Tangerang, klikbmi.com – Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) terus membuktikan bahwa koperasi dapat berfungsi sebagai entitas pemberdayaan masyarakat yang konkret dan berkelanjutan. Melalui berbagai program sosial, seperti Hibah Rumah Siap Huni (HRSH), prinsip gotong royong di antara anggota koperasi menjadi kunci utama dalam mencapai keberhasilan dan membawa perubahan signifikan bagi mereka yang membutuhkan.
Pada Rabu, 5 Februari 2025, Kopsyah BMI melaksanakan peletakan batu pertama untuk pembangunan HRSH bagi dua warga Kabupaten Tangerang yang bukan anggota koperasi. Dua warga tersebut adalah pasangan suami istri, Sani dan Peot, yang tinggal di Kampung Tanjung Burung RT 014, RW 007, Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga. HRSH kedua diperuntukkan bagi Bu Enas, warga Kampung Kebon Kelapa RT 002, RW 003, Kelurahan Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji.
Peot sehari-hari bekerja sebagai buruh lapak limbah dengan penghasilan yang bervariasi antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari, tergantung pada ketersediaan bahan limbah. Ia tinggal bersama istrinya, Sani, dan mereka belum dikaruniai anak. Saat ini, mereka tinggal di rumah yang sangat tidak layak, dengan dinding bilik yang berlubang dan lapuk, atap yang bocor saat hujan, serta lantai tanah.
Selain sebagai buruh, Peot juga berperan sebagai marbot di mushola dekat rumahnya. Pria berusia 51 tahun ini dikenal telaten dalam mengurus mushola dan mengumandangkan adzan pada waktu sholat.
Nasib Enas tidak jauh berbeda dengan Peot. Wanita berusia 66 tahun ini adalah seorang janda yang tinggal bersama dua anak dan dua cucunya. Ia memiliki delapan anak, tujuh di antaranya laki-laki dan satu perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Enas bergantung pada pemberian anak-anaknya.
Enas tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni, dengan dinding bilik yang berlubang dan atap yang bocor. Lantai rumahnya terbuat dari tanah, dengan karpet yang sudah sobek. “Kadang ingin memperbaiki, namun apa daya ekonomi tidak mampu karena sehari-hari bergantung pada anak-anak, dan mereka pun hanya bekerja sebagai buruh serabutan,” ungkap Enas.
Peletakan batu pertama di rumah Peot dihadiri oleh manajer Ziswaf Andi dan tim Sarwo Edi, manajer area 01 Endang Samdawi, serta manajer cabang Teluknaga Muhammad Jana. Selain itu, hadir juga Kasi Pemberdayaan Kecamatan Teluknaga Aziz, Sekretaris Desa Tanjung Burung Hasan Basri, anggota Kopsyah BMI, dan masyarakat sekitar.
Hasan Basri menyampaikan apresiasinya terhadap Kopsyah BMI dan menyatakan ketertarikan untuk bergabung menjadi anggota koperasi karena berbagai manfaat sosial yang diberikan. “Koperasi BMI ini berbeda. Banyak ladang ibadahnya. Saya akan mengajak warga untuk bergabung,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Pemberdayaan Kecamatan Pakuhaji, M. Buni, dalam peletakan batu pertama pembangunan HRSH untuk Enas. Ia memberikan apresiasi yang besar kepada Kopsyah BMI atas dedikasinya dalam mensejahterakan masyarakat Pakuhaji. “Rumah merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting karena dapat memberikan kenyamanan bagi mereka serta membantu mereka untuk fokus meningkatkan taraf hidup,” ujarnya didampingi Manajer Kopsyah BMI cabang Pakuhaji Ryan Hidayatullah.
Direktur Utama Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara, menjelaskan bahwa pembangunan HRSH merupakan amanah dari UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, pasal 4, yang menyatakan bahwa peran koperasi adalah membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, khususnya, dan masyarakat, umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. (Togar/Humas)
