Klikbmi, Bogor – Pembelajaran yang baik pada sekolah vokasi adalah pembelajaran yang mampu menggabungkan materi teoritis dan praktis. Sabtu (5/12), Kamaruddin Batubara (Presiden Direktur Koperasi BMI) kembali ke kampus tercintanya untuk memberikan materi Kuliah Umum untuk mata kuliah Kapita Selekta Agribisnis melalui zoom meeting kepada mahasiswa program studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB.
Tonton Podcast : Pembentukan Koperasi Yang benar. https://youtu.be/Pu-tcXPNDdo
Pria yang juga alumnus Sekolah Vokasi IPB ini memberikan materi peluang, tantangan, kiat-kiat, dan prospek bisnis koperasi syariah serta motivasi kepada mahasiswa agar dapat memulai dan mengembangkan usaha melalui koperasi syariah atau membentuk koperasi syariah dalam kelompok bisnisnya.
“Pertama adalah kultur asli bangsa Indonesia yang senang bergotong-royong dan suka bermusyarawah adalah peluang yang bisa kita ambil sebagai celah untuk mengembangkan koperasi atau koperasi syariah. Saya mencatat ada 7 peluang yang bisa kita jadikan penyemangat dalam mendirikan atau mengembangkan koperasi syariah” tutur pria yang juga tinggal di Bogor ini.
Mahasiwa menyimak dengan antusias kuliah dari praktisi koperasi primer nasional yang masuk dalam daftar Koperasi Besar Indonesia (KBI) ini. “Peluang kedua adalah dengan berkoperasi kita bisa menciptakan captive market. Koperasi dibangun dengan prinsip yang memudahkan siapapun yang punya kepentingan yang sama untuk masuk menjadi anggota. Di Koperasi BMI dengan anggota lebih dari 250 ribu orang tentu merupakan captive market yang luar biasa” papar pria humoris ini.
“Peluang ketiga adalah banyak usaha mikro di Indonesia. Kita harus memanfaatkan kebutuhan usaha mikro sebagai basis kebutuhan mereka dan koperasi haruslah melayani dengan baik. Koperasi berbeda dengan bank. Kalo bank hanya melayani usaha yang sudah berjalan baik, biasanya usaha lebih dari 2 tahun, maka koperasi harus menciptakan ukm yang lebih berdaya. Jadi koperasi membina dan mendampingi ukm. Itulah peluang yang sangat terbuka” ujar Kamaruddin melanjutkan penjelasannya.
Peluang keempat dikatakan oleh Kamaruddin adalah adanya pertanian yang terintegrasi atau integrated farming. “Kelima yang dapat kita jadikan pertimbangan untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi atau koperasi syariah adalah banyak generasi milenial yang masih belum banyak mengenal koperasi dengan baik. Saya melihat ini justru menjadi peluang karena apa, karena ada perkembangan teknologi yang pesat yang memungkinkan digitalisasi koperasi dan digitalisasi bisnis. Peluang digitisasi ini saya anggap sebagai peluang keenam yang berkaitan erat dengan milenial” papar peraih penghargaan Bhakti Koperasi dari Kemenkop & UKM RI ini.
Kamaruddin sangat optimis koperasi tumbuh menjadi korporasi koperasi. “Ini peluang ketujuh yang saya catat. Bung Hatta sangat percaya koperasi mampu tumbuh menjadi perusahaan kolektif dan besar. Koperasi mampu menjadi perusahaan korporasi yang membidani bisnis apapun” ujarnya menjelaskan peluang mengembangkan koperasi.
Lebih lanjut Kamaruddin menjelaskan tahapan dalam mengembangkan koperasi syariah. Yang pertama, berafiliasi dengan koperasi yang sudah ada. Kedua, mendirikan koperasi baru.”Jika adik-adik ingin mendirikan koperasi baru, ada beberapa langkah yang mesti dilalui. Ajak sebanyak mungkin orang untuk join, lakukan pendidikan perkoperasian, tentukan core business koperasi, bentuk pengurus, pengawas, dan manajemen pengelola yang baik, kumpulkan modal, lalu susun Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Operasional Manajemen (SOM), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja-Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RA-RAPB), Anggaran Dasar koperasi (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Peraturan Khusus (Persus) koperasi sebagai landasan hukum gerak koperasi” papar lulusan terbaik program pascasarjana UIKA Bogor ini.
Dalam membangun koperasi yang maju Kamaruddin menjelaskan pentingnya good system dan good people. “Sistem yang baik dan sdm yang baik adalah kunci kemajuan koperasi. Kita harus membangun sistem yang handal. Tetapi orangnya pun harus kompeten. Sdm harus memiliki skill, knowledge, dan attitudes yang baik. Karena tanpa sdm yang kompeten sistem sebaik apapun akan tidak ada manfaatnya” ujar Kamaruddin selanjutnya.
Pada perkuliahan ini Kamaruddin membeberkan banyak hal apa yang telah dilakukan oleh Koperasi BMI terkait dengan tatakelola manajemen, spesifikasi pelayanan prima, 3 pilar ekonomi syariah, digitalisasi koperasi, profile Koperasi BMI, kegiatan sosial dan pemberdayaan, strategi pengumpulan Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF), program wakaf melalui uang dan beras BMI.
Menutup perkuliahan yang diakhiri dengan diskusi yang sangat menarik, Kamaruddin memberikan 3 simpulan penting. ” Kini saatnya milenial menjadi pelaku usaha dengan bergabung atau mendirikan badan usaha koperasi sebagai entitas bisnis dan sesuai dengan prinsip syariah. Saya mengajak mari bergabung pada koperasi yang Indonesia seperti yang saya sampaikan dalam paparan tadi. Selanjutnya, mari menjadi generasi milenial yang visioner, inovatif, adaptif dalam wadah koperasi syariah. Dan terakhir saya berkeyakinan bahwa sistem ekonomi syariah dengan badan hukum koperasi merupakan pilihan tepat untuk solusi kemajuan perekonomian bangsa dalam rangka mewujudkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan ” pungkas Kamaruddin.
Di kesempatan setelah perkuliahan umum selesai, redaksi klikbmi menghubungi moderator acara, Ir. Leni Lidya, MM yang merupakan dosen Program Studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB terkait dengan tujuan perkuliahan umum. “Kuliah umum Kapita Selekta Program Studi Manajemen Agribisnis ini tujuannya untuk memotivasi mahasiswa tingkat akhir yang saat ini semester 5 untuk semangat berwirausaha dan mengembangkan koperasi” ujar Leni dalam pernyataan singkatnya.
Usai acara diperoleh simpulan bahwa Koperasi BMI dapat menjadi media pembelajaran praktik berkoperasi. Bagi yang ingin menindaklanjuti untuk penelitian, PKL, magang kerja dan kebutuhan pembelajaran lainnya mahasiwa dapat menghubungi Humas Koperasi BMI pada nomor wa 081285127765. (Sularto/Klikbmi)