Koperasi tidak hanya mengejar pertumbuhan saja, tapi harus mewujudkan pemerataan ekonomi

Nasional

Klikbmi.com, Tangerang – Webinar yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasasiwa Pasca Sarjana asal Sumatera Utara (IKAMAPSU IPB) menjadikan Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara sebagai pembicara tunggal. Acara yang diselenggarakan pada Senin pagi, tanggal 13 Juli 2020, memuat tema Peran Koperasi Dalam Mendukung UMKM di Era New Normal. Acara yang digagas dalam rangka menyambut hari Koperasi ke 73 ini, diikuti secara interaktif oleh banyak anggota IKAMAPSU IPB.

Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa Koperasi BMI menerapkan lima instrument pelayanan terhadap anggota yakni melalui sedekah, pinjaman, pembiayaan , simpanan dan investasi.” Semua terangkum dalam buku yang saya tulis, Model BMI Syariah. Prinsipnya kita menumbuhkan usaha baru dan mengembangkan usaha yang sudah berjalan dan sesuai dengan nilai nilai syariah yang bertujuan untuk pemerataan ekonomi yang mensejahterakan. Kita mulai dengan sedekah, dan pinjaman untuk duafa. Lalu masuk ke pembiayaan disinilah kita mulai bisnis. Jika sudah ada hasilnya maka kita ajari untuk menabung di koperasi.nah proses dari awal usaha ini terus kita dampingi dengan intens, tidak kita tinggalkan begitu saja, “ ujar Kamaruddin Batubara.

Koperasi BMI selama ini memperlakukan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. “ kembali ke jatidiri koperasi, dari anggota oleh anggota untuk anggota. Anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali, itu yang harus diimplementasikan. Dalam keadaan pandemi seperti ini, peran anggota justru harus semakin menguat, maka pentingnya pendidikan perkoperasian terasa di sini. Dan kita juga mendampingi anggota tidak sebatas mendampingi begitu saja, tapi menjadi konsultan usaha juga, Kita memandu anggota untuk melakukan transformasi usaha yang relevan dengan kondisi saat ini. Dan yang penting, kita manfaatkan pasar online melalui marketplace dengan maksimal, kita siapkan itu semua untuk anggota kita. Bahkan kita mulai menggunakan uang digital, doitBMI, semua transaksi antara anggota kita sudah bisa dilakukan dengan uang digital doitBMI, sehingga lebih efektif, real time dan terhindar dari penularan Covid 19 melalui uang tunai, “ Ujar Kamaruddin Batubara.

Webinar Nasional : Manajemen Koperasi dalam rangka Sharing Economy dan Disruptive Economy

Acara Webinar senin siang (13/7) terus dilanjutkan. Kali ini merupakan puncak acara Webinar bersama Kementerian Koperasi dan UKM. Webinar yang terdiri dari dua sesi ini dibuka langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, sebagai keynote speaker. Tiga narasumber pertama menampilkan tokoh tokoh nasional yang sudah tidak asing lagi, yakni, Arif Budimanta (Staf Khusus Presiden), Burhanuddin Abdullah (Rektor IKOPIN) serta Revrisond Baswir (Pakar Ekonomi dari UGM) dengan moderator Rulli Nuryanto (Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM RI). Pada sesi pertama tema yang diangkat adalah Tantangan, Peluang dan Posisi Koperasi dalam Perekonomian Nasional.

Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki membuka acara webinar sebagai keynote speaker dengan paparan yang singkat. Teten Masduki mengatakan bahwasaat ini koperasi mengalami kendala dalam aspek pemberdayaan. Regulasi, manajemen pembiayaan dan sistem pengawasan yang kurang maksimal membuat koperasi sulit berkembang. “ Saat ini Pemerintah sedang menyusun strategi nasional pengembangan koperasi dan UKM tentang pemberdayaan koperasi dan UKM, “ ujar Teten Masduki dalam paparannya.

Teten juga mengatakakan jika nanti KSP dan BMT hasilnya bagus dalam penyaluran pembiayan yang sedang berjalan, maka ke depan pembiayaan UMKM bisa dilakukan melalui koperasi. “ Ini eksperimen, jika KSP dan BMT bagus penyalurannya, maka nanti pembiayaan UMKM diusulkan melalui koeprasi. Ini dalam upaya membangun ekosistem koperasi bisa tumbuh sebesar besarnya, “ ujar Teten Masduki. Lebih lanjut Teten mengatakan bahwa saat ini Pemerintah mendorong koperasi masuk ke sektor pangan. “ Ini relevan dengan kondisi saat ini dimana pandemi Covid 19 mewabah. Dan untuk men support koperasi, kita terbitkan Permenkop No. 4 Tahun 2020, dimana Pembiayaan dari LPDB didorong sepenuhnya untuk koperasi, “ tegas Teten Masduki.

Arief Budimanta dalam paparannya menekankan bahwa Koperasi masih dibutuhkan dalam konteks pemberdayaan ekonomi rakyat. “ Diperlukan perbaikan dari semua stakeholder terkait pemberdayaan koperasi dan UMKM, “ ujar Arief Budimanta.

Revrisond Baswir menilai dengan tajam, bahwa saat ini sebenarnya koperasi sudah kehilangan jiwanya.” Kini koperasi hanya tinggal raganya, jiwa nya sudah hilang, akarnya sudah tercerabut di negeri ini. Ini harus menjadi fokus kita semua, bagaimana membangun kembali koperasi yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong, “ tegas Revrisond Baswir.

Pada sesi kedua,webinar dilanjutkan dengan menampilkan tiga narasumber professional di bidang perkoperasian. Dipandu oleh moderator, M. Hanafiah ( Asdep Tatalaksana Koperasi dan UKM ), tiga narasumber bergantian menyampaikan paparannya. Narasumber pertama, Tjandra Irawan (Business Advisor Agriterra) menyampaikan paparannya mengenai konsep koperasi dari sudut pandang Agriterra, sebuah organisasi (LSM) pertanian yang bernaung dibawah Koperasi di Belanda. Sebagai LSM Internasional, Agriterra mengadvokasi, membantu  dalam perencanaan bisnis dan industrialisasi pertanian. DI Indonesia, Agriterra membantu 10 – 15 koperasi pertanian dengan mempersiapkan rencana bisnis, pembiayaan dan sharing manajemen.

Pembicara kedua yakni Yohana Tamara Yunisa, (Project Manager Credit Union Keling Kumang). Yohana memaparkan bagaimana model bisnis CU Keling Kumang yang ber aset 1,4 triliun ini dibangun dengan bisnis awalnya sebagai koperasi simpan pinjam. Koperasi yang lahir 27 tahun lalu itu saat ini sudah memiliki 65 Cabang dan memiliki sejumlah minimarket K52 mart.

Yohana mengatakan bahwa CU Keling Kumang saat ini berorientasi kepada proyek pertanian yang dikelola oleh kaum milenial. “ Koperasi harus menjadi quality control antara petani dan market, mereka butuh kepastian harga yang baik, dan market butuh kualitas produk. Ini yang kita perjuangkan,” Ujar Yohana. Lebih tegas Yohana menegaskan agar pengurus koperasi untuk terus melakukan edukasi terhadap anggota agar kembali kepada nilai nilai koperasi.

Selanjutnya giliran Kamaruddin Batubara atau biasa disapa KamaBara sebagai narasumber ketiga. Pria berperawakan tinggi besar peraih Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya dari Presiden Jokowi Tahun 2018 ini, memaparkan bagaimana kiat kiat dirinya dalam memimpin Koperasi BMI hingga menjadi koperasi sosiopreneur yang terbukti menebar kemanfaatan terhadap anggota dan masyarakat selama ini.

Menurut KamaBara koperasi merupakan simbol perlawanan terhadap kapitalisme. “ Koperasi ini adalah simbol perlawanan terhadap kapitalisme. Kita harus bangkit, dengan semangat taawun (saling tolong menolong) yang sesuai dengan azas koperasi, kekeluargaan dan gotong royong kita bisa melakukan apapun melalui koperasi yang kita banggakan. Jangan mempermasalahkan perbedaan, cari benang merah nya hingga menajdi suatu keunggulan kita bersama, “ tegas KamaBara.

Menurut KamaBara ajaran luhur koperasi yang diimplementasikan dengan nilai nilai syariah yang berorientasi kepada pemerataan ekonomi yang mensejahterakan dan bersifat pertengahan harusnya membuat koperasi menjadi pemimpin dalam percaturan perekonomian di negeri ini.”Prinsip ekonomi syariah yang salah satunya bersifat pertengahan sebenarnya merupakan penyeimbang antara sistem kapitalisme dan sosialisme. Jika sistem kapitalisme membuat pihak swasta menguasai sektor perekonomian dan hajat hidup orang banyak sepenuhnya, dan sosialisme memerintahkan negara menguasai penuh hajat hidup orang banyak, maka sistem syariah berada dinatara keduanya, dengan membatasi penguasaan terhadap hajat hidup orang banyak secara adil, hingga tercipta pemerataan ekonomi yang mensejahterakan. Semangat kita adalah berbagi dengan sesama hingga tercipta pemerataan ekonomi, tidak seperti kaum kapitalis yang hanya mengejar pertumbuhan saja “ ujar KamaBara.

Dalam UU No.25 Tahun 1992, Pasal 4 ditegaskan bahwa tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dalam bidang ekonomi dan sosialnya. “ Di koperasi BMI kita tambahkan tiga pilar pemberdayaan lainnya, yaitu pendidikan, kesehatan dan spiritual. Dengan berkoperasi kita tingkatkan kesejahteraan ekonomi anggota, kita tingkatkan pendidikan anggota dan anak anak anggota, kita jaga kualitas kesehatannya, kita tumbuhkan jiwa sosialnya dan kita tingkatkan praktek spiritualnya, “ Ujar KamaBara.

Sebagai koperasi yang lahir dari aprtisipasi anggota, maka Koperasi BMI dalam pergerakan usahanya selalu berdasarkan pemenuhan kebutuhan anggotnya. “ Makanya kita bentuk Koperasi Konsuman Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Modalnya bergotong royong hanya 100 ribu rupiah saja per anggota, ada 70.000 anggota waktu itu. Alhasil terkumpul 7 milyar dan kita sekarang punya minimarket dan grosir, punya toko bangunan, punya café, tour and travel dan sebentar lagi kita akan bangun pabrik bioethanol,itulah koperasi, semangatnya gotong royong, harus memiliki norma dan nilai, dan ada kebijakan yang solutif berdasarkan nilai nilai syariah, “ tegas KamaBara.

Lebih jauh KamaBara menegaskan bahwa koperasi yang baik adalah yang mampu memenuhi kebutuhan anggotanya. “ Kita harus ciptakan produk yang berbasis kebutuhan anggota. Kita maksimalkan captive market kita yang luar biasa. Bahkan saat ini kita sudah panya uang digital doitBMI dan marketplace untuk mendukung pergerakan usaha anggota, “ Ujar KamaBara.

KamaBara juga mengatagkan bahwa sebagai koperasi maka fungsi dan peran sosialnya harus menonjol dibanding lembaga lainnya. : Ada fungsi dan peran sosial koperasi, ini harus dilakukan tidak hanya berbisnis saja. Kita harus hadir di saat anggota mengalami kesulitan . Contoh, ketika 68 anggota kami di Lebak diterjang banjir dan longsor, maka hutangnya kami putihkan, kita anggap lunas, Itulah koperasi, hadir pada saat anggota kesulitan dan membutuhkan bantuan kita, “ tegas KamaBara. (AH/klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *