Aceh, Klikbmi.com: Presiden Direktur Koperasi BMI Grup sekaligus Direktur Utama Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Kamaruddin Batubara menghadiri peresmian Rumah dan Galeri Kasim di Jl. Makam T Nyak Arief, lr. Mesjid Tuha Desa Rumpet Kec. Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh hari ini (31/08). Program pembangunan rumah untuk keluarga Ir. Kasim Arifin di Banda Aceh tersebut merupakan gerakan dari Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (DPP HA IPB) sebagai bentuk penghargaan dan ucapan terima kasih atas jasa-jasanya di bidang pertanian.
Muhammad Kasim Arifin adalah nama lengkap Kasim. lahir di Langsa, Aceh pada 18 April 1938 dan wafat pada 26 Juli 2006. Ir. Kasim Arifin adalah seorang alumni IPB yang telah menjadi pahlawan pertanian selama 15 tahun karena mendedikasikan dirinya membangun dan memajukan daerah terpencil yaitu Desa Waimital, di Pulau Seram, Provinsi Maluku. HA IPB bercita-cita kuat membangun galeri kasim tatkala mengingat kisahnya yang tertulis dalam buku berjudul Seorang Lelaki Dari Waimital ditulis oleh Hanna Rambe puluhan tahun silam. Tindakannya membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui tindakan memuliakan bumi serta mencintai tunas yang tumbuh lalu mekar jadi tanaman selalu menginspirasi.
Kopsyah BMI mendukung program tersebut serta turut memberikan donasi sebesar Rp 70 Juta dari total kebutuhan Rp 350 juta. Pria yang karib disapa Kambara tersebut menyatakan donasi yang diserahkan Kopsyah BMI sebagai bentuk apresiasi kepada Kasim yang menjulang nama dari kepedulian terhadap petani dan tekad gotong royong yang ia ciptakan di Waimital.
Kambara manyatakan “Dengan dibangunnya rumah sekaligus galeri kasim Arifin ini, kita dapat belajar dari sikap kasim yang membumi, belajar dari masa lalu hingga menembus dimensi masa depan yang mampu menginspirasi generasi muda. Inspirasi yang Kasim berikan patut diapreasi. Oleh itu kami dari Kopsyah BMI turut berpartisipasi dalam Pembangunan rumah dan galeri ini” Ungkap Pria yang juga lulusan Diploma 2 Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor tersebut.
Tampak hadir sejumlah tokoh dan tamu undangan pada peresmian tersebut, Agussabti selaku Wakil Rektor Bidang Akademik memberikan sambutan dan ucapan terimakasih kepada HA IPB yang telah merampungkan program tersebut. Sebelum wafat, selain pernah bekerja sebagai pemimpin mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) di Pulau Seram, Maluku. Ia juga pernah membantu pertanian di Karawang pada Tahun 1963 serta pensiunan dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
“Apakah setelah meninggal selesai dia gak pernah disebut orang? Apakah setelah meninggal dia semakin harum, semakin banyak disebut orang?” Tanya Agus putra asli Aceh Timur tersebut pada sambutannya.
“Pak Kasim ada di kategori kedua, Setelah meninggal banyak sekali uluran tangan, buku-buku untuk Pak Kasim, mudah-mudahan ini menjadi panutan untuk kita semua serta menjadi pertanyaan mendasar bagi kita semua. Apa yang sudah kita karyakan untuk orang lain? Mudah-mudahan khalayak masih melihat tokoh-tokoh Pendidikan itu masih memberikan integritas yang baik. Kami atas nama murid atau alumni berterimakasih kepada ibu (isrti kasim Arifin) telah menjadikan bapak jadi orang baik selalu menjaga integritasnya pak kasim, semoga kami bisa menjadi teladan seperti beliau” lanjut Agus.
Para tamu undangan yang hadir kemudian diajak memasuki rumah dan galeri yang dipenuhi foto, puisi, lukisan serta tulisan terkait perjalanan hidup Kasim Arifin.
Rumah yang telah dibangun sejak Februari 2021 oleh Ikatan Alumni IPB tersebut kini telah rampung. Kiprah Kasim Arifin terus menginspirasi para pelajar dan generasi muda untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh dengan terjun langsung ke tengah masyarakat dan melayani mereka yang membutuhkan. (Nurjannah/Humas)
Puisi Orang Hilang 15 Tahun Oleh Taufig Ismail
Dia di Waimital jadi petani
Dia menyemai benih padi
Orang-orang menyemai benih padi
Dia membenamkan pupuk di bumi
Orang-orang membenamkan pupuk di bumi
Dia menggariskan strategi irigasi
Dia menakar klimatologi hujan
Orang-orang menampung curah hujan
Dia membesarkan anak cengkeh
Orang kampung panen raya kebun cengkeh
Dia mengukur cuaca musim kemarau
Orang-orang jadi waspada makna bencana kemarau
Dia meransum gizi sapi Bali
Orang-orang menggemukkan sapi Bali
Dia memasang fondasi tiang lokal sekolah
Orang-orang memasang dinding dan atapnya
Dia mengukir alfabet dan mengamplas angka-angka
Anak desa jadi membaca dan menyerap matematika
Dia merobohkan kolom gaji dan karir birokrasi
Kasim Arifin, di Waimital
Jadi petani.