Kisah Bung Hatta Dan Sisa Uang Berobat Dari Negara

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Kamis, 6  Januari 2022| 2 Jumadil Akhir 1443 H | Oleh : Tim Humas BMI

Klikbmi, Tangerang – Selama 35 tahun sebagai Sekretaris Pribadi untuk Mohammad Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia, ”stress” terkadang menggelayuti pikiran Iding Wangsa Wijaya. Ini bukan perkara Bung Hatta berbuat arogan atau semena-mena. Melainkan karena sikap teguhnya mempertahankan sikap, selalu tepat waktu dan menolak yang bukan haknya berapa pun nilainya.

Suatu hari pada 1971, Hatta didampingi istrinya, Rachmi Hatta dan putri bungsunya, Halida Nuriah Hatta, pergi untuk berobat ke Negeri Belanda. Seluruh biaya pengobatan itu ditanggung oleh negara. Sebagai mantan Wakil Presiden, Hatta berhak mendapat privilege fasilitas berobat ke luar negeri jika pengobatan di dalam negeri dinilai kurang memadai.

Setiba di Jakarta, Hatta bukan beristirahat. Ia meminta Wangsa mencatat uang yang diterima dari Sekretariat Negara. Wangsa juga merinci semua pengeluaran yang dibayarkan selama dia berobat di Belanda.

Tak boleh seperak pun terlewat. Setelah dihitung Wangsa, ternyata ada uang tersisa. Bung Hatta segera meminta Wangsa membuat surat pengantar untuk pengembalian sisa uang ke Sekretariat Negara dan surat pernyataan terima kasih kepada Presiden Soeharto.

Tapi pulang dari Sekretariat Negara, Wangsa malah bingung dan galau. Rupanya staf Sekretariat Negara menolak pengembalian sisa uang perjalanan dari Bung Hatta.

“Bendahara Sekretariat Negara bilang, uang yang sudah dikeluarkan sudah dianggap sah menjadi milik orang yang dibiayai negara, jadi tak perlu ada yang dikembalikan,” Wangsa menjelaskan kepada Hatta, seperti dilansir dari buku Bung Hatta : Di Mata Tiga Putrinya.

Demikianlah Hatta. Ia  tak bisa menerima alasan bendahara itu. Sisa uang itu bukan haknya, maka harus dikembalikan ke kas negara. “Kebutuhan rombongan dan kebutuhan saya sudah tercukupi, jadi uang itu harus dikembalikan,” Hatta menekankan kepada Wangsa Wijaya. Menurut Hatta, masih banyak rakyat Indonesia yang lebih membutuhkan uang itu.

Dengan mantap Wangsa kembali ke kantor Sekretariat Negara. Dengan pelbagai cara, Wangsa mencari cara agar staf Sekretariat Negara agar mau menerima pengembalian sisa uang perjalanan dari Bung Hatta. Setelah Wangsa pulang dengan menunjukkan tanda terima pengembalian sisa uang perjalanan dari kantor Sekretariat Negara, baru lah Hatta puas dan lega.

“Tapi saya jadi bahan tertawaan semua orang di Sekretariat Negara,” Wangsa bercerita kepada putri Hatta. Begitulah Bung Hatta, ia teguh menolak semua yang bukan haknya. Padahal, saat itu ekonomi Bung Hatta morat-marit. Bung Hatta, kata Wangsa, selalu melihat uang dari negara adalah uang rakyat.

Dari kisah ini, sebagai seorang Muslim perlu memiliki kehati-hatian wara’  dalam memperoleh rezeki. Jangan sampai rezeki yang dapat itu justru diperoleh dengan cara-cara batil semisal mengambil hak orang lain.

Rasulullah SAW bersabda :

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  مَنْ أَخَذَمِنَ الْاَ ْرِض شِبْرًابِغَيْرِ حَقِّهِ خُسِفَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِلَى سَبْعِ أَرْضِيْنَ.

Barangsiapa mengambil sejengkal tanah bumi yang bukan haknya, niscaya ditenggelamkan ia pada hari kiamat sampai ke dalam tujuh lapis bumi.” (HR Bukhari).

Dimanapun kita berada, kapanpun kita berada, sesungguhnya Alloh pasti memperhatikan kita. Dimanapun kita berada, kapanpun kita berada, sesungguhnya ada malaikat yang mencatat setiap ucapan dan amal perbuatan kita.

Semakin besar ilmu dan  iman seseorang, maka ia akan hati-hati dalam mencari rezeki. Karena ia akan fokus pada tanggungjawab menjalankannya. Ia ingat bahwa itu adalah amanah dan akan diperhitungkan di hadapan Allah SWT di yaumil hisab.

Semoga kita tergolong orang-orang yang senantiasa mengingat Alloh Swt. dalam keadaan apapun. Sehingga kita memiliki iman yang kuat dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *