hatta tentang perekonomian berasas kekeluargaan dan gotong royong melahirkan koperasi. Meskipun penuh tantangan ditambah situasi pandemi ini, semangat berkoperasi harus dikobarkan.

Inilah yang melatari Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mempresentasikan sejumlah strategi bagaimana kinerja Kopsyah BMI tetap on the track kendati pandemi sekalipun. Dalam Webinar Memperkokoh Peran Koperasi dan UMKM Sebagai Sokoguru dan Pondasi Perekonomian di Masa Pandemi, Selasa (27/7).

Penerima Penghargaan Satyalancana Wira Karya Tahun 2018 itu membeberkan lima resep jitu agar koperasi tidak hanya bertahan di tengah gelombang pandemi, melainkan juga membangun loyalitas anggota semakin kuat. Lima strategi itu berasal dari cita-cita dan gagasan Bung Hatta.

Langkah pertama yakni menumbuhkan semangat bangga berkoperasi. Salah satunya dengan memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali koperasi.

Dengan pengertian, anggota harus didudukan sebagai pemilik aktif dalam permodalan. Sebagai pemilik, anggota punya kewajiban untuk menggenjot partisipasinya dalam permodalan. Sebagai pengguna, lanjut Kamaruddin, anggota koperasi dapat memanfaatkan semua layanan yang disediakan koperasi.

STRATEGI PERTAMA : Menumbuhkan kebanggan berkoperasi para anggota tentang hak dan kewajibannya sebagai pemilik, pengguna dan pengendali koperasi

”Sementara anggota sebagai pengendali yakni anggota harus terlibat langsung dalam pengawasan kinerja koperasi baik diminta maupun atas kesadaran sendiri. Peran pengendali adalah saling mengingatkan dan senantiasa berinovasi serta kreatif dalam memajukan koperasi,” jelas Pria Kelahiran Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, 46 tahun silam tersebut.

Langkah kedua adalah pelayanan hanya kepada anggota berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan bersama. memberi pengertian bahwa setiap orang yang ingin dilayani oleh koperasi wajib menjadi anggota, dan tentu diberi kemudahan. Dengan kata lain, agar akses koperasi bisa melayani semua lapisan masyarakat, koperasi terlebih dahulu menentukan simpanan wajib dan pokok yang murah, terjangkau dan mudah diakses.

STRATEGI KEDUA: Pelayanan hanya kepada anggota berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

”Intinya adalah bagaimana anggota adalah sejahtera. Dengan menabung dan menyimpan, bagaimana anggota bisa mengakses pembiayaan membangun rumah (rumah tanpa DP BMI). Semua kita berikan kemudahan. Itulah yang namanya koperasi,” jelasnya.

Perlu diketahui, catatan gemilang kinerja BMI terlihat selama Ramadhan dan menjelang lebaran 1442 Hijriah, kinerja penyaluran pembiayaan Koperasi Syariah BMI mencatatkan pencapaian mentereng.

Jumlah penyaluran produk pembiayaan mencapai 18.824 pencairan dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp115,6 miliar. Angka ini naik Rp65,4 miliar dibanding kinerja penyaluran April -Mei 2020 yakni Rp50,3 miliar. Utamanya dalam penyaluran pembiayaan produktif kepada anggota.

Kemudian langkah ketiga bagaimana BMI tetap gemilang di tengah pandemi yakni menjalankan fungsi pemberdayaan sosial sebagai ciri khas koperasi syariah. Salah satu metodenya adalah mendesain produk untuk pemberdayaan anggota. Dengan pengertian, setiap anggota yang ingin mengajukan pembiayaan harus merubah taraf ekonominya.

STRATEGI KETIGA: Koperasi wajib menjalankan fungsi pemberdayaan dan sosial sebagai ciri khas koperasi syariah.

Dalam webinar yang dipandu Agus Muharam itu, Kamaruddin menjelaskan Ada tiga poin yang perlu ditempuh yakni ; menjalankan kegiatan sosial bagi anggota dan dhuafa, mendesain produk yang memberdayakan anggota dan menyelesaikan masalah angsuran dengan solusi kebaikan bersama.

”Tidak ada yang dipaksa. Jadi nggak perlu kita tunggu di rumahnya (anggota) sampai Magrib.Kalau nggak diusir, nggak pergi. Ini tidak memanusiakan manusia. Ini yang terjadi di lapangan. Itu bukan koperasi, itu kuperasi. Karena koperasi milik bersama, kita harus membangun solusi bersama. Kita harus menjalankannya dengan cara-cara halal dan benar,” paparnya.

Strategi yang keempat adalah memberikan pendidikan perkoperasian secara rutin berkala baik kepada anggota maupun karyawan. Resep keempat ini bisa seperti mendesain pendidikan koperasi bagi anggota yang menarik. Seperti sistem Training of Trainer (TOT) sebagai metode unuk melahirkan kader terbaik. 

STRATEGI KEEMPAT: Program capacity building anggota lewat pendidikan koperasi akan melahirkan agen-agen ekonomi kerakyatan di seluruh pelosok negeri.

Poin akuntabilitas Kopsyah BMI yang dibangun secara profesional menjadi startegi kelima yang dipaparkanya. Dimulai dari transparansi dalam setiap kegiatan dan pelaporan keuangan. Metode yang dipakai BMI adalah melibatkan anggota dalam menyusun rencana strategis dan RK-RAPB.

Kemudian mempublish laporan keuangan di website koperasi. Perlu diketahui, sejak tahun 2014, Koperasi BMI telah mengunggah laporan keuangannya sebagai bentuk transparansi di www.kopsyahbmi.org. Data yang diunggah bisa diambil oleh mahasiswa dan dosen sebagai bahan pengajaran atau penelitian.

”Neraca keuangan kami itu dipampang di website. Karena tidak ada rahasia di situ. Semua laporan berdasarkan audit independen,” jelasnya.

Selain itu, kegiatan BMI baik Kopsyah dan Koperasi Konsumen BMI ikut dipublish baik melalui portal berita internal www.klikbmi.com dan dua platform media sosial Facebook dan Instagram. Termasuk media elektronik, online dan cetak eksternal

STRATEGI TERAKHIR: Jujur dan transparan dalam setiap kegiatan dan pelaporan keuangan.

”Kami berkeinginan menjadi koperasi yang kuat. Bukan dibangun dari sulap. Harus ada keinginan yang sama. Kita kumpulkan sektor-sektor anggota kita, seberapa besar keinginan anggota untuk maju bersama-sama. Jadi sukses sendiri itu biasa, sukses bersama itu luar biasa,” tandasnya.

(gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *