Nasehat Dhuha Kamis, 12 Agustus 2021 | 3 Muharram 1443 H| Oleh: Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita kali ini adalah jangan sampai kita menjadikan uang sebagai Tuhan kita. Ini penting kita kaji agar kita dalam kehidupan ini tidak diperbudak oleh uang. Uang itu bagai dua sisi mata pisau. Di satu sisi dapat memberi manfaat. Tapi di sisi lain bisa memberi mudharat bagi yang tak mampu menggunakannya dengan bijak.
Mungkin istilah tersebut tidak harus kita jadikan acuan. Tapi kenyataannya, istilah itu memang benar adanya menurut realita yang terjadi di kehidupan sekitar kita. Tidak ada yang salah dengan uang. Dan tidak ada yang salah dengan orang yang berikhtiar untuk mendapatkan uang. Yang menjadi masalah adalah peredaran uangnya (Bagaimana mendapatkannya dan bagaimana dibelanjakannya).
Sudah menjadi fitrah manusia memiliki kecintaan terhadap uang yang merupakan salah satu jenis dari harta benda. Allah berfirman di dalam surat Ali Imran ayat 14 yang berbunyi :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Siapa yang tidak suka uang? Hampir setiap insan senang jika mendapatkan uang. Bahkan uang sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer yang harus didapatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi dalam keadaan pandemi seperti ini. Yang ada sebagian orang bilang, untuk mencari uang dengan cara yang haram aja susah, apalagi dengan cara yang halal. Naudzu billah.
Jangan jadikan uang sebagai Tuhan kita, dan jangan sampai kita diperbudak oleh uang.
Orang dengan slogan “dengan uang kita bisa membeli segalanya dan berbuat segalanya” hingga akhirnya mengejar tanpa batas hanya untuk mendapatkannya dengan cara apapun maka itu dinamakan budak uang.
Bekerja hanya untuk uang. Segala pekerjaannya orientasinya adalah uang. Bekerja siang malam membanting tulang hingga lupa akan kewajibannya sebagai hamba hakiki yaitu penghambaanya kepada Allah karena uang.
Rasulullah SAW sangat melaknat seorang HAMBA UANG tersebut.
عن أبى هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تَعِسَ عبدُ الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، إنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وإنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ
Rasulullah SAW bersabda: ”Merugilah budak dinar, dirham, dan qathifah (pakaian). Jika diberi ia ridha, jika tidak diberi ia tidak ridha.” (HR Bukhari)
Pada hadist di atas, Rasulullah SAW mengingatkan manusia yang menuhankan uang (dinar dan dirham) akan merugi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Beberapa alasan pantas meruginya BUDAK UANG di dunia dan akhirat :
- Karena manusia seperti ini akan tersibukkan oleh urusan uang, sehingga melalaikan kewajibannya terhadap Allah SWT.
- Karena manusia seperti ini buta mata dan hati, sehingga tidak bisa membedakan jalan yang halal dan haram dalam mencari uang.
- Karena tujuan hidup manusia yang hakikatnya adalah akhirat, berubah menjadi semata-mata dunia, sehingga akhirat terlupakan.
- Karena dia akan diuji dengan tiga hal, yakni cita-cita tak berujung, kemiskinan yang tak akan mencapai kecukupan, dan kesibukan yang tidak lepas dari kelelahan.
- Karena manusia seperti ini akan terikat dengan uang yang menjadikan uang sebagai acuan bahagianya.
- Karena manusia seperti ini akan menjadi serakah. Rasa tidak puas akan selalu muncul dalam hatinya karena uang yang sudah berhasil diraih selalu saja kelihatan sedikit, selalu kelihatan kecil.
Bahkan Rasulullah SAW jauh-jauh hari mengkhawatirkan masa depan umatnya bila umatnya menguasai dunia. Beliau bersumpah, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan, tapi aku khawatir seandainya dunia ditaklukkan kamu sekalian seperti ditaklukkan orang-orang sebelum kamu, akibatnya kamu berlomba mencari dunia seperti mereka berlomba dan dunia pun menghancurkan kamu seperti menghancurkan mereka (HR Bukhari dan Muslim).
Di beberapa kesempatan, Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI, juga mewanti-wanti seluruh karyawan Koperasi BMI agar tidak menjadikan uang sebagai Tuhannya. Yang mana orientasi hidupnya adalah mendapatkan uang dan keuntungan duniawi semata. Selain itu, beliau juga mencontohkan dan mengajak seluruh karyawannya dan juga anggota Koperasi BMI untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk disedekahkan dengan zakat,infaq dan wakaf untuk kemaslahatan umat agar uang yang dimiliki lebih berkah.
Hampir segalanya butuh uang. Akan tetapi uang bukan segala-galanya. Semoga kita semua tidak termasuk dari hamba uang. Aamiin. Wallahu a’lam bish-showaab
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).