Pantang Kurangi Porsi dan Mutu Dimsum
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; (QS Al Qashash : 84)
KLIKBMI.COM, TANGERANG – Di tengah kesulitan, ada kemudahan. Bisnis dimsum Nano 58 yang dikelola Sri Hidayati tetap bertahan di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Sri Hidayati adalah anggota Kopsyah BMI yang tergabung dalam Rembug Pusat Pir Kantor Cabang Cisauk.
Bisnis Dimsum Nano 58 merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh lima anggota Keluarga Sri Hidayati. Sudah 10 tahun lamanya, usaha cemilan asal Tiongkok ini mereka jalankan. Bermula ajakan sang kakak Hidayatno, wanita berusia 43 tahun ini juga ikut berkecimpung dalam semua tahap produksinya. Termasuk suaminya, Udin Setiadi. Pria 53 tahun itu yang bertanggung jawab di semua tahap produksinya. Usaha itu kini memilki 11 karyawan.
Dimsum Nano 58 awalnya menyasar pembeli partai besar, seperti reseller dan restoran di sejumlah mall di Tangerang. Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Produksinya yang sebelumya mencapai 2.000 hingga 3.000 porsi (satu porsi isi 4 dimsum) kini berkurang 70 persen.
Kini produksi mereka meluncur ke angka 500 hingga 600 porsi. Kendati demikian, mereka menolak untuk mengurangi karyawannya. Mereka tetap bekerja seperti biasa.
”Jam kerja karyawan memang kami kurangi jadi setengah hari, tapi kami tidak sampai hati untuk mengeluarkan mereka,” jelasnya.
Pandemi membuat restoran tak bisa lagi diandalkan karena pengetatan pergerakan, di sisi lain permintaan dari pembeli rumahan makin ramai. Akhirnya, ia memutuskan lebih fokus menggarap penjualan online dan promosi dari mulut ke mulut. Omsetnya kini mencapai Rp5,4 juta per hari.
Meski usaha keluarga, Sri Hidayati tetap menopang permodalanya lewat pembiayaan dari BMI. Sebagai ketua Rembug Pusat Pir, wanita empat anak itu mengaku merasa terbantu lewat pembiayaan BMI yang bisa menopang usaha tersebut.
” Saya bergabung dengan Kopsyah BMI tahun 2013 di rembug pusat Pir. waktu itu pertama kali saya menerima pembiayaan dari Kopsyah BMI sebesar Rp2 juta. Saya manfaatkan untuk membantu permodalan usaha ini, ” ujar Hidayati.

Alhamdulillah, kini Hidayati bisa membantu usaha dimsum milik keluarganya hingga bisa menyekolahkan anaknya dan bisa memiliki rumah yang cukup baik. Tempat produksi dimsum sendiri berada di belakang rumah sang kakak, Hadiyatno di di sentra produksi Dimsum Nano 58, Kampung Rancamoyan, RT 017, RW 003, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang itu. Sementara, rembug pusat anggota BMI dihelat di halaman rumahnya.
Sejak pukul 12 malam hingga jam 3 dini hari, mereka telah mengukus dimsum yang kemudian dipasarkan pagi harinya. Kemudian, pembuatan dimsum dilakukan pada pagi hari hingga jam 12 siang. Meski pandemi, usaha dimsum ini pantang mengurangi bentuk dimsum. Dari sebelum pandemi hingga pandemi sekarang, ukurannya tetap sama.
Mereka juga menjaga mutunya hingga sampai ke tangan konsumen. Termasuk porsi bahan pembuatan dimsum. Selain ayam sebagai bahan utama pembuatan dimsum, ada 6 varian sayur dan aneka seafood juga dimasukkan. Seperti wortel, cumi, kepiting, daging asap (smoke beef), udang dan telur. Semua menumpuk menjadi satu.
”Alhamdulillah, kami tetap bertahan semua berkat kasih sayang Allah SWT, lewat kerja keras dengan amanah menggunakan modal pembiayaan dari Kopsyah BMI, ” jelas Sri Hidayati.

Hidayati juga sangat berterima kasih kepada Kopsyah BMI yang telah membantunya dan bekerjasama selama ini. Kini pembiayaannya sudah mencapai Rp 22 juta. ” Saya selaku pribadi maupun ketua rembug pusat Pir mengucapkan banayk terima kasih kepada Kopsyah BMI yang setia selama ini mendampingi usaha saya hingga berkembang pesat seperti sekarang. Dari mulai pembiayaan Rp 2 juta hingga Rp22 juta rupiah saat ini. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih,” akunya.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara sangat gembira melihat anggotanya yang beranjak sukses seperti Ibu Sri Hidayati. Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa Kesuksesan itu harus ditularkan kepada seluruh anggota Koperasi BMI.

”BMI terus berkomitmen untuk mengangkat kesejahteraan anggota. Ibu Sri Hidayati adalah salah satu contoh anggota yang tekun berusaha dan memanfaatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI dengan tepat sehingga berhasil seperti sekarang. Diperlukan juga usaha yang tekun dan istiqomah, jangan berhenti sebelum sukses dan berhasil, Sukses ini harus ditularkan kepada anggota lainnya, harus sukses bersama sama, itu baru luar biasa,” jelasnya.
Kamaruddin Batubara juga mengajak seluruh anggota Koperasi BMI untuk selalu menabung lewat produk simpanan yang ada di Koperasi BMI. ” Mari kita sisihkan hasil usaha kita dengan menabung di Kopsyah BMI. Semangat menabung di Kopsyah BMI harus kita galakan, baik di simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan tamasya, simpanan umroh dan haji ataupun Deposito SiJaka di Kopsyah BMI, ” pungkasnya.
(gar/KLIKBMI)