Nasehat Dhuha Minggu, 1 Agustus 2021 | 22 Dzulhijjah 1442 H| Oleh: Sularto
Klikbmi, Tangerang – Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita kali ini adalah ketakwaan sebagai kunci rahasia untuk membuka pintu rezeki. Pada tema sebelumnya telah kita bahas rezeki datang dari bersyukur, berusaha dan beristighfar. Kali ini kita akan bahas tentang datangnya rezeki yang merupakan buah dari takwa. Manusia bertakwa memiliki keutamaan di sisi Allah SWT. Ketika seseorang bertakwa, dia akan mendapatkan rahmat Allah dua bagian.
Yang pertama adalah cahaya penerang saat berjalan mengarungi kehidupan. Kedua, ampunan dari Allah SWT. Orang yang bertakwa akan selalu takut kepada Allah SWT. Dia segera ingat kepada Allah ketika dibayangi pikiran jahat akibat bisikan setan. Sesaat di goda, seketika itu dia melihat kesalahan-kesalahannya. Tetapi manusia kafir dan fasik selalu membantu setan dalam menyesatkan mereka tanpa henti. Orangnya bertakwa memiliki muhasabah yang kuat. Dia punya autocorrect dalam dirinya.
Dia akan mengikuti kebenaran yang datang dari Allah SWT— sementara orang yang ingkar mengikuti kebatilan dan hawa nafsunya. Berkat kegigihannya ini, dia pun mendapatkan hikmah dari ilmu pengetahuan. Tidak hanya kebijaksanaan, orang bertakwa pun mendapat rezeki di dunia dan di akhirat.
Rezeki orang yang bertakwa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah akan menghapus kesalahannya dan memperbaiki keadaan mereka.
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar bagi nya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangkasangkanya.”
(QS ath-Thalaq: 2- 3)
Allah sudah menjamin rezeki setiap hambanya. Mari kita lihat QS Hud:6 di bawah ini:
“Dan, tidak satu pun makhluk bergerak (bernya wa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.”
(QS Hud:6)
Rezeki yang didapatkan orang kafir terkadang memiliki sifat haram dan ada pula yang halal. Mereka tidak diberi rezeki kecuali dengan bersusah payah. Berbeda dengan orang bertakwa. Dia dikaruniai rezeki dari Allah dari arah yang tidak di sangka-sangka. Rezeki mereka tidak didapatkan dari sebab- sebab haram dan jelek. Orang bertakwa tidak akan dihalangi oleh Allah untuk mendapatkan rezeki yang mereka butuhkan. Hanya, ia dijaga dari kemegahan dunia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya dan demi kebaikannya. Boleh jadi, rezeki yang melimpah justru mendatangkan mudharat bagi penerimanya.
Orang yang bertakwa rezekinya akan selalu cukup dan ini adalah rahmat baginya, mari kita lihat QS al-Fajr: 15-16:
“Maka, adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun, apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku te lah menghinaku”
(QS al-Fajr: 15-16)
Tidak semua yang dilapangkan rezekinya berarti dimuliakan. Tidak semua yang disempitkan rezekinya berarti dihinakan. Tidak semua yang disempitkan rezekinya berarti dihinakan. Terkadang, kelapanan rezeki bisa berarti istidraj (dibiarkan bersenang-senang di dunia). Sebaliknya, orang yang disempitkan rezeki dimaksudkan untuk menjaga dan membentenginya. Makna lainnya adalah sempitnya rezeki bagi seorang hamba boleh jadi disebabkan dosa dan kesalahannya. Allah SWT telah berpesan jika kebaikan itu dapat menghapus keburukan.
Pada tingkat yang lebih tinggi, memohon ampunan bahkan menjadi sebab datangnya rezeki dan nikmat.
“Dan, sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada me reka air yang cukup. Dengan (cara) itu Kami hen dak menguji mereka. (QS al-Jin: 16-17)
Di dalam hadist, Nabi SAW ber sabda, “Barang siapa yang memperbanyak
istighfar, Allah jadikan baginya kemudahan dari setiap kesulitan dan menjadikan
jalan keluar dari setiap kesempitan. Dan, Dia memberinya rezeki dari arah yang
tidak disang ka nya.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).
Ketakwaan menjadi penerang hidup di mana kita bisa membedakan mana yang benar dan buruk, mari kita perhatikan QS al- Anfal: 29 “
“Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu.”
(QS al- Anfal: 29).
Istitlah Furqan di sini adalah
cahaya pembeda antara hak dengan batil. Kata ini dipadankan dengan bashira
(petunjuk). Ayat itu pun berlaku umum untuk semua bentuk jalan keluar dari
kesempitan baik bersifat lahiriah maupun kesempitan batiniah.
“Barang siapa yang dikehendaki Allah
akan mendapat hida yah (petunjuk). Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima)
Islam. Dan, barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya
sempit dan sesak. Seakan-akan dia (sedang mendaki ke langit.”
( QS al- An’am: 125).
Mari kita tetap menjadi pribadi yang bertakwa, yang giat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan tidak melanggar segala yang dilarang Allah SWT. Karena dengan menjadi pribadi yang bertakwa inilah segala kebutuhan kita akan dipenuhi dan akan dijauhkan dari yang haram yang akan membawa kita pada kesesatan. Wallahu a’lam bish-showaab.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).