Munajat Bu Lastri Di Sepertiga Malam

Edu Syariah

Nasehat Dhuha  Jumat, 11 Februari 2022| 10 Rajab 1443 H | Oleh : Tim Humas BMI

Klikbmi, Tangerang – Butiran air mata mengalir di pipi Sulastri. Matanya sesekali menatap wajah gadis yang tengah berdiri di depan laptop. Senyum mengembang dari wajahnya. Gadis itu sudah dimake-up, cantik, setelan wisuda lengkap dengan toga telah dipakai makin menambah keanggunanya. Myla Dyan Andini, putri sulungnya beberapa menit lagi akan diwisuda secara online. Hari itu, Myla bergelar Sarjana Teknik Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dari Institut Teknologi Indonesia (ITI) Kota Tangsel, Sabtu 5 Juni 2021.

Bu Lastri-panggilan akrab Sulastri- juga sudah berdandan. Kebaya merah lengkap dengan selendang merah jambu anggun di depan layar. Sama halnya dengan Tuparnah, suaminya. Batik hitam bersama peci menjadi setelan pria asal Gunung Kidul, Jogjakarta itu mendampingi putri sulungnya.

”Myla Dyan Andini,” suara dari balik layar memanggil nama putri sulungnya. Ketiganya langsung berdiri menatap monitor. Memberi senyum dan salam kepada Civitas ITI. Selepas wisuda, kebahagiaan merundung hati Lastri dan Tuparnah. Hari itu, keduanya telah mengantarkan putrinya ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Sulastri (kebaya merah) bersama suaminya Tuparnah mengapit putrinya Myla Dyna Andini, saat wisuda online ITI 5 Juni 2021 silam.

Rasa bangga membuncah dari hatinya. Perjuanganya membesarkan si buah hati akhirnya terbayar. Tanpa rasa mengeluh, Lastri dan Tuparnah lakukan untuk masa depan putra-putrinya. Keduanya tidak pernah meratapi kemiskinan yang pernah dialaminya meski akhirnya kini sudah dalam kondisi yang mapan.

Pagi hari di Bulan Oktober 2009, Lastri masih ingat saat menerima uang Rp500 ribu di sebuah kumpulan rembug pusat tak jauh dari rumahnya, Perumahan Griya Serpong Asri, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Uang tersebut merupakan pembiayaan pertamanya dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang kala itu masih bernama LPP-UMKM. Pembiayaan yang baru diteken Suta Atmaja Hidayat (Manajer Cabang Cisauk saat itu) langsung dipakainya untuk menambah modal warung sembako kecil di rumahnya.

”Waktu itu, suami saya masih jadi buruh pabrik. Penghasilan warung saya malah lebih besar dari suami saya. Kami juga nggak nyangka bisa menyekolahkan anak setinggi ini. Sedih kalau dengar cerita itu mas,” ujar Sulastri saat ditemui Klikbmi, Kamis 10 Februari 2022.

Saat itu, Keluarga Sulastri masih tidur bersama tumpukan keperluan warung. Berlima di kamar yang sama. Panas dan pengap dilalui Sulastri dan suaminya dengan tabah. Meski masing-masing punya usaha, penghasilan mereka habis untuk memenuhi kebutuhan dapur, sekolah Myla yang masih duduk di bangku SD, susu untuk Muhammad Ari Anggoro, putra keduanya yang baru berusia 5 tahun dan putri ketiganya yang masih bayi.

”Sebelum buka warung sembako, paginya saya jadi tukang antar jemput anak sekolah. Kemudian, ikut jualan tongseng dan sate. Apapun pekerjaan itu, saya lakukan. Yang saya rajinin cuma minta sama Allah SWT di sepertiga malam (Tahajjud). Minta sama Allah biar dilapangkan rezeki, dikasih anak-anak yang berbakti. Biarin bapak ibunya SMA, asal anaknya sarjana,” paparnya.

Sedikit demi sedikit, Lastri mulai menabung. Penghasilan, lantas disimpannya. Alih-alih jika ada keperluan mendesak. Dari hasil tabungan tersebut, pada akhirnya ia bisa membangun usahanya semakin berkembang. Pekerjaan mengantarkan anak sekolah ia hentikan setelah mendapat luka serius di kakinya akibat kecelakaan.

”Meski demikian, saya tetap dagang. Amanah dari BMI harus saya gunakan sebaik-baiknya karena saya sadar, Cuma Kopsyah BMI yang tahu kesulitan saya. Modal yang dari Kopsyah BMI terus meningkat, dari Rp500 ribu jadi Rp3 juta, dan terus besar jumlahnya,” jelasnya.

Sulastri bersama suaminya Tuparnah berfoto bersama anggota keluarganya usai wisuda putri sulungnya.

Berjuang dengan kondisi ekonomi marit marit, sembari membesarkan 3 orang anak bukanlah hal yang mudah untuk dijalani Sulastri dan Tuparnah. Namun, melihat semangat anak-anaknya dalam belajar menjadikannya semakin tabah dan kuat menjalani hidup.  

Munajat Sulastri di sepertiga malam masih rutin ia lakukan. Hingga di pertengahan 2015, ia mendapat kabar bahwa putri sulungnya mendapat beasiswa. Keberhasilannya mencapai kejuaraan nasional di cabang lari, membuat Myla lolos ke perguruan tinggi.

Di tahun yang sama, Sulastri memberanikan diri untuk menyewa toko plastik dan bahan kue di pinggir Jalan Raya Cisauk-Lapan, Suradita, berhadapan dengan Toko Bangunan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia. Di saat itu juga Pembiayaan dari Kopsyah BMI begitu mendukung usahanya untuk maju. Sekarang, toko plastiknya beromzet Rp6 juta per hari. Sementara, pekerjaan sebagai buruh pabrik sudah ditinggalkan Tuparnah. Kini, ia telah membuka pengisian air oksigen.

Sulastri melayani pelanggan di toko plastik dan bahan kue miliknya di Jalan Raya Cisauk Lapan, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.

”Alhamdulillah, sekarang saya dapat amanah (pembiayaan) dari Kopsyah BMI sebesar Rp70 juta. Semua saya tarok di toko plastik dan bahan kue ini pak. Omzetnya lumayan lah pak, sampai bapaknya kaget ada Mobil Rush terbaru sudah nangkring di depan rumah,” ujar wanita Kelahiran Desa Ronggojati , Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah, 48 tahun silam itu sembari tersenyum.

Meski kondisinya sudah mulai mapan, Lastri dan Turpanah tetap bersikap sederhana. Hilir mudik para pelanggan tetap dilayani setiap hari. Harga yang ditawarkan tokonya pun lebih murah dari pasaran. Lastri pun membagikan resep hidupnya agar terus tetap berusaha, yakni tak pernah iri dengan rezeki orang lain dan berserah diri bahwa rencana kehidupan sudah diatur Allah SWT. Baginya, berdagang bukan sekadar mencari untung semata, ia juga menjalin silaturahminya dengan para pelanggan di toko tersebut. ”Jangan pernah merasa iri, rezeki sudah diatur Gusti Allah mas,” tegasnya.

Sulastri saat ditemui di tokonya, Jalan Raya Cisauk Lapan, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Myla Dyna Andini, kini resmi menyandang gelar sarjana. Ia mencoba peruntungan di dunia bisnis yakni dekorasi pesta. “Perasaanya luar biasa sekali, akhirnya bisa diterima masuk ITI dengan beasiswa dan lulus,” kata Myla, sapaan akrab Myla Dyna Andini

Myla mengaku tidak pernah mengeluh akan kehidupannya yang serba terbatas. Paham dengan kondisi keluarganya, tidak sekalipun ia menuntut bisa sekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Dia berusaha untuk menyenangkan ibunya dengan rajin belajar dan berprestasi. Selama duduk di bangku SMP, ia sudah giat berlatih lari atletik dan mengantarnya mendapat beasiswa.

Bukan hanya Myla, adiknya yakni Muhammad Ari Anggoro juga menggondol beasiswa dari jalur prestasi. Prestasi tingkat nasional di bidang bola voli mengantarkan mendapat beasiswa di UKI Jakarta. Kini sang adik memperkuat tim voli BFC69.

Ya, seorang Ibu tidak mengharapkan imbalan apa pun dari apa yang di berikannya selama ini, tugasnya di dunia ini hanyalah memberi memberi dan memberi. Dari rahimnya lah ia melahirkan sosok-sosok manusia yang hebat. Bagi Sulastri anak adalah segalanya, anak adalah separuh hidupnya, di saat sosoknya telah tiada doanya yang selalu terlantun untuk anak-anaknya.

Allah Berfirman :

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman : 14)

Di tengah kondisinya yang getir, Sulastri masih memegang teguh amanah. Pembiayaan yang dipakainya ia tuangkan semua sebagai modal usaha. Hingga kemudian, kepercayaan itu berbuah manis, memiliki anak-anak yang berprestasi

Perjuangan Sulastri menjadi semangat untuk kita menjadi lebih baik, cinta dan kasih sayang serta doa seorang ibu akan selalu menuntun langkah hidup buah hatinya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mendoakan keluarga kita, orang-orang yang selalu giat berikhtiar, selalu teguh memegang amanah, dan senantiasa yakin Allah Swt menjamin rezeki hamba-hambanya yang selalu giat berusaha. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *