Kopsyah BMI Adalah Orang Tua Kedua Dalam Hidup Saya

Edu Syariah

Kisah Ahmad Ubaidillah, Asmen Cabang Klari Jebolan Beasiswa Paket C Kopsyah BMI Yang Habiskan Masa Remajanya Membantu Usaha Keluarga

Nasehat Dhuha Rabu, 20 Juli 2022 | 20 Dzulhijah 1443 H | Oleh : Togar Harahap

Tangerang, Klikbmi.com – Suara dentuman mengagetkan lamunan Ahmad Ubaidillah yang tengah bersantai di depan teras rumahnya. Suara keras itu berasal dari arah dapur. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil langkah seribu menuju arah suara. Ia sadar, ayah ibunya tengah menyiapkan masakan untuk warung makan usaha mereka di dapur.

Setelah dentuman, suasana dapur rumahnya langsung lenggang. Suara itu juga yang membuat pelanggan warung serta tetangga Ubaidillah mengerubungi rumahnya di Desa Sasak, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Suara dentuman itu berasal dari kompor yang meledak. Ledakan itu juga menyipratkan minyak panas ke seluruh bagian dapur. Dibalik tembok dapur, Asisten Manajer Kopsyah BMI Cabang Klari Karawang itu menyaksikan pemandangan yang menyayatkan hati. Minyak panas hampir meluluhkan tangan ibunya, Laela dan sebagian punggung ayahnya, Muhammad Uun.

Asisten Manajer Kopsyah BMI Cabang Klari Karawang Ahmad Ubadillah di depan meja kerjanya. Ia merupakan satu dari dua alumni Program Beasiswa Paket C Kopsyah BMI yang karirnya hingga Asisten Manajer.

Oleh para tetangga, keduanya langsung dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang. Bagi Ubadillah, kejadian di pertengahan tahun 2012 itu bukan saja melukai fisik kedua orang tuanya, namun juga seluruh nafkah mereka.

”Usaha warung makan pun distop (sementara) dulu. Saat itu, keluarga kami tidak punya penghasilan apa-apa lagi pak,” terang Ubadilllah.

Kejadian itu terjadi tak lama setelah dirinya lulus dari SMPN 1 Mauk. Peristiwa itu pula lah yang membuatnya tak sampai hati meminta orang tuanya untuk membiayainya ke jenjang SMA.

”Sebenarnya keluarga saya mampu dan mau (menyekolahkan), tapi melihat kondisi mereka, saya nggak tega. Apalagi saat itu, masih ada dua adik saya yang butuh biaya sekolah,” ujar Ubadillah.

Sebagai anak pertama, Ubadillah memilih membantu keluarganya. Setiap hari, ia bersama ayah dan ibunya bekerja menjahit sandal, usaha yang digeluti kedua orang tuanya usai musibah itu. Masa remajanya pun dihabiskan untuk membantu usaha orang tuanya. Ia tak menerima upah, uang jajan yang diberikan ia tabung.

Bagi Ubadillah, jajan memang bukan perbuatan yang dilarang. Namun jika uang jajan ditabung, itu jauh lebih baik. Tanpa disadari oleh Ubadillah, apa yang dilakukannya justru bisa memenuhi perlengkapan sekolah adik beradiknya.

”Alhamdulillah, adik-adik saya bisa terus sekolah pak,” ujar pria kelahiran 13 Juni 1997 itu. Nur Fauziah, adik perempuan Ubadillah kini bekerja sebagai staf lapang Kopsyah BMI Cabang Rajeg, Tangerang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Sudah tiga tahun, Ubadillah membantu usaha orang tuanya.Hingga kemudian, sang ibu Laela yang juga anggota Kopsyah BMI Rembug Pusat Merah mendapatkan pembiayaan dari BMI dan membuka usaha warung makannya kembali. Namun, lagi lagi Ubadillah tetap ingin membantu keluarganya.

Selama itu pula, Ubadillah yang sebelumnya berkutat dengan jahit menjahit kini kembali meramu bumbu dan masakan usaha warung ibunya. Namun, dari lubuk hati yang paling dalam, ia masih memiliki semangat melanjutkan sekolahnya. Hingga suatu hari di Juni 2014, Laela mendapat informasi ada pendaftaran Beasiwa Paket C untuk anak anggota Kopsyah BMI.

”Pas dapat informasi ada beasiswa Paket C Kopsyah BMI , saya dan ibu langsung daftar pak dan masuk di PKBM Otto Iskandardinata Sukadiri,” terang ayah beranak satu ini.

Selama mengikuti pembelajaran paket C, Ubaidillah masih membantu usaha warung makan keluarganya. Dikatakannya, selama mengikuti pembelajaran, Ubai tidak hanya mendapatkan pengetahuan formal, melainkan juga Pendidikan perkoperasian (Peserta dan PKBM) dan life skill lainnya. Termasuk pendidikan komputer yang manfaatnya ia rasakan hingga kini sebagai asisten manajer di Cabang Klari, Kabupaten Karawang.

Foto Ahmad Ubaidillah sebelum mengikuti beasiswa Paket C Kopsyah BMI.

”Saya pun mengenal seperti apa operasional Kopsyah BMI saat di Paket C. Saya tahu apa manfaatnya menjadi anggota koperasi dan bagaimana Kopsyah BMI mengangkat derajat anggotanya juga saat di Paket C,” terangnya.

Dua bulan usai lulus ujian persamaan Paket C, Ubaidillah pun mencoba mengikuti tes sebagai staf lapang Kopsyah BMI. Dan akhirnya diterima pada Agustus 2017. Kantor Kopsyah BMI Cabang Mauk menjadi training center-nya sebagai staf lapang dalam melayani anggota BMI.

Setelah dari Mauk, ia kemudian dipindahtugaskan ke Cabang Baros, Kabupaten Serang. Setahun di Baros, kembali dirotasi ke Cabang Cisoka Tangerang hingga kemudian promosi menjadi asisten manajer di Baros kembali.

”Bagi saya, Kopsyah BMI menjadi orang tua kedua pak. Saya nggak hanya dapat bekal pendidikan tapi juga nafkah dan ladang saya mengabdi untuk anggota dan masyarakat. Karena bekerja di BMI adalah ibadah pak, karena kita tidak hanya membantu anggota untuk maju taraf ekonominya, tapi juga mandiri, anaknya berpendidikan, contoh yang bisa dirasakan adalah ibu dan saya yang dibantu oleh BMI,” terangnya.

Tidak hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, Ubadillah pun menemukan tambatan hatinya saat belajar di PKBM. Yuningsih yang menjadi tutornya di PKBM Otto Iskandar Dinata akhirnya dipersunting pada Agustus 2019. Bagi Ubadillah, menjabat sebagai asisten manajer di cabang baru menjadi tantangan baginya. Fokus dan jujur menjadi acuannya dalam bekerja.

Ahmad Ubadillah berfoto bersama kedua orang tua dan lima adik beradiknya.

”Sekali lagi saya mengucapkan rasa terima kasih saya kepada para pengurus Kopsyah BMI yang sudah memberikan saya kesempatan dan kepercayaan hingga sekarang mendapatkan kepercayaan di Daerah Klari Karawang. Alhamdulillah, saya mendapatkan bimbingan langsung dari Manajer Cabang Klari Agung Setyawan,”terangnya.

Dari kisah Ubadillah, Koperasi BMI memahami banyak anak anggota dan masyarakat yang belum bisa menyelesaikan studi tingkah menengahnya. Oleh karenanya ada program Kejar Paket C yang dilaksanakan oleh BMI untuk mereka yang belum memiliki ijazah SMA dengan pelaksanaan program belajar Paket C.

Sejak program beasiswa Paket C ini digulirkan pada tahun ajaran 2011-2012, Kopsyah BMI melalui Divisi Pemberdayaan Anggota telah meluluskan 2.494 anak anggota. Bekerjasama dengan lima PKBM, anak anggota tidak hanya pendidikan formal, mereka juga mendapatkan berbagai lifeskill termasuk pendidikan perkoperasian, tata kerja di Kopsyah BMI dan keterampilan lainnya.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara terus menyampaikan bahwa program ini membantu anak anggota yang belum lulus SLTA untuk memiliki ijazah lewat paket C, mengenalkan koperasi kepada generasi milenial sebagai instrumen perekonomian untuk pemerataan ekonomi, pengenalan potensi lapangan kerja yang ada di BMI dan upaya mengenalkan langkah-langkah produktif untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara saat memberikan pendidikan perkoperasian kepada peserta beasiswa Paket C Kopsyah BMI di Gerai Tangerang Gemillang, Minggu 1 Maret 2020 silam. Dari program ini, Kopsyah BMI telah meluluskan 2.494 anak anggota.

“Koperasi BMI perlu konsen pada anak milenial karena mereka inilah sebetulnya ujung tombak masa depan. Kita harus bina jangan mereka justru menjadi beban tetapi sebaliknya menjadi ujung tombak bagi kemajuan dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Dan dia bisa bersama dengan Koperasi BMI mencapai cita-cita mulia ini,” ujar pria yang karib disapa Kambara itu.

Koperasi BMI menterjemahkan tujuan koperasi dalam bentuk pendidikan sesuai dangan pilar pemberdayaan. Hal ini untuk mengangkat kesejahteraan anggota dan keluarga. Dan berperan aktif sesuai dengan ikrar anggota pada point 5 untuk terus mendorong anak anak untuk terus bersekolah. “Koperasi BMI harus menjadi jembatan untuk kehidupan lebih baik buat anak anggota,” jelas Kambara.

Melalui Model BMI Syariah, BMI memiliki konsep pengembangan koperasi dengan 5 instrumen dan 5 pilar. Lima instrumen ini antara lain : sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Lima pilar yang dibangun antara lain : ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.

”Menjadi anggota Kopsyah BMI, tidak hanya meningkat taraf ekonominya, tapi juga pendidikan anak-anaknya, kesehatan dan lingkungannya terjamin karena mengakses pembiayaan sanitasi dan air (MTA dan MTS). Jiwa sosialnya dan spritualnya tinggi karena dipupuk oleh zakat, infak, sedakah dan wakaf (ZISWAF) di Kopsyah BMI,” tandas Kambara.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.

(Togar Harahap/Klikbmi)  

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *