Tangerang, Klikbmi.com: Adanya kemungkinan terjadinya kondisi yang berdampak negatif terhadap tujuan kinerja Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) selama menjalankan operasional menjadi latar belakang dibentuknya Direktorat Kepatuhan dan Risiko. Manajemen risiko merupakan salah satu bidang dari direktorat tersebut. Manajemen risiko diperlukan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi risiko secara sistematis yang ada dalam organisasi Kopsyah BMI secara keseluruhan. Oleh karena hal tersebut, Kopsyah BMI bersinergi dengan Oikocredit sebuah lembaga keuangan internasional yang terdiri dari masyarakat koperasi dan berkantor pusat di Belanda membentuk kegiatan capacity building (pembangunan kapasitas) yang dilaksanakan oleh PT Catur Adhimukti terhadap 22 Karyawan Kopsyah BMI selama 2 hari,20 & 21 Juni 2024) di Aula Kantor Kopsyah BMI Cabang Pakuhaji. Capacity Building tersebut merupakan bagian dari kegiatan penguatan kapasitas manajemen risiko oikocredit yang dilaksanakan dari 14 Juni sampai 18 Oktober 2024.
Kamaruddin Batubara Direktur Utama Kopsyah BMI menyatakan kegiatan Capacity Building tersebut bertujuan agar seluruh karyawan Kopsyah BMI berperan aktif dan ikut berkontribusi dalam mengantisipasi risiko dan sebagai agen perubahan yang lebih efektif dalam memperkuat sistem layanan, meningkatkan inklusivitas dalam pelayanan rembug pusat, dan menghadapi tantangan yang ditimbulkan. “Meskipun pelatihan 2 hari ini hanya diikuti langsung oleh 1 plt direktur kepatuhan dan risiko serta 21 orang manajer lainnya, Program pelatihan ini dirancang untuk seluruh karyawan, apapun posisi atau departemennya” papar pria yang akrab disapa Kambara tersebut.
Lebih lanjut, Kambara menyatakan agar seluruh peserta yang ikut kegiatan tersebut fokus mempelajari materi-materi yang disampaikan oleh tim pelaksana agar mampu Mendefenisikan risiko dan komponen utama yang timbul dari kegiatan operasional Kopsyah BMI, mampu menjelaskan manfaat manajemen risiko yang efektif yang akan dibagi kepada karyawan lainnnya, mampu mengidentifikasi berbagai jenis risiko, mengembangkan keterampilan untuk identifikasi risiko sesuai praktik yang terjadi, mampu memberikan penilaian dan mitigasi apa saja yang harus dilakukan dalam kegiatan, memahami pentingnya komunikasi dan pelaporan risiko serta untuk menumbuhkan budaya kesadaran dan manajemen risiko di Kopsyah BMI.
“Peserta harus fokus mempelajari materi, Modul sudah disiapkan, upgrade kembali pengetahuannya meskipun pelatihan 2 hari ini sudah selesai. Lakukan sharing knowledge agar karyawan lainnya turut menerima ilmunya” lanjut Kambara.
Lebih lanjut Kambara berpendapat bawah pelatihan manajemen risiko yang efektif tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan baru tetapi juga membentuk cara pandang dan pendekatan baru dalam mengelola risiko di lingkungan kerja. “Para Manajer yang ikut diharapkan dapat membawa pulang wawasan dan strategi praktis yang dapat langsung diterapkan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan organisasi Kopsyah BMI yang kita cintai ini” pungkasnya.
Hari pertama (20 Juni 2024), peserta materi yang konsep dasar dan identifikasi risiko, melalui permainan lempar bola kertas sebagai praktik identifikasi risiko, aktivitas interaktfi melalui sesi brainstorming untuk mengidentifikasi potensi risiko serta Teknik penilaian risiko. Kelas dibuat komunikatif agar peserta mampu memahami materi dengan baik.
Sedangkan hari kedua (21 Juni 2024), peserta menerima materi mitigasi risiko, komunikasi dan membangun budaya risiko. Peserta belajar bagaimana menjalankan teknik mitigasi risiko, menyadarkan bagaimana pentingnya komunikasi terkait risiko serta mampu merencanakan aksi dengan bentuk menerapkan keterampilan yang dipelajari selama pelatihan di tempat kerja.
Kurtubi selaku Manajer Manajemen Risiko Kopsyah BMI yang turut serta pada pelatihan tersebut berharap pelatihan manajemen risiko dapat memberikan berbagai kesan dan pesan yang mendalam bagi para manajer yang ikut. Selain mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang manajemen risiko, peserta akan mendapatkan keterampilan baru serta memiliki kesadaran terhadap pentingnya risiko.
“semoga dengan pelatihan ini, teman-teman memiliki keterampilan praktis untuk diterapkan ketika bekerja, serta mampu membuka mata dan pikiran teman-teman betapa pentingnya manajemen risiko, tidak hanya untuk menghindari kerugian tetapi juga untuk melihat peluang yang mungkin sebelumnya terlewatkan.” Papar Kurtubi.
Pada kesempatan tersebut, Ia juga berpesan agar teori yang diterima dapat diimplementasikan di Kopsyah BMI serta terus mengikuti perkembangan terbaru tentang mengelola risiko dengan lebih baik. “perlu adannya implementasi serta peran semua pihak, kita harus membangun budaya yang sadar risiko dalam Kopsyah BMI, termasuk mengedukasi semua karyawan tentang pentingnya manajemen risiko dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi.” Tutup Kurtubi.
Pelaksanaan penguata kapasitas manajemen risiko tersebut akan terus berjalan sampai Oktober 2024 melalui pendampingan yang dilaksanakan oleh tim pelaksana. (Nurjannah/Humas)