Serang.klikbmi.com– Kehidupan Sumanta seperti roller coaster naik turun. Tahun 2002, ia memutuskan keluar dari pekerjaan sebagai pegawai hhonorer di Kejaksaan Negeri Kota Bandung, Jawa Barat Alasannya satu. Ia gagal dalam penerimaan CPNS. Padahal sudah 4 tahun Sumanta mengabdi di instansi Korps Adhyaksa tersebut, namun kesetiaannya selama ini dianggap sia-sia. Di sana pekerjaan Sumanta tak main-main dan beresiko tinggi Pekerjaannya mengantarkan para tahanan dari Rutan ke Pengadilan Tinggi untuk menjalani persidangan. ” Dengan resiko seperti itu saya mendapatkan gaji Rp80 ribu per bulan, kurang setia apalagi saya. Tapi pas saya daftar CPNS. Kenapa orang lain yang diterima,” terangnya kepada Redaksi Klikbmi, Rabu 23 Oktober. 2024.
Tak ingin larut dalam kesedihan, Sumantra memilih jalan yang berbeda. Ia kemudian mencari penghidupan dari terminal ke terminal hingga salah satu Perusahaan Otobus menjadikannya pengurus di Terminal Tanjung Ppriok Jakarta Utara. Kehidupan yang keras dan gaya hidup yang tak baik membuatnya keluar dan memutuskan menggarap lahan pinjaman di Desa Pagintungan,Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang.
“
Hingga pada Tahun 2023, Sumanta dipertemukan oleh Koperaasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). Dan kemudian mengskses pembiayaann Mikro Mitra Tani dan Ternak (MMT)sebesar Rp20 juta sebagai modal untuk pertanian jagung di atas lahan 7 hektar.lahan tersebut merupakan lahan milik orang lain yang dipinjamkan padanya untuk dirawat agar tak terbengkalai
tak hanya Pembiayaan, Sumanta juga mendapatkan pendampingan dari Tim Pemberdayaan Kopsyah BMI yang dikepalai Manajer Pemberdayaan anggota M.Suproni bersama timnya Dedi Suhaemi dan Suhri Ghozali Lubis
Bulan Oktober ini Sumanta tengah menjalani panen jagung perdana dari pembiayaann Kopsyah BMI di lahan 7 hektar dengan potensi hasil panen 5 ton setiap hektar dengan harga per Kg antara Rp3.000 hingga Rp5000. ” “Alhamdulillah hasil panen bulan ini cukup menjanjikan pak. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI yang tak hanya memberikanpembiayaan amun juga pendampingan,” jelas Sumanta.
Ia mengatakan endampingan menjadi sangat penting, karena dengan hadirnya para pendamping mereka menjadi tempat bertanya para petani,” sekiranya ada masalah yang perlu ditangani dengan segera dan Alhamdulillah panen berjalan lancar,”terang Sumanta
Pendamping dari Kopsyah BMI memberi pencerahan kepada kami tentang bagaimana menjadi petani jagung yang berkualitas,” jelas Sumanta
Terrpisah di sela kunjungannya dalam monitoring proyek KOPSEK BMI dan Kopjas BMI di Samarinda Kalimantan Timur,, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengatakan, bagi Kopsyah BMI, koperasi adalah pemberdayaan anggota melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota. Anggota Kopsyah BMI yang memiliki lahan harus diberdayakan, lahan tidak boleh menganggur dan petani anggota Kopsyah BMI harus sejahtera dari hasil pertanian ini.
“Tujuan kami memberikan pembiayaan ini adalah untuk memberdayakan petaniuntuk meningkatkan hasil produksi,” paparnya.
pria yang karibdisapa Kambara itu menambahkan pembiayaan MMT meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan pengembangan produksi pertanian dan peternakan untuk kesejahteraan anggota, khususnya petani dan peternak.( Togar/ humas)